Senin, 19 Agustus 2013

23 AGUSTUS KPU UMUMKAN DCT


IRDESS, KAYUAGUNG, OKI  – Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), H Abdul Hamid Usman melalui Kasubag Teknis dan Hupmas, Dedi Irawan mengatakan, pihaknya akan menyampaikan pengumuman Daftar Calon Tetap (DCT) yang akan mengikuti Pemilu legislatif 2014, kepada masyarakat pada tanggal 23 Agustus mendatang.
“Pengumuman tersebut dilakukan sesuai dengan jadwal yang sebelumnya telah ditetapkan,” imbuh Dedi Irawan.
Dedi mengungkapkan, selama tahapan pengumuman Daftar Calon Sementara (DCS) calon legislatif 2014 yang diumumkan beberapa waktu lalu, pihaknya telah menerima masukan dari masyarakat terkait caleg yang ada.
“Kami juga telah menindaklanjutinya dengan melakukan klarifikasi kepada pemimpin partai politik (parpol). Dan selama tahapan tersebut, terdapat satu caleg dari parpol yang mengundurkan diri. Namun, demikian parpol tersebut telah mengganti dengan caleg lainnya. Jadi tidak ada masalah lagi,” cetusnya.
Dikatakan Dedi, pihaknya juga telah menemukan ada 16 kepala desa (kades) dan tiga orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang masuk dalam daftar DCS dan semua akan diteliti saat akan masuk DCT sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
Terkait hal tersebut, sebelumnya Didi telah mengungkapkan 16 kades dan tiga orang PNS yang akan mencalonkan diri menjadi anggota legislatif pada Pileg 2014 nanti tersebut telah menyatakan siap berhenti dari jabatannya sebagai kades dan telah membuktikan melalui surat pengunduran diri.
“Sebelumnya, kami telah konfirmasi kepada pimpinan partai politik (parpol), agar mereka dapat melengkapi berkas kelengkapan administrasi diantaranya surat pengunduran diri dari kades dan PNS, dan hingga akhir batas yang ditentukan mereka telah melengkapi sesuai dengan peraturan yang ada,” terangnya.


RATUSAN PETANI PENESAK ANCAM JALAN KAKI KE JAKARTA (Perjuangkan Lahan yang Diklaim PTPN)


IRDESS, INDRALAYA, OI – Gerakan Petani Penesak Bersatu (GPBB) Ogan Ilir (OI) berencana mengutus sekitar 500 petani dari 22 desa di Kabupaten OI ke Jakarta untuk memperjuangkan hak tanah yang hingga kini masih diklaim PTPN VII Unit Usaha Cinta Manis. Terlebih ratusan petani itu ke Jakarta dengan cara jalan kaki menempuh ratusan kilometer.
“Saat ini masih menyusun jadwal yang tepat untuk berangkat ke Jakarta, sembari menunggu pendirian posko di Desa Sribandung, Tanjung Batu sebagai start awal keberangkatan petani ke Jakarta,” ujar Ketua GPBB OI, Abdul Muis melalui Sekretaris GPBB OI, Rusdi Daduk di sela-sela rapat akbar kemerdekaan HUT RI di Balai Desa Sribandung, Kecamatan Tanjung Batu, Sabtu (17/8).
Menurut dia, kuantitas 500 petani yang akan berangkat ke Jakarta menemui Menteri BUMN, BPN, dan pihak berkompeten lainnya itu nanti akan diseleksi dahulu dengan melihat kriteria kesehatan ataupun ketahanan fisik. Dia menegaskan misi utama yang diemban para petani Ogan Ilir itu semata-mata ingin memperjuangakn hak tanah yang selama puluhan tahun lalu diambil pihak PTPN Cinta Manis.
Dia berharap aksi jalan kaki yang dilakukan petani itu dapat didengar dan diperhatikan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Apalagi SBY telah memberikan sinyal positif untuk mereformasi agraria.
Sementara itu, anggota DPRD Sumsel, Rusdi Tahar menegaskan, rapat akbar yang dilakukan bertepatan dengan HUT RI ke-68 tahun ini adalah untuk mendorong proses pengentasan masalah konflik yang selama ini tidak menunjukkan keberpihakannya kepada rakyat.
“Kita ini sudah 68 tahun merdeka, namun disisi lain masih banyak fakta dilapangan bahwasanya kuat dugaan banyak konflik agraria yang disinyalir bertentangan dengan undang-undang. Jelas, masuknya PTPN Cinta Manis di OI justru sangat melukai masyarakat. Bahkan masyarakat menjadi korban,” terangnya.

