IRDESS, KAYUAGUNG, OKI – Faktor
cuaca yang tidak menentu sangat dikeluhkan seluruh petani di lima kecamatan
dalam Kabupaten OKI. Bahkan sudah empat tahun berturut sejak 2009 lalu hingga
sekarang, sawah yang menjadi andalan mata pencaharian petani tidak bisa
ditanami padi akibat masih tergenang air.
Lima kecamatan yang gagal tanam tersebut yakni Kota Kayuagung, Sirah Pulau
Padang, Jejawi, Pampangan dan Pangkalan Lampam. Malah bukan tidak mungkin,
kecamatan lain seperti Lempuing Jaya dan Lempuing yang juga banyak persawahan
mengalami nasib serupa.
Agar tetap bertahan hidup, warga banting stir dalam menanam padi menjadi
berkebun, buruh bangunan, berdagang, tukang ojek bahkan merantau.
Sudrono Asnawi SSos dari Fraksi Golkar DPRD OKI mengatakan, untuk
persawahan di Kota Kayuagung, Sirah Pulau Padang, Jejawi dan Pampangan, para
petani membutuhkan pintu air untuk mengendalikan debit air di lahan persawahan.
Hal ini berdasarkan hasil aspirasi warga khususnya petani di kecamatan itu.
“Sektor pertanian mengalami pertumbuhan tinggi kedua setelah sektor
pembangunan di OKI. Jadi hal ini harus menjadi perhatian pemerintah untuk
mendukung ketahanan pangan nasional,” kata politisi yang telah dua periode
menjadi wakil rakyat.
Sedangkan Ahmad Mahidin dari Fraksi
Demokrat menambahkan, terjadinya gagal tanam pada kecamatan selama empat tahun
ini sangat miris, karena belum ada upaya dari pemerintah yang memuaskan
masyarakat. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) OKI ke depan harus punya terobosan
yang baik di bidang pertanian.
“Kabupaten OKI selama ini menjadi distributor pertanian di Sumsel, tapi
belakangan ini daerah kita justru mengalami kemerosotan. Banyak petani di
daerah kita yang gagal tanam bertahun-tahun,” katanya.
Sekretaris Desa Awal Terusan
Kecamatan Sirah Pulau Padang, A Rasyid menerangkan, padi yang tidak bisa
ditanam akibat debit air di persawahan Lebak Dalam dan Lebak Sedang.
Petani hanya bisa menanam padi di lahan Pematang Darat. Persentasenya,
hanya 30 persen saja lahan persawahan yang bisa ditanami padi.
“Kejadian seperti ini sudah empat tahun terakhir. Sebelumnya, walaupun ada
pergeseran waktu tanam, hanya satu atau dua bulan saja sehingga masih ada sawah
yang bisa ditanami. Sedangkan tahun ini, waktu tanamnya bergeser hingga 5 bulan
jadi padi tidak bisa ditanam,” jelasnya.
Sebelumnya Kepala Dinas Pertanian OKI, Ir Asmar Wijaya membenarkan ada
beberapa kecamatan yang sawahnya tahun ini tidak bisa ditanami padi karena
areal lahan digenangi air. Untuk di kecamatan Sirah Pulau Padang dan Jejawi,
lahan pertaniannya merupakan lebak jadi sangat mudah digenangi air hujan.
“Kemungkinan bisa ditanami tahun depan, sekitar bulan Maret atau April.
Dinas Pertanian sudah berkoordinasi dengan Dinas PU Cipta Karya untuk tahun
depan rencananya akan dilakukan normalisasi sungai dan pembangunan irigasi,”
janjinya.
memang benar kenyataan diatas kami warga desa terusan menang mengeluhkan juga hal tersebut. khususnya bagi warga yang mempunyai lahan persawahan di lebak sabang ulak jermun sudah 4 tahun ini tidak bisa tanam akibat air yang tak kunjung surut,di tambah lagi saat ini lahan sawah banyak tumbuh gulma berbatang keras seperti setidur/setiduk. serutnya lahan sawah yang ditumbuhi setiduk membuat air tak bisa mengalir dengan cepat tertebat oleh setiduk, dan juga membuat lahan tempat untuk berkarangpun / mencari ikan sangat sulit dan sempit, ditambah lagi bayaran lebak yang begitu tinggi membuat masyarakat banyak yang mengeluh membuat mereka lebih memilih merantau ke daerah lain, sangat disayangkan. jika pemasok pertanian terbesar di kab.OKI ini khususnya kec. Sp. Padang terbengkalai tanpa ada tindakan nyata dari Pemerintah yang tekait selama 4 tahun ini
BalasHapus