Senin, 20 Januari 2014

TOL KAYUAGUNG-JAKABARING HARUS DIMULAI


IRDESS, KAYUAGUNG, OKI – Pembangunan jalan tol khususnya Kayuagung-Jakabaring harus dimulai tahun ini. Hal ini diungkapkan Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, Hatta Rajasa, usai meresmikan Masjid Raya At-Tohirin yang dibangun di tanah kelahirannya, Desa Jejawi, Kecamatan Jejawi, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Minggu (19/1).
Menurut dia, seharusnya jalan tol itu sudah bisa dimulai pembangunannya di tahun 2013 yang lalu, tetapi karena masih ada masalah administratif maka pembangunan ditunda. ”Sebenarnya kita pemerintah pusat sudah menganggarkan Rp 5 triliun untuk tol Kayuagung hingga Banyuasin, Rp 2 triliun dianggarkan di 2013 dan Rp 3 triliun di tahun 2014, tapi sayangnya di tahun 2013 dana itu tidak terserap karena permasalahan administratif,” kata Hatta.
Dikatakan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini, pembangunan tol harus dimulai di tahun 2014, karena permasalahan administratif sudah selesai. ”Saya kira di 2014 ini harus berjalan, prioritasnya Kayuagung-Palembang duluan dilanjutkan ke Palembang-Betung Banyuasin,” jelasnya.
Dia menambahkan, untuk proyek Tanjung Api-Api (TAA) sudah memenuhi seluruhnya bahkan tumpang tindih lahan sudah diselesaikan dengan Dinas Kehutanan. ”Nanti diharapkan sekian ribu hektar di TAA akan dijadikan kawasan ekonomi khusus, saat ini kita sedang bekerja keras untuk memasukkan industri dari Taiwan, Korea dan sebagainya, agar kawasan TAA menjadi kawasan industri baru. Kita juga sudah bicara dengan Pelindo untuk segera membangun pelabuhan, jangan menunggu-nunggu tol nanti terlambat dan Pelindo sudah setuju,” jelasnya.
Sementara itu, Bupati Ogan Komering Ilir (OKI), Iskandar SE mengemukakan, terlambatnya pembangunan jalan tol Kayuagung-Jakabaring itu karena adanya pergantian investor. ”Pembangunan jalan tol itu tinggal kesiapan investor saja. Sebelumnya investor dari Malaysia menyatakan sudah siap, ternyata belakangan mundur karena terkendala keuangan, terpaksa investor lokal mencari investor baru,” sebutnya.
Menurut dia, pihaknya sudah bekerja keras untuk proses pembangunan jalan tol Kayuagung-Jakabaring dan Kayuagung-Lampung. ”Kita sudah selesaikan proses pembebasan lahan, untuk diketahui bahwa Jalan tol Kayuagung-Jakabaring dibangun sepanjang 34 km, akan dibangun dalam empat jalur, selain panjang 33 km, lebar 50 meter, juga akan dibangun pintu tol di Simpang Susun (SS) SP Padang STA 13-300, SS Jejawi STA 23 + 950 dan SS Jakabaring STA 35 + 300 dan barier gate di Kayuagung,” tandasnya.
Sementara untuk pembangunan jalan tol Lampung-Palembang yang akan dilaksanakan tahun depan telah disepakati bahwa pemerintah akan bekerjasama dengan perusahaan Korea untuk mengerjakan proyek tol tersebut. ”Saat ini yang masih menjadi jalan tol Lampung-Kayuagung adalah ganti rugi pembebasan lahan warga di Kecamatan Mesuji dan kawasan Lintas Timur OKI,” ungkap Kepala Bappeda OKI, Abdul Hamid.
Mengenai proses ganti rugi lahan warga kata Abdul Hamid, masih terus dibahas untuk mencari solusi terbaik. ”Dalam proses ganti rugi lahan warga, tentu harus melalui proses yang panjang mulai dari mendata jumlah persil lahan yang diganti rugi, selain itu juga harus dibahas berapa besaran ganti ruginya, disesuaikan dengan NJOP dan harga pasaran,” ujarnya.  










