Senin, 28 April 2014

DPRD OI DIDOMINASI WAJAH BARU


IRDESS, INDRALAYA, OI – Sedikitnya 13 incumbent anggota DPRD Ogan Ilir (OI) dipastikan tetap mendapat kepercayaan rakyat, selebih diprediksi tumbang. Itu berarti, lembaga legislatif di kabupaten ini bakal didominasi wajah-wajah baru.
Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan Irdess Sumsel, Minggu (27/4), calon legislatif (caleg) incumbent yang berhasil mempertahankan kursinya adalah dari PAN yakni Arhandi Tabroni, Herman Masruddin, dan Hazmi, lalu dari Golkar Ahmad Yani, Suharto, Noviantra, dan Ikbal, sedangkan dari PDIP ada Wahyudi, Mustofa, dan Irdansyah (PDI), kemudian ada Yusran Rivai dan A Yadi dari PPP, Marzuki dari Hanura, dan Huzaimi dari Gerindra.
Ketua DPRD Ogan Ilir Iklim Cahya dari Golkar yang mencalonkan diri ke DPRD Sumsel dimungkinkan tidak terpilih, sedangkan wakilnya Yulian Gunhar diprediksi akan maju ke Senayan alias DPR RI. Namun posisi Ketua DPRD Ogan Ilir dipastikan tetap diduduki wakil dari Golkar, dimana dari hasil rekapitulasi suara yang dilakukan KPU beberapa waktu lalu, Golkar meraih suara terbanyak. Untuk wakil ketua I, diprediksi diduduki muka baru dan parpol baru, yakni dari Partai Nasdem, sedangkan wakil ketua II diambil alih oleh PDI Perjuangan dari yang sebelumnya diduduki PAN.
Sementara wajah baru yang diprediksi akan duduk di DPRD Ogan Ilir adalah wakil dari Golkar yakni Endang PU Ishak, A Wazir, dan M Ali, kemudian dari Nasdem ada Ahmad Syafei, Nata, Rizal, dan Aprizal. Selanjutnya, Porsait dari PPP, lalu Alun dan Rahmadi dari PBB, Firmansyah dari Gerindra, Kanoviyandri dari Demokrat, dan sebagainya.
Anggota DPRD Ogan Ilir, Ahmad yani yang diprediksi masih mempertahankan kursinya, mengaku, anggota DPRD Ogan Ilir kedepan akan didominasi wajah baru. ”Banyak muka baru, artinya persaingan ketat. Pleno KPU sudah dilakukan, tapi hasil pastinya untuk siapa saja yang duduk belum diumumkan. Tapi, hasil rekapitulasi kemarin di KPU sudah bisa kita lihat, Golkar tetap menjadi ketua DPRD. Untuk siapa yang menjadi ketua belum tahu,” ujarnya.

Terpisah, Ketua KPU Ogan Ilir, Annahrir saat dikonfirmasi belum bisa memastikan siapa saja anggota DPRD lama yang kembali menjabat. ”Kita belum bisa memastikan siapa saja yang akan duduk di DPRD Ogan Ilir, nanti setelah pleno penetapan, kita akan tahu siapa saja nanti yang terpilih,” singkatnya.

KECURANGAN PEDAGANG DI OI TINGGI


IRDESS, INDRALAYA, OI – Kecurangan para pedagang di pasar Indralaya Kabupaten Ogan Ilir (OI) masih tinggi. Ini bisa dilihat, bahwa para pedagang masih menggunakan timbangan yang tidak standar alias timbangan yang terbuat dari plastik.
Akibat ulah para pedagang yang seperti ini, sangat merugikan para pembeli. Banyaknya, pedagang yang menggunakan timbangan tak berstandar diakui Kepala Dinas Koperasi, industri dan Perdagangan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) OI, Ir Tapip.
”Paling baru sekitar 30 persen pedagang kita yang menggunakan timbangan standar yang terbuat dari besi. Selebihnya masih menggunakan timbangan plastik,” ujar Tapip didampingi Kabid Industri dan Pedagangan, Ir Mukhtarudin.
Padahal, lanjutnya, pihak Diskoperindag sejak 2011 hingga 2013, telah membagikan secara cuma-cuma timbangan standar kepada 300 pedagang. ”Timbangan yang kita berikan cuma-cuma itu terbuat dari besi,” bebernya.
Meskipun demikian, katanya, ternyata masih saja para pedagang belum mau beralih menggunakan timbangan standar atau timbangan yang sudah di tera.
Lebih jauh dijelaskannya, bahwa masih banyaknya pedagang yang menggunakan timbangan plastik, bisa jadi faktor kurangnya kesadaran, perilaku ketidakpahaman, kurang mengerti dan keterbatasan beli alat timbangan.
”Inilah yang menjadi faktor penyebab masih banyaknya pedagang yang belum menggunakan alat timbangan yang belum standar,” terangnya.
Untuk itu, katanya, langkah yang dilakukan pihakya saat ini, dengan cara terus mensosialisasikan kepada para pedagang. ”Di Sumsel, ada tiga kabupaten yang menjadi pasar tertib ukur, yakni OKU Selatan, Lahat dan OI,” imbuhnya.
Nah, untuk di Bumi Caram Seguguk sendiri lanjutnya, pasar Indralaya dan Tanjung Raja yang menjadi ikon pasar tertib ukur.

