Selasa, 03 September 2013

90 JCH OKI TERGOLONG RISTI


IRDESS, KAYUAGUNG, OKI  – Dari total 229 jamah calon haji (JCH) asal Kabupaten OKI yang akan berangkat ke Tanah Suci tahun ini, 90 diantaranya masuk kategori risiko tinggi (risti).
Hal ini diketahui berdasarkan hasil laporan lima dari tujuh puskesmas yang ditunjuk Dinas Kesehatan (Dinkes) OKI untuk memeriksa kesehatan JCH tersebut. Kepala Dinkes OKI dr Mgs HM Hakim, MKes didampingi Kasi Pengamatan dan Pencegahan Penyakit, Rustam, Senin (2/9), menuturkan, berdasarkan hasil pemeriksaan medis, sebanyak 90 JCH yang berisiko tinggi itu dirujuk ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan lebih khusus.
“Hal ini berdasarkan laporan di lima puskesmas yang ditunjuk untuk memeriksa JCH, masih ada dua puskemas lagi yang belum menyampaikan laporan hasil pemeriksanannya, sementara sudah terdata sebanyak 90 JCH yang termasuk risti dan lansia,” ujarnya.
Dia menambahkan, jumlah JCH asal OKI yang akan berangkat haji tahu ini, semuanya sebanyak 229 orang. “Kami yakin jumlah JCH yang berisiko tinggi ini akan bertambah, mengingat masih ada dua puskesmas yang belum melaporkan hasil pemeriksaan, yakni Puskesmas Pematang Mesuji dan Puskesmas Kotaraya, ada kemungkinan lebih dari 100 JCH yang risti,” jelasnya.
Para JCH yang berisiko tinggi ini, kata Rustam, selain usia yang sudah masuk usia lanjut, juga banyak penyakit yang sudah diderita sejak awal, seperti tekanan darah dan kadar gula yang tinggi, rematik, dan penyakit lain yang bisa kambuh sewaktu-waktu. Ditambah kondisi peralihan cuaca antara di Indonesia dan Tanah Suci yang bisa mengakibatkan penyakit tersebut kambuh.
“Karena itulah, mereka perlu mendapatkan pengawasan dan perhatian khusus dari tim medis dan panitia yang ikut dalam rombongan JCH,” terangnya.
Jika tidak dilakukan pengawasan intensif dari tim medis, dikhawatirkan penyakit yang diidap JCH dapat mengganggu JCH yang bersangkutan untuk melaksanakan ibadah haji. Biasanya, karena terlalu bersemangat untuk mengikuti ibadah haji, sampai akhirnya mengabaikan kondisi kesehatan.
“Di sinilah letak pentingnya keberadaan tim medis yang harus memberikan arahan dan imbauan kepada JCH risti ini, agar kondisi kesehatannya tetap terjaga,” ujar dia.
Dijelaskannya, untuk JCH OKI semuanya telah dilakukan pemeriksaan kesehatan, suntik vaksinasi, dan lainnya di sejumlah puskesmas yang telah ditunjuk oleh pihak Dinkes. Hasil pemeriksaan seluruh JCH akan dilaporkan ke tingkat Provinsi dan Pusat. “Sisa dari JCH risti berarti disebut JCH observasi dan mandiri,” tukasnya.
Pihak Dinkes berharap kepada JCH yang sampai saat ini belum memeriksakan kesehatannya atau vaksinasi, agar segera mendatangi beberapa puskesmas yang telah ditunjuk atau langsung mendatangi Dinas Kesehatan. “Oktober kemungkinan sudah mulai ada jadwal keberangkatan, jadi bagi yang belum divaksin agar mendatangi puskesmas atau Dinkes,” tandasnya.
Sementara itu Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) OKI, Ishak Putih melalui Kasi Haji dan Umroh, Asmuni menambahkan, kuota haji di OKI semula sebanyak 305 JCH, kemudian ada 21 jamaah yang tidak melunasi pembayaran biaya keberangkatan sampai batas waktu yang ditentukan, sehingga tinggal 284 JCH, kemudian dikurangi sebanyak 5 orang. “Artinya musim haji tahun ini hanya 229 JCH yang berangkat,” ujarnya.


