Batasi
Ruang Gerak Teroris
KAYUAGUNG
–
Negara indonesia terdiri dari beberapa pulau dengan suku, bahasa dan agama
berbeda, sehingga sangat rentan timnulnya permasalahan dan konflik, untuk itu
masyarakat diimbau untuk agar waspada terhadap pendatang baru di lingkungannya,
untuk mengantisipasi dan memberikan ruang sempit terhadap pergerakan teroris.
“Kepada perangkat
pemerintah, mulai dari ketua RT, RW, Lurah, Camat dan perangkat pemerintahan
lainnya, untuk segera melaporkan kepada aparat kepolisian, babinsam dan unsur
keamanan yang terkait, bila ada pendatang baru yang masuk di lingkungan tempat
tinggal kita yang diaanggap mencurigakan, “tegas kapolda Sumsel, Irjen Pol Saud
Usman Nasution, dalam kunjungan kerjanya di Pendopoan Rumah Dinas Bupati OKI,
kemarin (29/5).
Dikatakannya, selain itu
juga kepada masyarakat yang memiliki kontrakan, kosatan jangan mudah menerima
calon penyewa yang tidak menunjukan identitas jelas, yakni harus kenali berasal
darimana, pekerjaan dan aktivitasnya, sehingga jangan asal menerima pendatang
baru, karen abisa saja itu merupakan jaringan terorisme. “Kika ada pendatang yang masuk ke suatu
lingkungan dan mencurigakan gerak-geriknya segera laporkan ke pihak terkait,
“imbuhnya.
Kapolda juga mengajak
perangkat pemerintahan yang ada di tengah masyarakat mulai dari perangkat bawah
yakni RT, RW, lurah,camat dan perangkat lainnya, untuk bertindak selektif agar
jangan mudah untuj memberikan atau membuatkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) kepada
pendatang baru.
“Ancaman teror, akan terus
berlanjut, apabila rasa keadilan bagi para teroris dianggap tidak
terselesaikan, maka untuk membatasi ruang gerak para teroris tersebut,
merupakan tugas kita semua, terutama aparat kepolisian. Maka dari itu, jangan mudah memberikan
kemudahan bagi pendatang baru, “Ujar kapolda yang pernah bertugas di Poso
selama 2 tahun ini.
Diungkapkan Kapoldam
terorisme, itu sangat berbahaya dan pintarm bila sudah masuk suatu wilayah
mereka akan membuat jaringan. Dengan
ciri-ciri melakukan kegiatan agama yang selalu bersama-sama, sangat jarang
bersosialisasi dengan tetangga yang ada di lingkungan tempat mereka tinggal.
“Jaringan terorisme ini,
bukan memerangi Islam tetapi memerangi Oknum Terorisme yang bersangkutan yang
mengatasnamakan Islam, saat ini terorisme bu\kan berkurang tetapi berkembang
sehingga perlunya dilakukan pengamanan yang ekstra di masyarakat, “terangnya
dihadapan masyarakat OKI yang hadir saat itu. (nis)