Rabu, 15 Januari 2014

REALISASI DUA PAJAK MASIH RENDAH


IRDESS, KAYUAGUNG, OKI – Pajak Hiburan dan Pajak Air Bawah Tanah yang menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten OKI, realisasinya masih rendah dibandingkan delapan objek pajak daerah lainnya.
Sesuai data dari Bidang Pendapatan di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten OKI, pajak hiburan yang ditargetkan Rp20 juta di tahun 2013 hanya terealisasi Rp5 juta atau 25 persen. Sementara pajak Air Bawah Tanah ditargetkan Rp22 juta terealisasi Rp12.713.00 atau 57,25 persen.
”Dari 10 objek pajak yang kita kelola, pajak hiburan dan pajak air bawah tanah terealisasinya masih rendah. Sementara delapan objek pajak lainnya over target,” kata Kabid Pendapatan DPPKAD OKI, Ahmad.
Tidak terealisasinya target dari dua objek pajak itu, kata Ahmad, karena beberapa faktor. Untuk pajak hiburan yang realisasinya rendah, karena sangat minimnya objek-objek hiburan di Kabupaten OKI.
”Salah satu objek hiburan hanya pasar malam itu pun hanya beberapa kali dalam satu tahun, sementara Perda Pajak hiburan ini juga masih tahap sosialisasi karena baru disahkan akhir 2011,” terangnya.
Dikatakannya, untuk pajak air bawah tanah sediri, karena masih tahap sosialisasi Perda.
”Masih banyak pengusaha yang menggunakan sumur bor yang belum tahu, objeknya hanya penggunaan air bawah tanah yang digunakan untuk usaha, seperti sumur bor yang dipakai untuk steam atau rumah makan, sementara untuk air permukaan tidak dipungut pajak,” jelasnya.
Dirincikannya, selama tahun 2013 Pajak Daerah Kabupaten OKI realisasi Rp23.131.097.232 atau 111,27 persen dari target Rp20.788.766.649, mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2012 yang terealisasi Rp13.647.721.210 atau 103,9 persen dari target Rp13.147.367.191.
Pencapaian pajak daerah tersebut terdiri dari 10 objek pajak yang dikelola oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten OKI.
Untuk pajak hotel terealisasi Rp97.055.000 atau 125,98 persen kemudian restoran terealisasi Rp402.589.000 atau 136,47 persen, pajak reklame, terealisasi Rp362.011.100 atau 104,39 persen, pajak penerangan jalan Rp10.315.236.754 atau 104,20 persen, pajak parkir Rp65.776.530 atau 133,64 persen.
Selanjutnya pajak sarang burung walet terealisasi Rp25.030.000 atau 100,12 persen, pajak mineral bukan logam dan batuan Rp2.580.646.723 atau 119,78 persen, kemudian Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) Rp9.265.039.125 atau 117, 28 persen.
”Dari perincian pencapaian tersebut memang ada beberapa objek pajak yang tidak tercapai target 100 persen, namun tertutupi oleh pendapatan objek pajak yang lain, sehingga bisa tercapai target,” urainya.
Sekretaris DPPKAD Kabupaten OKI, Isweldi menambahkan, untuk meningkatkan PAD, khususnya pajak sarang walet, pihaknya kedepan akan mendatangi wilayahnya langsung seperti Kecamatan Cengal, Sungai Menang dan Mesuji yang banyak terdapat usaha penangkaran sarang walet.
”Memang masih ada yang belum bayar pajak karena belum menghasilkan,” ungkapnya.












350 RUMAH TERENDAM AIR


IRDESS, INDRALAYA, OI – Sedikitnya 350 rumah panggung di tiga kecamatan seperti Kecamatan Muara Kuang, Lubuk Keliat dan Rantau Panjang, Kabupaten Ogan Ilir (OI) terendam air. Bahkan ketinggian air mencapai dengkul orang dewasa hingga ukuran pinggang.
Naiknya air tersebut lantaran tingginya intensitas hujan dan meluapnya Sungai Ogan dan Sungai Randu di Kecamatan Muara Kuang.
Informasi yang berhasil dihimpun media Irdess Sumsel ini, lokasi banjir yang parah terdapat di Desa Nagasari Kecamatan Muara Kuang, banyak rumah panggung milik warga terendam air. Air yang merendam, mencapai ketinggian 1 meter.
Sementara desa lainnya seperti Desa Serimenanti, Desa Rantau Sialang, Desa Kuang Anyar, Muara Kuang dan Desa Srikembang ketinggian air mencapai dengkul orang dewasa.
Untuk di Kecamatan Lubuk keliat wilayah yang banjir adalah Desa Ulak Kembahang, Desa Embacang, Lubuk Keliat dan Kasihraja dan Rantau Panjang.
”Kalau Muara Kuang yang parah di Nagasari, sementara Lubuk Keliat di Desa Kasih Raja Talang Tengah Laut sebatas pinggang orang dewasa. Banjir ini sudah hampir 3 minggu. Kepada pihak terkait kami mohon bantuannya,” ujar Khalid, warga Muara Kuang, kemarin (14/1).
Sementara Mansyur, warga Desa Nagasari mengatakan sedikitnya di daerah kecamatannya ada 350 rumah panggung yang kebanjiran, lantaran derasnya hujan dan pertemuan debit air antara Sungai Ogan dan Sungai Randu.
Bahkan, di gang jalan biasanya truk bisa melaju lancar kini tidak bisa dilewati lantaran tergenang air setinggi betis orang dewasa, sementara jalan utama beraspal di bibir kanan dan kirinya sudah dipenuhi air.
”Kalau rumah yang dekat sungai dapurnya sudah kemasukan air karena naiknya air hingga 2 meter. Tapi kalau yang dekat jalan hanya sebetis atau pinggang. Akibat banjir kami jadi susah beraktivitas anak-anak sekolah sebagian berperahu, sementara warga tidak bisa menako karet atau bersawah karena kebanjiran,” paparnya.
Untuk itu, pihaknya berharap agar dinas terkait segera memberikan bantuan guna kelancaran aktivitas warga, seperti pendirian dapur umum, posko kesehatan, bantuan sembako, seng dan sebagainya.
Terpisah Kadinsos OI, H Syarkowi melalui Kabid Kasi Banjamsos, Hendra Wijaya mengatakan, untuk Nagasari belum ada laporan yang masuk, hanya Rantau Panjang, meski begitu pihaknya akan segera menurunkan tim untuk melakukan pengecekan.
”Yang jelas, kita akan segera memberikan bantuan sembako dan mendirikan dapur umum, tujuannya buat menolong warga yang kebanjiran. Wilayah ini memang rendah jadi hampir setiap tahun kebanjiran,” ujarnya.