Kendatipun sudah ada tawaran 20% dari PTPN untuk kesejateraan masyarakat Ogan Ilir sebagai kompensasi agar rakyat tidak lagi memperjuangkan hak tanahnya, masih kata politisi Partai Amanat Nasional (PAN), namun masyarakat menolak tawaran itu karena dinilai sangat kecil bagi kesejahteraan.

3.000 PETANI OI PERINGATI HUT RI


IRDESS, PALEMBANG, SUMSEL – Peringatan hari ulang tahun (HUT) RI ke 68, menjadi momen petani Ogan Ilir (OI) yang tergabung dalam Gerakan Petani Penesak Bersatu (GPPB) untuk berjuang mendapatkan kembali tanah mereka yang sedang bersengketa dengan PTPN VII Cinta Manis.
Sekretaris GPPB, Rusdi Dadok yang dibincangi, Kamis (15/8) mengatakan, sedikitnya 3.000 petani akan mengikuti apel akbar memperingati HUT RI, Sabtu (17/8) nanti bertempat di lapangan Sepakbola Desa Sri Bandung Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir.
“Inilah momen untuk mendapatkan hak atas tanah kami yang sedang berkonflik dengan PTPN Cinta Manis, sesuai dengan Pasal 33 UUD 1945 (UUPA 1960), Tanah untuk Petani,” kata Rusdi.
Ia mengatakan, rapat akbar ini adalah agenda politik yang diyakini sebagai metode perjuangan kaum tani di Ogan Ilir yang hingga saat ini masih terus berjuang merebut tanah leluhur yang dikuasai oleh PTPN VII Cinta Manis yang mengusahakan perkebunan tebu.
“Kita juga mengharapkan para pemangku kebijakan untuk secepatnya menyelesaikan konflik kami ini dengan PTPN VII,” harapnya.
Ia menambahkan, rapat akbar sekaligus memperingati HUT RI ke 68 tahun ini, akan dihadiri dan diisi dengan orasi-orasi politik oleh pimpinan partai politik, ormas, tokoh masyarakat, intelektual akademisi se Sumatera Selatan. “Apel akbar ini juga dihadiri para petani dari 22 desa di 5 kecamatan sekabupaten OI,” pungkasnya.









ARUS BALIK DI JALINTIM MASIH RAMAI


IRDESS, KAYUAGUNG, OKI – Ruas Jalintim di kawasan Kabupaten OKI sampai Kamis (15/8), masih diramaikan arus balik, baik dari Palembang menuju Lampung maupun sebaliknya. Secara umum, arus lalu lintas berjalan lancar.
Memang terlihat antrean kendaraan, namun hanya di titik-titik tertentu seperti di Terminal Tipe A Kayuagung, Pasar Lubuk Seberuk, dan Pasar Tugu Mulyo. Kemacetan di lokasi ini sangatlah wajar karena lalu lalang kendaraan dari berbagai arah dan ada kendaraan yang akan belok keluar/masuk pasar dan terminal.
Kesigapan pengaturan lalu lintas yang dilakukan petugas Satlantas dan Dishub masing-masing daerah, dengan mudahnya menguraikan kepadatan lalu lintas. Kapolres OKI melalui Kasat Lantas AKP Tamimi, SH mengatakan, pemudik yang balik ke daerah masing-masing harus mewaspadai sejumlah titik rawan lakalantas, khususnya di Jalintim OKI.
Titik rawan lakalantas tersebut yakni di tikungan Air Jernih (KM97) Desa Mulya Guna, Kecamatan Teluk Gelam, tikungan Pasar Muara Burnai I (KM 105), Kecamatan Lempuing Jaya. Lalu di tikungan Desa Tugu Jaya (KM 125), Kecamatan Lempuing Jaya, tikungan Dabuk Rejo (KM 160), Kecamatan Lempuing dan tikungan Surya Adi, Kecamatan Mesuji (KM 180).
“Dikatakan rawan karena di sana merupakan jalan tikungan tajam yang setiap tahunnya sering terjadi kecelakaan, baik yang dialami kendaraan roda dua maupun roda empat,” ujarnya.