PEMBUATAN SKCK MENINGKAT 200 PERSEN


IRDESS, INDRALAYA, OI  – Permintaan pembuatan surat keterangan catatan kepolisian (SKCK) di Ogan Ilir meningkat hingga 200 persen. Hal ini dampak dari bakal adanya penerimaan CPNS.
“Naik drastis pembuatan SKCK, ini tidak terlepas dari adanya rencana penerimaan CPNS. Kalau biasanya hanya lima sampai 15 sehari yang dibuat, saat ini bisa mencapai 50. Naik 200 persen lebihlah,” ujar Bintara Urusan SKCK Polres Ogan Ilir, Briptu Dewan Tri Zedy sembari sibuk melayani pembuatan SKCK, Senin (2/9).
Dia mengaku, untuk bulan ini pihaknya belum melakukan rekap berapa banyak yang buat SKCK selama Agustus lalu. Namun, pada Juli ada sekitar 700 lebih yang buat SKCK. “Kalau diperkirakan Agustus lebih dari 1.000 yang buat SKCK,” ungkapnya.
Dari sekian banyak yang buat SKCK, rata-rata adalah warga yang ingin mengikuti seleksi CPNS. “Kalau persentasenya 80 persen untuk ikut tes CPNS, sisanya untuk masuk secaba dan lain-lain,” kata dia.
Tri menambahkan, pihaknya melakukan pekerjaan membuat SKCK ini usai apel sekitar pukul 07.30 hingga waktu pulang pukul 15.00. “Kita lihat juga, kalau yang buat dari daerah jauh, kita rela tutup jam 16.00, bahkan pernah pukul 17.00 kita baru tutup kalau formulirnya masih ada,” terangnya.
Untuk formulir pembuatan SKCK, lanjut Tri, pihaknya dalam setahun hanya dijatah 2.000 lembar. “Stok saat ini masih ada, karena ditambah stok kemarin yang masih banyak tersisa. Jika kurang, ya kita minta tambah pada pihak Polda,” imbuhnya.
Disinggung mengenai syarat pembuatan SKCK, dia mengatakan, diantaranya berupa fotokopi KTP satu lembar, KK satu lembar, sidik jari satu lembar, dan selembar pas foto 4 x 6 berwarna.
“Yang terpenting surat rekomendasi dari pihak Polsek, kalau tidak ada ini tidak bisa. Syarat lainnya berupa mengisi formulir daftar pernyataan dan kartu TIK. Untuk biaya PNBP SKCK Rp10 ribu tentang jenis atas penertiban negara bukan pajak,” tuturnya.
Terpisah, salah satu pembuat SKCK, Mila, warga Indralaya, mengaku membuat SKCK untuk keperluan mengikuti seleksi CPNS yang akan diadakan September ini. “Buat baru nian, karena kebetulan saya baru lulus kuliah,” kata dia.