BNN BIDIK KARYAWAN PERUSAHAAN DI OI


IRDESS, INDRALAYA, OI – Gebrakan demi gebrakan terus dilakukan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Ogan Ilir (OI). Betapa tidak, setelah melakukan tes urine pada seluruh pegawai di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) OI, Kepala Desa (Kades) dan pelajar di Bumi Caram Seguguk. BNN OI juga akan melakukan tes urine pada karyawan perusahaan-perusahaan yang ada di Kabupaten OI.
Tentunya, langkah awal dengan melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan para pimpinan perusahaan yang ada di Kabupaten Ogan Ilir.
”Rencananya memang kita akan melakukan kerjasama dengan pihak-pihak perusahan di OI, karena memang kita tidak bisa semena-mena langsung melakukan tes urine. Jika pihak perusahaan tidak mau kita tidak bisa melakukannya, tergantung hasil komunikasi yang kita lakukan,” ujarnya kepala BNN OI, Drs Dirowadi.
Seharusnya, kata Dirowadi, pihak perusahaan di OI harus proaktif mendatangi BNN untuk meminta melakukan tes urine kepada karyawan-karyawan, dimana ini sangat penting untuk kinerja karyawan itu sendiri.
Terpisah Humas PTPN VII Cinta Manis, Hamid Abdullah mengaku, pihaknya menyambut baik dengan adanya wacana pihak BNN OI untuk melakukan kerjasama dengan pihaknya, dalam hal melakukan tes urine dengan karyawan di tubuh PTPN Cinta Manis.
”Nanti jika koordinasi demi koordinasi kita lakukan, hingga mencapai kesepakatan, kita minta BNN melakukan tes urine dari seluruh karyawan hingga pekerja lainnya di PTPN VII Cinta Manis. Yang pasti, kita sambut baik jika pihak BNN ingin kerjasama dengan kita,” singkatnya.





KPT OI BISA DILALUI DARI 5 PENJURU


IRDESS, INDRALAYA, OI – Komplek Perkantoran Terpadu (KPT) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ogan Ilir (OI) bisa dilalui di lima penjuru atau lima titik jalan pintas yang berada di Desa Tanjung Senai, Kecamatan Indralaya, Kabupaten OI.
Lima titik jalur pintas tersebut, diantaranya yakni di Kecamatan Indralaya Selatan tepatnya di Simpang Desa Muara Meranjat Tanjung Batu, simpang empat Desa Sakatiga, jalur menuju Universitas Sriwijaya (Unsri) serta jalan menuju ke Desa Payakabung Kecamatan Indralaya Utara.
Pembangunan gedung KPT OI, yang dipusatkan di Desa Tanjung Senai Indralaya saat ini, pembangunannya memasuki tahapan lebih dari 60 persen terus mengalami perkembangan.
Dipastikan pada Januari 2015 nanti, gedung Pemkab OI yang selama ini berada di Jalan Lintas Timur Indralaya akan pindah ke gedung baru yang memiliki lahan seluas lebih dari 80 hektar di Desa Tanjung Senai Indralaya dan nantinya KPT OI ini, akan diresmikan oleh Pemerintah Pusat.
Selama ini, akses jalan raya menuju KPT OI dikeluhkan para pengguna jalan yang sengaja ingin masuk sekaligus menghadiri kegiatan-kegiatan yang sering diselenggarakan oleh Pemerintah setempat.
Karena, kendaraan baik roda dua maupun roda empat harus melewati satu-satunya akses jalur lintas yang menuju KPT yakni di simpang empat Desa Sakatiga.
Seperti diketahui, jalur tersebut dalam beberapa tahun terakhir merupakan pusat kemacetan yang sangat rentan terjadi mengingat, kondisi jalan yang sempit serta berada di Pasar Indralaya.
”Untuk itu, kita akan maksimalkan 5 jalur akses menuju KPT, yang selam ini kan lokasi sudah tersedia. Hanya saja, hambatannya di lapangan belum ada jembatan penghubung yang saat ini masih dikerjakan,” ujar Bupati OI, Ir H Mawardi Yahya, ketika melaksanakan panen raya jagung bersama Gubernur Sumsel di lahan seluas 30 hektar KPT OI, Senin (13/1).