WASPADAI PENYAKIT DIARE


IRDESS, INDRALAYA, OI – Pasca Lebaran, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Oga Ilir meminta masyarakat di Bumi Caram Seguguk untuk lebih mewaspadai penyakit diare. Pola makan yang tidak teratur berpotensi besar terserang berbagai penyakit, seperti diare.
“Penyakit diare ini menyerang ke segala usia sehingga perlu diwaspadai sedemikian rupa. Ya, biasanya penyakit diare akan menyerang orang-orang yang pola makannya tidak teratur,” ujar Kepala Bidang (Kabid) Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Ogan Ilir, Hendra Kudeta, Rabu (14/8).
Setelah puasa dan Lebaran, kata Hendra, rata-rata masyarakat cenderung terserang penyakit diare. Kendatipun demikian, hingga saat ini belum ada laporan yang masuk dari 25 puskesmas yang ada di Ogan Ilir, terkait pasien yang terserang penyakit diare pasca Lebaran.
“Penyakit diare ini bukan saja menyerang anak-anak, melainkan pula remaja, dewasa, hingga orang tua. Tidak ada batasan umur apabila terserang penyakit diare ini,” bebernya.
Sebagai antisipasi agar masyarakat tidak terserang penyakit tersebut, kata dia, pihaknya meminta masyarakat untuk dapat menjalankan pola hidup sehat setiap hari dengan mengkonsumsi makanan yang higienis.
Dia mengaku, biasanya pasca Lebaran, kebanyakan orang tanpa ragu langsung menyantap makanan apapun. Padahal pola makan demikian sarat dengan berbagai penyakit yang tak diketahui.
“Pola makan juga harus diperhatikan agar tidak terserang penyakit diare. Ya, bagi individu yang memiliki ketahanan tubuh lemah dimungkinkan akan cepat sekali terserang penyakit itu,” terangnya.
Dia melanjutkan, langkah lain mengantisipasi membludaknya pasien penyakit diare ialah dengan menyediakan obat-obatan seperti infuse cairan maupun oralit dan lain-lainnya.
“Untuk stok obat-obatan dirasa sudah mencukupi. Bila nantinya dirasa kurang akan di-droping atau dibantu provinsi maupun pusat. Untuk obat ini tergantung permintaan dari puskesmas masing-masing yang disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan,” jelas dia.
Terpisah, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Ogan Ilir Hj Siska mengakui, pasca Lebaran biasanya penyakit diare mendominasi di Puskesmas Indralaya. “Untuk di rumah sakit baru sedikit yang berobat, yang kita tangani penyakit batuk, pilek, dan diare. Unutk mengantisipasi penyakit diare ini kita harus menjaga pola makan, ini yang harus diperhatikan agar tidak terserang penyakit ini. Ya, bagi individu yang memiliki ketahanan tubuh lemah dimungkinkan akan cepat sekali terserang penyakit diare,” kata mantan Kepala Puskesmas Indralaya ini.