PENERIMAAN CPNS OI BELUM ADA FORMASI


IRDESS, INDRALAYA, OI  – Jadwal penerimaan CPNS di Kabupaten Ogan Ilir (OI) belum ada formasi dan masih menunggu.
Menurut Kepala BKD Ogan Ilir, Drs Darjis melalui Sekretarisnya M Soleh, Senin (2/9), sampai saat ini pihaknya belum menerima petunjuk teknis dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dan BKN perihal jadwal pelaksanaan penerimaan CPNS.
“Sampai saat ini kami belum menerima petunjuk kapan akan dilaksanakan penerimaan CPNS dari pusat. Namun pastinya pelaksanaan penerimaan CPNS akan dilakukan tahun ini, diperkirakan akan berlangsung minggu kedua atau ketiga September, itu hanya perkiraan saja,” ujarnya.
Setelah ada formasi, lanjut Soleh, pihaknya akan membentuk tim berikut persyaratan yang diperlukan bagi pelamar. “Tak hanya itu, nanti ada tahapannya. Misal kepan dibuka dan berakhirnya pendaftaran, sistem pendaftarannya melalui apa, mungkin sistem online, sampai dengan jadwal penerimaan berkas di BKD,” tuturnya.
Bahkan, Soleh juga mengaku, hingga saat ini pihaknya belum mengetahui formasi apa saja yang disetujui, termasuk pula persyaratan ataupun kriteria yang harus dipenuhi setiap calon yang akan mengikuti penerimaan CPNS.
“Dalam pelaksanaan penerimaan CPNS tahun ini, kita hanya mendapatkan kuota formasi CPNS sebanyak 118 orang. Memang angka ini terbilang kecil dan tidak sesuai dengan kebutuhan riil di lapangan. Karena itu, kita ajukan kembali sebanyak 360 orang dari 660 yang dibutuhkan. Mudah-mudahan yang diajukan kembali dapat direspon oleh BKN,” imbuhnya.
Lebih jauh Soleh menjelaskan, kuota sekitar 118 orang itu dengan rincian 55 persen untuk tenaga pengajar, 35 persen untuk tenaga kesehatan dan 10 persen untuk tenaga teknis.

Terkait detil penerimaan CPNS, Soleh berharap kepada masyarakat untuk bersabar, dan jangan mudah percaya dengan isu-isu yang tidak benar. “BKD main mata atau apalah, jangan didengari, itu hanya isu menyesatkan. Pastinya, informasi pelaksanan penerimaan CPNS ini pasti akan diinformasikan kepada masyarakat Kabupaten Ogan Ilir,” tukasnya.

BAKU TEMBAK DEPAN RM PAGI SORE INDRALAYA


IRDESS, INDRALAYA, OI  – Baku tembak antar warga kepolisian terjadi di depan Rumah Makan (RM) Pagi Sore Indralaya, atau tepatnya di jalan lintas tengah (Jelinteng) Indralaya-Prabumulih, sekitar pukul 11.30 WIB, Sabtu (31/8) kemarin. Insiden itu terjadi diduga dipicu penangkapan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar sebanyak 3 ribu liter.
Baku tembak sekitar lebih kurang sepuluh kali tersebut diduga antara anggota Paminal Polda dan anggota Samapta Polres Prabumulih bernama Dar. Untungnya, kejadian tersebut tidak menimbulkan korban jiwa, lantaran usai melakukan aksi penembakan terhadap anggota Polres Prabumulih, 3 orang diduga anggota Paminal Polda Sumsel langsung melarikan diri.
Tak kalah sigap anggota Polres Ogan Ilir (OI) pun berhasil mengamankan barang bukti berupa mobil truk ps warna kuning Nopol BG 8069 LC yang di dalam baknya terdapat tangki segi empat yang berkapasitas 5 ribu liter berisikan BBM jenis solar sebanyak 3 ribu liter.
Informasi yang dihimpun oleh media Irdess Sumsel, Sabtu datanglah mobil truk bak kuning Nopol BG 8069 LC bermuatan solar bersubsidi ditangkap di daerah Tanjung Raman, Prabumulih sekitar pukul 04.00 WIB dini hari yang disopiri oleh Yanto. Mereka yang menangkap mengaku dari anggota Paminal Polda Sumsel berjumlah 3 orang dengan menggunakan Innova BG 1993 GS.
Kemudian sopir truk langsung menelepon siempunya lalu yang punya barang minta tolong dibantu, kemudian pelaku anggota Paminal Polda menyuruh dibawa ke Polres Prabumulih dan mobil  truk berisi minyak solar tersebut dibawa ke depan Polres Prabumulih, pelaku tersebut meminta uang Rp 50 juta dan diberikan oleh pemilik minyak bernama Imron Junaidi hanya Rp 5 juta.
Setelah itu sopir yang membawa truk tersebut dilepas, kemudian pelaku menyuruh jika mau mobil truk dilepas agar menelponnya pukul 8 pagi, lalu bertemu di RM Pagi Sore Indralaya sekitar pukul 11.00 WIB.
Kemudian pemilik minyak Imron Junaidi dengan anggota Polres Prabumulih datang ke RM Pagi Sore dengan menggunakan Innova warna hitam Nopol BG 1189 DE untuk mengantarkan tebusan uang yang diminta pelaku. Saat pemilik minyak serta anggota Prabumulih mendekati ketiga pelaku, kemudian pelaku tersebut melepaskan tembakan dan dibalas oleh anggota Prabumulih. Setelah itu terjadi tembak menembak sebanyak lebih kurang sepuluh kali kemudian pelaku melarikan diri.
Kasat Reskrim Polres OI, AKP Edy Rahmat Mulyana, didampingi Kanit Reskrim Iptu Herli mengatakan, penembakan tersebut terjadi siang hari, menurut dugaan sementara, penembakan itu lantaran minyak. “Tidak ada korban dalam insiden itu, dugaan sementara masalah minyak,” ungkapnya.
Terpisah, salah satu warga, Pandi (40) yang tinggal tidak jauh dari Tempat Kejadian Perkara (TKP) atau hanya berjarak sekitar 15 meter dari tempat usahanya langsung mengamankan diri berlari ke belakang pondok bersama anak dan istrinya.
Setelah 15 menit berselang ketika suara tembakan tak terdengar lagi serta anggota Polres OI berdatangan, akhirnya ia keluar dan melihat kejadian yang membuat dirinya serta warga sekitar ketakutan.






