Rabu, 13 November 2013

ILLEGAL TAPPING BEBAS BEROPERASI DEKAT POLRES


IRDESS, INDRALAYA, OI –  Ketika pihak kepolisian dan TNI gencar-gencarnya memberantas praktik illegal tapping (pencurian minyak mentah) di Sumatera Selatan (Sumsel), eh di Kabupaten Ogan Ilir (OI) ditemukan lokasi illegal tapping di dekat kantor Kepolisian Resort (Polres) OI yang berjarak lebih kurang 500 meter, tepatnya tidak jauh dari jembatan penyeberangan kereta api dekat kampus Universitas Sriwijaya (Unsri).
Pihak pengelola seperti tidak punya dosa dengan aksinya, sehingga kuat dugaan ada permainan antara pihak Polres OI dengan pihak pengelola. Betapa tidak, pihak Polres sendiri seolah ”tutup mata” dengan aksi illegal tapping ini, karena tidak ada gerakan sedikit pun.
Menurut Heri, penjaga lokasi illegal tapping saat ditemui Irdess Sumsel di lokasi mengaku, aksi tersebut sudah berlangsung lebih kurang dua bulan dan berjalan dengan lancar dan mulus. ”Kita disini hanya bekerja, pemiliknya Mabon, warga Palembang,” ujarnya.
Disinggung adanya oknum anggota Polri di lokasi, Heri mengaku, bahwa mereka minta jatah. ”Itu anggota Polsek dan Polda. Ya, mereka minta jatah, anggota TNI juga sering kesini, ya sama saja, minta jatah,” tuturnya yang kelihatan takut-takut.
Dia membeberkan, pihaknya dalam seminggu bisa dapat memperoleh 8 ton minyak mentah. ”Ini perputarannya dalam minggu. Ya 8 ton itu, keluar masuk dalam seminggu,” terangnya.
Saat awak media mendatangi illegal tapping dan mengabadikan aksi illegal tapping tersebut, anggota Polisi dan beberapa orang terlihat ketakutan, dan bergegas meninggalkan lokasi.
Pantauan Irdess Sumsel juga, tampak terlihat tangki besar dan beberapa tedmon besar, selang, mesin genset untuk menampung minyak, dan empat buah mobil tangki warna hijau yang diduga baru selesai ’ngencing’. ”Jangan difoto-foto pak, apalagi BG-nya, kami disini hanya istirahat untuk makan,” ujar salah satu sopir mobil tangki tersebut tanpa menyebut namanya, dan berasal dari mana dia.
Terpisah, Kasat Reskrim Polres OI, AKP Suhardiman mengaku belum bisa melakukan penangkapan terhadap aksi illegal tapping tersebut. ”Kalau sesuai prosedur yang harus dilakukan, tapi kami nosen (tak punya dana, red),” ujarnya di ruang kerjanya.
Menurut dia, terhadap aksi tersebut pihaknya sama sekali tidak memberikan izin. ”Kita tidak enak juga dengan dulur-dulur kita baju ijo, kasihan juga kalau diangkat, itulah rezekinya termasuk anak buah kita juga,” imbuhnya seraya mengaku akan memanggil oknum anggota Polsek dan Polda.
Kanit Pidum Polres OI, Iptu Herli Setiawan menambahkan, yang pasti, pihaknya tidak mengetahui aksi tersebut. ”Kami tidak tahu aksi tersebut, bukan kami menutup-nutupi,” timpalnya.
Terpisah, Kapolres OI, AKBP Asep Jajat Sudarjat mengaku sudah mengetahui aksi tersebut. ”Yang pasti, kasus ini masih tahap lidik, kita belum bisa ngomong apakah pemiliknya anggota kita atau anggota TNI,” pungkasnya.
52 Derijen diduga penimbunan BBM diamankan.
Terpisah, Polsek Indralaya berhasil mengamankan satu buah mobil biru bernomor polisi (nopol) BG 1622 LQ yang diduga mengangkut BBM hasil penimbunan, karena di dalam mobil tersebut membawa sebanyak 52 derigen bahan bakar minyak (BBM) yang terdiri dari 6 drum bensin serta 2 drum minyak tanah.
Penangkapan tersebut bermula dari hasil razia jajaran Kepolisian di wilayah hukum Polres OI. Polisi mencurigai satu buah mobil yang dikendarai dua orang pelaku yakni berinisial Kar bin Ab (34) dan Al (19). Menurut keterangan salah seorang pelaku tersebut, BBM tersebut didapat dari lokasi Sekayu, rencananya akan dijual ke Baturaja.
Kapolsek Indralaya, AKP Eko Rubiyanto, SH membenarkan telah mengamankan kedua orang pelaku berikut barang bukti berupa derijen BBM serta satu buah mobil jenis Kijang Panther. ”Ini guna penyelidikan lebih lanjut pihak kita, dan kita akan melakukan pengembangan atas kasus yang diduga penimbunan minyak illegal ini,” tandasnya.