APBD PERUBAHAN OI NAIK 20 PERSEN


IRDESS, INDRALAYA, OI – Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBD) Perubahan Kabupaten Ogan Ilir (OI) tahun 2013 sebesar Rp1,29 triliun. Angka itu bertambah Rp221,37 miliar atau 20 persen dari APBD sebesar Rp1,07 triliun.
Hal itu terungkap dalam rapat paripurna DPRD Ogan Ilir, Selasa (13/8), saat Bupati Ogan Ilir H Mawardi Yahya membacakan Nota Keuangan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Perubahan Ogan Ilir 2013. “Adapun perubahan pendapatan daerah tahun anggaran semula direncanakan sebesar Rp1,018 triliun mengalami peningkatan menjadi Rp1,161 triliun,” ujar Bupati.
Bupati mengatakan, tambahan pendapatan daerah sebesar Rp143,16 miliar berasal dari sumber pendapatan meliputi tambahan rencana penerimaan dana perimbangan sebesar Rp115,37 miliar yang berasal dari rencana tambahan dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak. “Selain itu tambahan rencana penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah sebesar Rp29,94 miliar, berasal dari rencana tambahan dana penyesuaian dan otonomi khusus sebesar Rp2,15 miliar, dan tambahan bagi hasil pajak serta bantuan keuangan dari provinsi dan pemerintah daerah sebesar Rp27,79 miliar,” paparnya.
Selain itu, lanjutnya, rencana perubahan anggaran belanja daerah tahun 2013 yang semula direncanakan Rp1,07 triliun mengalami perubahan menjadi sebesar Rp1,29 triliun atau mengalami kenaikan sebesar Rp221,37 miliar. “Perubahan rencana belanja daerah terdiri dari rencana belanja tidak langsung semula direncanakan sebesar Rp476,61 miliar berubah menjadi Rp500,37 miliar atau bertambah Rp23,75 miliar,” ungkapnya.
Rencana belanja langsung, lanjut Bupati, semula direncanakan sebesar Rp593,45 miliar berubah menjadi Rp791,07 miliar atau bertambah sebesar Rp197,62 miliar. Menurut Bupati, rincian perubahan anggaran belanja daerah tahun anggaran 2013 antara lain yakni adanya tambahan rencana Dinas Pendidikan sebesar Rp6,36 miliar yang digunakan untuk belanja penyetaraan S1 pendidikan guru PAUD dan SD, pembangunan sekolah, dan lain-lain.
“Selain itu, tambahan rencana belanja pada dinas kesehatan sebesar Rp25,29 miliar. Rencana belanja pada RSUD Indralaya Rp1,84 miliar. Tambahan rencana belanja Dinas PUBM sebesar Rp108,73 miliar, tambahan untuk Dinas PUCK Rp31,86 miliar, untuk Dinas PU Pengairan Rp7,50 miliar, untuk tambahan belanja Badan Pertamanan Rp2,15 miliar, untuk Sekretariat dan DPRD sebesar Rp6,21 miliar, dan lain-lain,” terangnya.
Rencana perubahan anggaran, kata Bupati, juga terjadi pada penerimaan pembiayaan daerah pada APBD P tahun 2013 di mana semula yang direncanakan sebesar Rp79,52 miliar, mengalami perubahan menjadi Rp152,27 miliar atau bertambah Rp72,75 miliar.
Ketua DPRD Ogan Ilir Iklim Cahya yang memimpin rapat tersebut, mengatakan, apa yang disampaikan oleh Bupati Ogan Ilir H Mawardi Yahya akan ditelaah dan dipelajari, selanjutnya akan dijawab oleh anggota dewan dalam sidang lanjutan pada Kamis (15/8) mendatang.
Rapat tersebut juga dihadiri Wabup Ogan Ilir HM Daud Hasyim, Kapolres Ogan Ilir AKBP Deni Dharmapala, serta pejabat di lingkungan Pemkab Ogan Ilir.







