IRDESS, KAYUAGUNG, OKI – Penetapan
Tim Seleksi (Timsel) KPUD Ogan Komering Ilir (OKI) yang dikeluarkan oleh KPUD
Sumatera Selatan (Sumsel) diprotes masyarakat, karena didominasi PNS dan orang
luar Kabupaten OKI. Masyarakat menilai keputusan KPUD Sumsel mengeluarkan nama
Timsel KPUD OKI tak obyektif, penuh rekayasa dan syarat dengan kepentingan
tertentu.
Ketua LSM Bende Seguguk Coruption Watch (BSCW) OKI, Ahmad Samsir didampingi
tokoh pemuda OKI, Sirni Lestari, Sag mengatakan, lima anggota Timsel KPUD OKI
dan berstatus PNS yakni Drs H Nazir Bayid, Legianto, Drs M Roem, Anis Joko
Santoso, dan Icuk Sakir dari Palembang.
”Kami mendesak agar pelaksanaan penjaringan Timsel KPU OKI dilakukan secara
fair. Seleksi Timsel ini jelas kental
dengan unsur nepotisme, dimana didominasi PNS dan satu lagi berdomisili di luar
OKI atas nama Icuk Sakir,” ujar Ahmad Syamsir, Rabu (25/9) sore.
Kepada Irdess Sumsel, Ahmad
Syamsir dan Sirni Lestari menegaskan, sesuai dengan Pasal 1 PKPU No.2/2013
tentang Seleksi Anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota disebutkan bahwa
Timsel berasal dari unsur akademisi, profesional, dari organisasi profesi
seperti sosial, politik, pemerintahan, hukum, ekonomi, dan jurnalistik, serta
unsur masyarakat (LSM/tokoh masyarakat).
”Tapi nyatanya yang dikeluarkan oleh KPU Sumsel hanya ada unsur
pemerintahan saja, sehingga belum memenuhi persyaratan sesuai dengan aturan
Undang-Undang tersebut. Seharusnya pada akhir masa jabatan KPU Sumsel harus
lebih mengutamakan obyektivitas, bukan subyektivitas. Tidak menutup kemungkinan
ada kongkalikong antara anggota KPU dengan pihak yang berkepentingan untuk
meloloskan nama Timsel,” tegas Ahmad Syamsir.
Hal senada dikatakan oleh masyarakat OKI, Drs H Syaiful Ardand. Menurut
dia, jika seleksi Timsel KPU OKI memang tidak fair dan berbau nepotisme, pihak terkait lainnya dapat menggugat
keputusan pleno KPU Sumsel ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).
Sebab, anggota KPU Sumsel dinilai sudah melanggar kode etik pemilu.
”Obyektivitas tim seleksi sangatlah vital dalam menentukan anggota KPU yang
lebih berkualitas. Jika penjaringan Timsel KPU Kabupaten/Kota saja sudah
dikotori, bagaimana mau menjaring anggota KPU yang profesional,” tukasnya.
Dikatakan Syaiful, ketidaktransparansian KPU Sumsel dalam menetapkan nama
Timsel itu, akan berdampak terhadap pesta demokrasi ke depan. Sebab, anggota
KPU itu memiliki pekerjaan cukup berat. Apalagi berkaitan dengan netralitas
penyelenggara pesta demokrasi.
”Jangan biarkan kepentingan politik masuk dalam proses ini. Dimana nantinya
tidak obyektif lagi. Bagaimana ingin mencapai output berkualitas, sementara penetapan Timsel saja banyak
pesanan,” tandasnya.
Ditambahkan Syaiful, pihaknya menilai proses penjaringan Timsel KPU
Kabupaten dan Kota di Sumsel terkesan sebagai titipan untuk memuluskan
kepentingan pada pesta demokrasi tahun 2014 mendatang. ”Kalau KPU Sumsel tidak
membatalkan SK kelima orang tersebut, kita akan melakukan demo besar-besaran ke
kantor KPU Sumsel,” ujar dia.
Sementara Drs M Roem, salah seorang Timsel KPU OKI yang terpilih sesuai
dengan SK KPU Sumsel, mengaku tahu dirinya masuk menjadi tim seleksi setelah
dua hari diumumkan di media. ”Saya tidak tahu menahu, kalau ada yang merasa
keberatan kita siap untuk diganti dan mundur,” akunya.
Sedangkan Bupati OKI Ir H Ishak Mekki juga mengaku kaget dengan hasil
pengumuman anggota Timsel KPU OKI. ”Saya tidak tahu, mestinya KPU Sumsel harus
koordinasi dahulu dengan Pemerintah Daerah maupun KPU OKI, apalagi yang
terpilih empat orang berstatus PNS di OKI,” tukasnya.
Terpisah, Ketua KPU Sumsel Anisatul Mardiah ketika dihubungi melalui
selulernya membenarkan adanya penetapan Timsel KPU OKI. ”Sudah kita tetapkan,
dan pemilihan lima Timsel tersebut sudah transparan dan sebelumnya kita
menyeleksi sebanyak 10 orang dan akhirnya jadi lima orang. Atas hasil tersebut
tidak ada masyarakat yang protes dan kalau sekarang ternyata ada yang protes
silahkan saja,” kata Anisa singkat.