RIBUAN PELANGGAN PLN NUNGGAK


IRDESS, INDRALAYA, OI  – Perusahaan Listrik Negara (PLN), Ranting Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir (OI), saat ini mencatat ada ribuan pelanggan rumah tangga yang menunggak pembayaran listrik. total tagihan yang tertunggak mencapai Rp1,9 miliar.
PLN Ranting Indralaya mengancam akan mencabut sambungan listrik jika para pelanggan yang menunggak listrik dalam waktu yang sudah ditentukan belum melaksanakan kewajiban.
Kepala PLN Ranting Indralaya, Rahman melalui Supervisor Pelayanan dan Administrasi, Rosandi, Minggu (1/9), mengatakan, saat ini tunggakan tagihan didominasi rumah tangga hingga mencapai Rp1,9 miliar. Jumlah tersebut beragam dengan lama tunggakan mulai dari satu hingga tiga bulan.
“Ya, tunggakan untuk rumah tangga saat ini mencapai Rp1,9 miliar. Kalau lama tunggakan bervariasi,” ungkapnya.
Selain tunggakan rumah tangga, lanjut Rosandi, PLN Indralaya juga mencatat ada sektor lain menunggak pembayaran yakni bisnis dan lain-lain.
“Jika dikalkulasikan semua, tunggakan seluruhnya capai Rp2,3 miliar terhitung saat ini. Rinciannya, tunggakan untuk wilayah Indralaya Rp1,1 miliar, Tanjung Batu Rp560 juta, Tanjung Raja Rp475 juta, dan wilayah Muara Kuang Rp198 juta,” paparnya.
Untuk itu, lanjut dia, PLN Indralaya mengimbau kepada seluruh pelanggan yang mempunyai tunggakan untuk segera menyelesaikan tagihan. Jika tidak, PLN tidak segan-segan akan membongkar paksa meteran di rumah pelanggan.
“Sudah semua pelanggan yang nunggak kita kasih imbauan, masih ada yang membandel maka kita akan bongkar paksa,” tegasnya.
Disinggung soal sosialisasi, Rosandi menambahkan, pihaknya sudah berupaya mengimbau dengan berbagai cara. Mulai dari iklan di radio, media massa, hingga spanduk.

“Kita sudah berupaya, tapi mungkin tingkat kesadaran pelanggan masih kurang, jadi dianggap sepele, padahal dampaknya besar,” tukas dia.