IRDESS, KAYUAGUNG, OKI – Kasus
bentrok antara kelompok warga Desa Gajah Mati dengan kelompok warga Sungai
Ceper, Kecamatan Sungai Menang, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), yang
menyebabkan 3 warga tewas dan 6 lainnya luka-luka, kini memasuki babak baru.
Setelah situasi di lapangan kondusif, tim penyidik kepolisian kini telah
memeriksa 8 saksi yang juga pelaku peristiwa bentrok maut tersebut.
Kapolres OKI, AKBP Erwin Rachmat melalui Kasat Reskrim, AKP H Surachman
menegaskan, kondisi di lapangan saat ini sudah sangat kondusif, pihaknyapun
telah memeriksa 8 saksi yang saat itu berada di lokasi bentrok.
“Kasus bentrok ini hanya melibatkan 16 orang termasuk mereka yang meninggal
dunia dan korban luka-luka. Dari 16 orang itu, 6 orang warga Gajah Mati dan 10
orang warga Sungai Ceper, yang sama-sama menjadi PAM Swakarsa di PT Selatan
Jaya Permai (Sampoerna Agro Grup), jadi tidak melibatkan warga dua desa secara
keseluruhan,” ujarnya kepada Irdess Sumsel, Selasa (4/3).
Surachman merinci, dari hasil pemeriksaan 8 saksi tersebut, pihaknya belum
satupun menetapkannya sebagai tersangka. “Sudah ada yang ke arah sana, namun
belum bisa kami simpulkan. Yang jelas, 8 saksi pelaku peristiwa sudah kita
periksa, masih ada 5 saksi lagi yang juga akan kita periksa termasuk mereka
yang mengalami luka-luka dan seorang yang belum diketahui keberadaan yakni
Nopen selaku pimpinan PAM kelompok Gajah Mati,” bebernya.
Jika nantinya split, kata dia, bukan tidak mungkin ke-13 warga yang terlibat
betrok akan dijadikan tersangka. “Jika split, maka semuanya kita tetapkan
tersangka. Namun kita tidak bisa terlalu cepat menyimpulkan, karena Nopen yang
merupakan pimpinan PAM Swakarsa Gajah Mati, belum kita ketahui keberadannya,”
tukasnya.
Dia menjelaskan, awal pemicu bentrok ini adalah permasalahan pengamanan
pengawalan angkutan sawit antara kelompok Nopel dari Sungai Ceper dan Nopen
dari kelompok Gajah Mati. “Jadi selama ini pengamanan pengawalan angkutan sawit
dikendalikan oleh Nopel dari Sungai Ceper sementara dari kelompok Gajah Mati,
Nopen ingin meminta bagian dan masalah ini sempat dibahas di kantor Sampoerna
Agro Palembang. Memang belum deal sehingga pada hari kejadian kedua kelompok
ini bertikai, 6 orang dari Gajah Mati semuanya membawa sajam dan 10 orang dari
Sungai Ceper semuanya membawa Senpi rakitan,” tandasnya.
Terpisah, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) OKI, hari ini, Rabu (5/3),
rencananya akan mempertemukan kelompok warga yang bertikai yakni berkunjung ke
Gajah Mati dan Sungai Ceper, Kecamatan Sungai Menang. Selain melakukan islah
perdamaian antara kedua belah pihak, Pemkab juga akan menyantuni para korban
bentrok, terutama bagi mereka yang ditinggalkan anggota keluarganya lantaran
meninggal dunia akibat bentrokan tersebut.
Bupati OKI, Iskandar SE mengharapkan, khusus bentrok antar dua kelompok PAM
Swakarsa PT Selatan Jaya Permai itu agar kedepan tidak terjadi lagi, begitu
juga dengan kelompok-kelompok PAM Swakarsa yang ada di wilayah Bumi Bende
Seguguk. “Saya berharap ini yang pertama dan terakhir, saya tidak ingin ada
lagi yang menjadi korban kesalahpahaman tersebut,” ujar Bupati kemarin.
Dalam kasus tersebut, pihaknya berharap agar pihak kepolisian dapat
bertindak seadil-adilnya. “Bagi yang bersalah harus diproses hukum, bagi yang
tidak bersalah ya tidak harus dihukum, intinya kami minta Polres OKI dapat
bertindak adil. Dan bagi mereka yang menjadi korban karena kehilangan anggota
keluarganya, kami berharap bisa bersabar dan berlapang dada, semua pasti ada
hikmahnya,” tukasnya.