”Spanduk pasar tertib ukur sudj kita pasang, dengan harapan akan meningkatkan rasa kesadaran kepada para pedagang terhadap hak dari para konsumen. Pembeli adalah raja dan harus dilayani serta tidak dirugikan,” tukasnya.

SEMINGGU RP10 JUTA (Tarik Pajak Galian C di Pos I Timbangan)


IRDESS, INDRALAYA, OI – Upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ogan Ilir (OI) melalui Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui sektor pajak terus dilakukan.
Salah satunya dengan menarik pajak galian C, baik berupa pasir, tanah uruk maupun tanah liat. Dalam satu pekan ini, pihak Dispenda berhasil mengumpulkan lebih kurang Rp10 juta dari penarikan pajak galian C.
Kepala Dispenda OI, Tarbiyah SPd MM melalui Koordinator Pos I penarikan pajak di Terminal Indralaya yang terletak di KM 32, Kelurahan Timbangan, Safei mengatakan, penarikan pajak galian C di terminal ini dimulai 17 April lalu.
”Alhamdulillah hasilnya cukup efektif, dari tanggal 17 April hingga saat ini kita sudah berhasil mengumpulkan Rp10 juta, lebih dari penarikan pajak galian C, yang melintas dari arah Kayuagung menuju Palembang,” ujarnya di lokasi penarikan pajak, kemarin (27/4).
Hasil ini lanjutnya, cukup efektif dibandingkan sebelum zaman kepala dinas saat ini, yang hanya mampu meraup Rp3 juta perbulan. ”Artinya dua kali lipat lebih hasilnya,” imbuhnya.
Waktu itu, bebernya, penerapan penarikan pajak galian C dengan jemput bola, dan ini dinilai pihaknya tidak efektif.
”Sebelumnya kita adakan uji petik, dengan menempatkan beberapa anggota dilokasi galian C khususnya penambang pasir, setelah kita hitung 500 kubik perhari, mereka bisa mengangkut pasir,” terangnya.
Setelah itu lanjutnya, pihaknya menerapkan sistim pos untuk melakukan penarikan retribusi galian C ini. ”Kalau melihat hasil tahap awal ini kita yakin, pendapatan dari penarikan retribusi galian C ini akan meningkat,” ungkapnya optimis.
Dikatakannya juga, bahwa untuk penarikan retribusi galian C ini, untuk pasir dikenakan Rp3000 per-kubik, tanah uruk dan tanah liat Rp2000 per-kubik. ”Rp10 juta ini baru satu pos, dan kita memiliki dua pos, yang satunya belum ditambahkan,” katanya.
Sebenarnya lanjutnya, pihaknya membangun tiga pos. Namun katanya, karena penambangan pasir di daerah Pemulutan sudah ditutup, karena tidak memiliki izin, jadi pos di Pemulutan ditutup. ”Ya tidak efektif lagi,” tambahnya.
Dalam penarikan retribusi sendiri katanya, pihaknya bekerjasama dengan Pol PP, dan Dinas Perhubungan OI.
”Biar pengemudi truk galian C ini mau stop, ini tahap awal saja kita minta bantuan Dishub dengan Pol PP ini, saya rasa kedepan tidak perlu lagi, karena lambat laun, pemilik galian C ini sudah menyadari kewajibannya, mungkin tanpa distop mereka stop sendiri,” tukasnya.