Senin, 21 Oktober 2013

RATUSAN HEKTAR SAWAH TERANCAM GAGAL PANEN


IRDESS, INDRALAYA, OI – Tingginya debit air dalam minggu terakhir ini, membuat ratusan hektar sawah yang ada di Kabupaten Ogan Ilir (OI) banyak terendam air, sehingga mengancam gagalnya panen.
Pantauan dilapangan, sawah yang terendam air hingga mencapai ketinggian 20 hingga 30 centimeter (cm) ini mengakibatkan batang padi terendam dan busuk. Padahal padi tersebut diprediksi tidak lama lagi akan dipanen, dari kenyataan demikian petani takut akan terancam gagal panen.
Ratusan sawah yang siap panen yang terendam air tersebut, banyak terdapat di kecamatan Pemulutan Barat, Pemulutan Selatan, Pemulutan Induk, Indralaya dan Indralaya Selatan.
Menurut Soni (30), ketua karang taruna Sungai Lebung Ilir, Kecamatan Pemulutan Selatan, Kabupaten OI, dari sawahnya yang berjumlah 15 hektar, yang bisa dipanen hanya sekitar tujuh hektar. ”Selebihnya tidak bisa dipanen, karena padinya rusak akibat terendam air yang dalam seminggu terakhir ini,” ujar Soni pada Irdess Sumsel, kemarin (20/10).
Dikatakannya juga, masyarakat desa Sungai Lebung Ilir dan sekitarnya, mayoritas petani pasang surut dan nelayan. ”Dengan keadaan seperti ini, jika tidak bekerja keras mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bisa-bisa terancam krisis. Apalagi mencari ikan sekarang juga susah,” imbuhnya.
Dibeberkannya, jika sawah pematang masih panen, tetapi hasilnya tidak memuaskan. Hanya cukup makan beberapa bulan saja, dan untuk sawah dataran lembah ditanam pada saat air sedang surut dan kalau terjadi banjir begini akhirnya padi petani tenggelam. ”Kalau sudah begini, kami sebagai petani tidak bisa menyalahkan siapa-siapa karena semuanya itu proses alam,” tuturnya ramah.
Ditempat terpisah, kades Mayapati, Aman (50) membenarkan bahwa panen tahun ini sebagian ada yang gagal panen. Jika dipersentasikan hanya sekitar 40 persen sawah masyarakat yang dipanen gagal. ”Ini semua disebabkan faktor alam,” katanya.
Menurut Aman, yang bisa panen hanya sawah pematang saja tetapi kalau sawah lembah dipastikan gagal panen alias tidak panen. ”Apalagi di Pemulutan Selatan petaninya banyak mengandalkan sawah lembah,” ungkapnya.
Lain halnya dipersawahan di Teluk Air Putih, Desa Sakatiga, Kecamatan Indralaya, sawah di Teluk Air Putih saat ini sedang panen. Tetapi panennya di dalam air. ”Ya padi yang berbuah dan siap panen itu banyak yang roboh dikarenakan kencangnya hembusan angin dan deras hujan beberapa hari ini,” ujar salah satu petani di Sakatiga, Muplih.
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Perbuntan) Kabupaten OI, Wawan Wiguna membantah, bahwa banyaknya petani di OI yang gagal panen, yang disebabkan kondisi alam yang tidak menentu. Tapi, yang gagal panen itu sedikit, jika dibandingkan warga yang berhasil. Kalian bisa lihat sendiri, baru-baru ini kan kita baru melakukan panen raya di Pemulutan Barat. Hasilnya, cukup memuaskan,” ungkapnya.