DINKES OI DIRIKAN POSKO DARURAT


IRDESS, INDRALAYA, OI – Dinas Kesehatan Ogan Ilir (OI) sudah mendirikan posko kesehatan darurat bagi warga yang mengalami musibah bencana banjir, di tiga kecamatan yang mengalami musibah diantaranya yakni Desa Tanah Abang, Rantau Alai, Ulak Embahang serta Desa Lubuk Keliat.
Di setiap Posko yang didirikan Dinkes OI tersebut, setidaknya diisi satu tim medis yang terdiri dari lima orang, termasuk dokter dan perawat jaga.
Mereka ditempatkan, guna melayani warga yang mengalami sakit akibat bencana banjir yang disebabkan oleh luapan air sungai Ogan, hingga ke rumah-rumah penduduk yang bermukim di Desa Ulak Embahang, Kecamatan Lubuk Keliat, Kabupaten OI.
”Warga yang datang ke posko kesehatan guna diberikan pengobatan, dalam setiap harinya berjumlah 10-20 orang. Umumnya mereka terkena penyakit seperti gatal-gatal, demam dan masuk angin,” kata Kabid Pemberantas Penyakit dan Pemeliharaan Lingkungan (P2PL) Dinkes OI, Hendra Kudeta.
Sementara, sebagai bentuk kepedulian dan simpati kepada masyarakat korban banjir, secara langsung Kapolres OI, AKBP Asep Jajat Sudrajat bersama Kasat Lantas, AKP Arman Sahti, Kapolsek Muara Kuang Iptu Robby Sugara, Camat Muara Kuang Erwin Sani, Kades dan unsur Tripika mengunjungi korban banjir di dua desa seperti Desa Nagasari dan Desa Srikembang Kecamatan Muara Kuang.
Bahkan dalam kunjungan itu, diberikan bantuan berupa sembako berupa lima dus mie instan dan lainnya. Secara simbolis penyerahan bantuan diberikan oleh Kapolres OI diterima warga saat di posko. ”Sampai saat ini meski banjir warga tetap beraktifitas, kita harapkan korban banjir tetap semangat dalam menjalankan pekerjaan sehari-hari,” ujar Jajat.
Sementara itu Kapolsek Muara Kuang, Iptu Robby Sugara mengatakan, pemberian bantuan diberikan di beberapa titik, terutama wilayah yang terparah. ”Kita melihat korban banjir dan melihat secara langsung rumah warga yang terendam menggunakan speedboat. Saat ini kondisinya masih siaga belum tanggap darurat. Karena ketinggian air masih 1,25 meter belum mencapai dua meter. Kita berharap jika ada warga yang kesulitan mendapatkan bantuan pangan segera ke posko,” ujarnya.
Terpisah Camat Muara Kuang Erwin Sani menambahkan dari 13 desa dan satu kelurahan, hanya dua desa yang tidak banjir. ”Memang daerah ini rendah dekat Sungai Ogan, tapi kami sudah cepat menanganinya,” imbuhnya.











SPF UMBAR JANJI (Pemkab Terkesan Tak Peduli)


IRDESS, INDRALAYA, OI – Berbicara limbah PT SPF yang bergerak di bidang pengolahan kayu untuk fiber ini tak ada habisnya. Betapa tidak sejak berdiri tahun 2003 lalu masalah limbah PT SPF ini tidak ada penyelesaian. Bahkan, masalah limbah yang berupa debu dan bau yang tidak sedap ini makin menjadi.
Ini tidak terlepas dari kurang koordinasinya pihak perusahaan, karena keluhan masyarakat ini diduga tidak sampai dengan pimpinan. Ironisnya lagi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ogan Ilir (OI) terkesan tutup mata dengan keadaan yang dialami masyarakatnya ini.
”Nanti akan kita tindak lanjuti, kita minta waktu, masalah ini akan saya sampaikan pada pimpinan dulu. Kami akui, masalah bau tidak bisa menghilangkannya, kalau debu sekali-kali timbulnya. Mudah-mudahan nanti ada solusi,” ujar Dedi, staf Humas PT SPF dalam pertemuannya dengan warga Taman Gading I, Desa Palemraya, Kecamatan Indralaya Utara, di Masjid Al-Syaadah, Minggu (19/1).
Menurut dia, segala keluhan demi keluhan masyarakat akan ditampungnya dan disampaikan pada pimpinan. ”Jika perlu nanti akan kita pertemukan dengan pimpinan usai pimpinan merayakan Cap Gome,” imbuhnya.
Pernyataan ini langsung dimentahkan warga, karena warga menilai pihak SPF hanya umbar janji. ”Dari pertemuan demi pertemuan sejak dua tahun lalu hanya inilah omongan kamu (pihak SPF), jadi kami sudah jenuh dan minta solusi yang kongkret,” ujar Yusuf yang diiyakan seluruh warga dalam pertemuan tersebut.
Dibeberkannya juga, dua tahun lalu pihaknya merasa dibodoh-bodohi pihak SPF, di mana dulu pihak SPF bersama tim Lingkungan Hidup Dinas Pertambangan Pemkab OI turun ke lapangan meninjau langsung, namun kondisi mesin pihak SPF mati.
”Memangnya kami ini anak kecil bisa dibodoh-bodohi, memeriksa dalam keadaan mesin produksi SPF sedang mati. Jadi, kami minta di tempat kami hidup ini tidak ada debu dan baunya lagi, bagaimana caranya, kami hampir setiap hari menghisapnya,” harap dia.
Harapan saya juga disampaikan Pak Agus dan warga lainnya. Menurut dia, pihaknya tidak meminta SPF tutup, melainkan hanya meminta lingkungannya tanpa debu dan bau. ”Intinya kami minta lingkungan kami tidak dicemari lagi,” tuturnya.
Pantauan Irdess Sumsel, mendengar keluhan demi keluhan warga ini, pihak perwakilan PT SPF ini terlihat linglung dan bingung, bagaimana caranya memenuhi permintaan demi permintaan warga. Terlihat jelas, butiran-butiran debu hasil pengolahan kayu SPF beterbangan dalam sepekan ini yang mengotori rumah dan mobil warga. Bahkan warga mengaku dalam sehari hampir tiap jam membersihkan kotoran debu yang menempel di rumah, mobil dan teras rumah warga.
Bahkan, bau busuk sangat menyengat di lingkungan warga dan sangat menyesakkan dada menghirupnya. Untuk itu, warga sangat berharap besar pihak SPF bisa menyelesaikan permasalahan ini.
Menyikapi permasalahan ini, Pemkab OI terkesan tutup mata, dan ada main dengan pihak PT SPF, karena pihak Pemkab dinilai tidak turun dalam permasalahan ini. Kepala Dinas Pertambangan, Energi, dan Lingkungan Hidup Taher Ritonga, terkait masalah ini belum bisa dikonfirmasi, ponselnya aktif namun tak kunjung diangkat. SMS pun tak dibalas.