PPL PILGUB PERTANYAKAN GAJI BULAN JULI


IRDESS, INDRALAYA, OI – Beberapa Panitia Pengawas Lapangan (PPL) Pemilihan Gubernur (Pilgub) baik yang ada di Kecamatan Tanjung Batu maupun kecamatan Indralaya mempertanyakan gaji untuk bulan Juli 2013 belum dibayarkan. Padahal mereka mengaku bekerja hingga bulan Juli bahkan SK mereka bekerja selama empat bulan terhitung dari bulan April.
Hal ini seperti yang dikatakan EL salah satu PPL dari Kecamatan Indralaya di SK mereka bekerja selama empat bulan yaitu dari bulan April hingga Juli 2013 bahkan mereka sekarang sudah melakukan pendataan untuk pemilihan legislatif 2014.
“Kami hanya menerima gaji bula April hingga bulan Juni 2013, dengan kata lain hanya tiga bulan dibayar sementara untuk bulan Juli kami sudah bekerja tapi sampai sekarang belum menerima gajinya, saat dipertanyakan ke Panwaslu Kabupaten Ogan Ilir gaji untuk bulan Juli memang tidak ada,” paparnya.
Tak hanya itu lanjutnya, untuk gaji bulan April mereka hanya menerima Rp1,8 juta sementara untuk bulan Mei dan Juni pembayaran gajinya dirapelkan dengan menerima sebesar Rp4 juta, padahal gaji yang harus diterima setiap bulannya/orang sebesar Rp2,5 juta, berarti disini ada pemotongan. Lagian gaji bulan Juli kemaren sangat diharapkan agar bisa dipakai untuk Lebaran kemarin.
“Kami sangat mengharap sekali, apalagi kemarin bisa dipakai untuk keperluan Lebaran, tapi saat dipertanyakan ke Panwaslu Ogan Ilir gaji bulan Juli tidak keluar, terus terang kami sangat kecewa,” lanjutnya dengan nada kecewanya karena mereka merasa sudah menjalankan tugas.
Terpisah, secret Panwaslu Kabupaten Ogan Ilir, Anom Pramajaya, SE, MSi dihubungi via ponselnya memang mengaku kalau untuk bulan Juli memang gajiya tidak ada. “Untuk bulan Juli itu sudah tanggung jawab pihak provinsi bukan tanggung jawab kita lagi,” terangnya.
Lebih jauh dikatakan Anom saat disinggung adanya pemotongan gaji, menurut Anom itu tidak benar, karena gaji mereka bukan Rp2,5 juta dan gaji bulan April memang berbeda dengan gaji bulan Mei dan Juni. Hal senada juga dikatakan Medi Irawan, SI, MH, Kepala Devisi Penganan Tindak Lanjut Pelanggaran Panwaslu Ogan Ilir menurutnya, bahwa untuk PPL tersebut digaji sesuai dengan masa kerja mereka, karena mereka terhitung bekerja dari tanggal 15 April – 15 Juli 2013. “Berarti pas tiga bulan masa kerja, dan itu sudah dibayarkan lagipula gaji tersebut provinsi yang mengatur kami tidak punya wewenang,” imbuhnya.
Dibeberkannya juga, untuk bulan April gaji mereka Rp400 ribu, ditambah BBM ples sewa kendaraan menjadi Rp1,8 juta dan itu mereka terima penuh dalam artian belum dipotong PPn dan PPh. “Sementara untuk gaji bulan Mei dan Juni ada kenaikan yaitu kenaikan Rp900 ditambah BBM dan sewa kendaraan dan ada pemotongan PPn dan PPh untuk bulan April hingga Juni 2013 sehingga mereka menerima terakhir pada bulan Juni kemarin sebanyak 4 juta itu di rapel,” terangnya.
Diakui juga oleh Medi, permasalahan ini juga dipertanyakan oleh PPL dari Kecamatan Tanjung Batu yang sempat datang langsung ke Panwaslu Ogan Ilir. “Tetapi setelah kami jelaskan keadaan sebenarnya mereka mengerti, memang seharusnya hal ini disosialisasikan kepada PPL yang ada agar tidak terjadi persepsi lain dari PPL terhadap Panwaslu Ogan Ilir,” terangnya.
Ditekankan oleh Medi, bahwa kerja para PPL ini dihitung masa kerja bukan masa jabatan, kalau dihitung masa kerja dari 15 April hingga 15 Juli 2013 jadi tepat tiga bulan kerja. “Kerja PPL itu bukan dihitung masa jabatannya tapi dihitung masa kerjanya,” tukasnya.  