TRAILER DAN EKSAVATOR BELUM DIEVAKUASI (Dinas PU OI Tutup Mata)


IRDESS, INDRALAYA, OI –  Sudah hampir dua pekan lalu truk trailer BH 8868 AU bermuatan alat berat berupa eksavator ’ditelan sungai’ usai terjebak di jembatan Ulak Aur Standing, Kecamatan Pemulutan Selatan, Kabupaten Ogan Ilir (OI), belum juga dievakuasi.
Tampaknya, Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga (BM) OI sampai saat ini, terkesan tutup mata melihat kondisi tersebut. Sementara masyarakat di beberapa desa dalam Kecamatan Pemulutan Selatan tidak bisa menyeberang menggunakan jembatan itu dan hanya memanfaatkan perahu sebagai alat untuk menyeberang.
”Kami heran mengapa pemerintah tidak kunjung membantu bagaimana agar jembatan kami ini segera diperbaiki. Masyarakat disini terisolir tidak bisa beraktifitas dan hanya mengandalkan perahu untuk menyeberang,” ujar Sangkut pada Irdess Sumsel,” kemarin (12/11).
Sebelum truk trailer bermuatan alat berat itu nyemplung ke dasar sungai, terang Sangkut, sebagian masyarakat masih bisa menyeberangi sungai melalui jembatan. Namun menyeberang pun harus berhati-hati.
Namun, setelah jembatan ambruk akibat keteledoran kontraktor cetak sawah yang mengangkut alat berat, sebagian penduduk di Kecamatan Pemulutan Selatan tidak bisa menyeberang. ”Untuk biaya menyeberang saja dikenakan biaya Rp5000. Sampai kapan jembatan kami ini diperbaiki,” katanya.
Sangkut hanya berharap pemerintah melalui Dinas PU BM untuk cepat memperbaiki jembatan besi ini dengan harapan aktivitas sehari-hari masyarakat terakomodir.
Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Ulak Aur Standing, Saina membenarkan keberadaan truk trailer bermuatan alat berat itu nyemplung ke dalam sungai dan mematahkan jembatan satu-satunya yang menjadi akses masyarakat beberapa desa di Kecamatan Pemulutan Selatan.
”Semua warga sudah berusaha untuk menarik atau mengangkat trailer dan alat berat ini. Tapi, sampai saat ini usaha tersebut tidak berhasil bahkan jembatan tersebut akhirnya benar-benar ambruk,” ujarnya.
Diungkapkannya, dengan ambruknya jembatan tersebut, maka transportasi masyarakat untuk menyeberang dengan perahu. Jika dalam satu pekan ini tidak ada tanda untuk diperbaiki, maka pihaknya bersama dengan Kades Pematang Bangsal berencana akan membuat jembatan darurat.
”Fungsinya agar masyarakat dapat dengan mudah bepergian menuju ke pusat kecamatan. Jika begini imbasnya langsung ke masyarakat. Semua aktivitas terganggu akibat jembatan ambruk ini,” ujarnya.





JALAN POROS KEMBALI RUSAK


IRDESS, KAYUAGUNG, OKI –  Sampai saat ini kondisi jalan poros Desa Kayulabu, Kecamatan Pedamaran Timur, Kabupaten OKI yang merupakan satu-satunya jalan menuju dua kecamatan di Kabupaten OKI kondisinya masih memprihatinkan.
Sepanjang jalan poros menuju Kecamatan Cengal dan Sungai Menang OKI masih terdapat yang rusak. Padahal jalan tersebut baru saja diperbaiki. Tak hanya itu, dengan kondisi jalan yang rusak dimanfaatkan oleh ’Pak Ogah’ untuk meminta uang kepada para pengendara yang melintas.
Pantau di lapangan, kemarin (12/11), kondisi jalan tanah liat membuat kendaraan sulit melintas. Apalagi saat turun hujan, jalan lengket dan berlumpur. Sehingga jangan harap bisa melintas jika tidak memakai kendaraan double gardan. Kerusakan yang sangat parah terletak di Desa Kayulabu, Kecamatan Pedamaran Timur.
Mat Budi, salah satu sopir travel Sungai Menang-Palembang mengatakan, kondisi rusaknya jalan poros tersebut sudah sejak dua minggu terakhir, walaupun sebelumnya pernah diperbaiki.
”Jika hujan sangat susah dilalui, sementara jika kondisi panas jalan akan berdebu,” ujarnya.
Dikatakannya, memang kerusakan jalan itu masih bisa dilalui, karena ada kelompok Pak Ogah yang memperbaiki jalan tersebut dengan beberapa kayu agar bisa dilewati kendaraan.
”Tapi kalau malam hari, pak Ogah itu mengambil kesempatan meminta uang lebih banyak kepada setiap kendaraan truk yang melintas,” terangnya.
Hal senada juga dikatakan Slamet, seorang pedagang kalangan yang seminggu sekali melintas jalan tersebut menuju Kota Kayuagung. ”Susah jalan rusak, kita juga jualnya mahal karena biaya bensin di eceran sudah naik dan kondisinya sulit,” bebernya.
Sementara itu menurut anggoat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) OKI, Sang Dewi Rusmin Nuryadin, beberapa tahun terakhir ini pemerintah sudah menganggarkan untuk perbaikan jalan poros Sepucuk Sungai Menang itu. Tetapi pihaknya tidak begitu jelas mengapa hanya sedikit saja yang diperbaiki.
”Sudah tidak asing lagi jika kondisi jalan poros Pedamaran Timur menuju Cengal atau Sungai Menang itu sulit dilewati. Padahal sebelumnya sudah dianggarkan untuk diperbaiki, tetapi sampai saat ini kondisinya masih memprihatinkan. Kedepan Bupati Oki yang baru harus mengambil tindakan yang tepat untuk memperbaiki jalan poros menuju tiga kecamatan itu,” tukasnya.