PEMERINTAH KABUPATEN OGAN ILIR DIMINTA ANTISIPASI ANOMALI ALAM


IRDESS, INDRALAYA, OI – Terjadinya fenomena alam berupa angin kencang serta hujan deras di kawasan Ogan Ilir (OI), sering muncul mendadak dan menimbulkan kerugian warga. Pemkab Ogan Ilir pun diminta melalukan upaya antisipasi menghadapi anomali alam tersebut.
Permintaan tersebut diutarakan warga yang pernah mengalami kerugian akibat ‘serangan’ alam tersebut. Seperti terjadi beberapa waktu lalu, hujan deras disertai angin kencang membuat banyak atap rumah berterbangan di Kecamatan Indralaya dan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir (OI).
Banyak atap rumah rusak, terutama yang terbuat dari seng ataupun awning. Salah satunya menimpa rumah Muhlis di Jalinsum Indralaya Utara, atap warung sekaligus rumahnya ambruk.
“Kalau atap warung kan dari awning jadi mudah lepas dan ambruk, gara-gara hujan angin ini saya rugi Rp3 juta lah, soalnya buat beli awning baru, untungnya hanya teras warung yang kena. Saya juga tidak paham ada fenomena alam apa, soalnya jarang terjadi seperti ini,” ujarnya.
“ Ia pun berharap ada antisipasi pihak terkait terhadap persoalan anomali alam tersebut, yang saat ini tidak bisa diprediksi datangnya.
Senada Muhlis, Gery, warga Desa Tanjung Pering, juga mengeluhkan hal sama. Menurut dia, hujan deras disertai angin kencang membuat seng atap garasinya terbuka. “Seng kan mudah nga-ngap jadi mudah rusak. Apalagi angin kencang seperti ini, ya terpaksa diganti seng baru. Harusnya banyak menanam pohon agar lebih banyak penghijauan,” katanya.
Sementara warga Desa Lorok, Jamilah, mengaku meski rumahnya aman dari terpaan hujan angin, namun banyak pohon tumbang di sekitar rumahnya. “Untungnya pohon besar di sebelah rumah tidak menimpa atap. Alhamdulillah, banyak-banyak bersyukur kita,” imbuhnya.
Terpisah, Kepala Dinas Sosial H Syarkowi mengatakan, hujan deras disertai angin yang beberapa waktu lalu melanda, tidak menimbulkan korban jiwa. “Alhamdulillah tidak ada korban, bahkan hingga kini belum ada laporan rumah rusak,” kata dia singkat.   






AKSES JALAN TERPUTUS, DESA TALANG RIMBO TERISOLIR


IRDESS, KAYUAGUNG, OKI – Terputusnya akses jalan di Desa Talang Rimbo, Kecamatan Cengal, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), membuat desa tersebut sejak dua bulan terakhir ini menjadi terisolir. Akibatnya, warga yang tadinya menggunakan jalur transportasi darat beralih ke transportasi air melalui sungai.
Seperti dikatakan Erlangga yang merupakan salah satu tokoh pemuda Desa Talang Rimbo, bahwa jarak desanya dengan ibukota Kecamatan Cengal hanya berjarak sekitar 4 km, tapi karena jalan putus jarak tempuh dari desanya menggunakan sepeda motor memakan waktu 45 menit, sedangkan kalau menggunakan kendaraan roda empat tidak bisa dilalui sama-sekali, meskipun menggunakan kendaraan double gardan.
“Jalan dari Cengal menuju Talang Rimbo tiga tahun lalu pernah diperbaiki, namun sejak itu hingga sekarang belum pernah diperbaiki, sehingga akses jalan ini sama sekali tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda empat,” ujarnya, Minggu (1/8).
Padahal, kata dia, rata-rata mata pencaharian warga desa merupakan petani kebun karet, sehingga warga saat hendak menjual getah karet yang tadinya dari desa langsung ke Palembang, namun sekarang harus lewat transportasi laut menggunakan ketek menuju Desa Cengal, kemudian baru diangkut dengan truk ke Palembang. “Akibat putusnya jalan tersebut membuat perekonomian warga petani menjadi terganggu dan berdampak banyak mengeluarkan biaya ongkos angkut menjadi bertambah. Kami sangat berat rasanya apalagi harga getah karet harganya anjlok dan tidak menentu seperti sekarang ini,” keluhnya.
Ditambahkannya, dampak kerusakan jalan ini selain setiap hari pasti ada kendaraan khususnya sepeda motor yang terperosok ke dalam kubangan  lumpur, juga berdampak pada lumpuhnya kegiatan perekonomian karena waktu tidak bisa membawa hasil pertanian dan perkebunan untuk dijual keluar desa.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga (PUBM) OKI, melalui Kabid Bina Marga, Ir Baharuddin ketika dikonfirmasi menuturkan, bahwa untuk tahun ini ruas jalan Desa Talang Rimbo Cengal tidak masuk pada APBD 2013 untuk diperbaiki. “Mungkin kedepan akan kita anggarkan,” sebutnya.
Sementara Bupati OKI, H Ishak Mekki dalam berbagai kesempatan sebelumnya mengakui di wilayahnya banyak jalan rusak parah. Perbaikan dilakukan berdasarkan skala prioritas dan bergantian, sebab dana APBD dalam 1 tahun meskipun dialokasikan untuk perbaikan jalan masih tidak mencukupi.