IRDESS, KAYUAGUNG, OKI – Pendistribusian
beras miskin (raskin) tahun 2013 di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) baru
terealisasi 87 persen atau sebesar 6.843.700 kg. Sementara yang belum
tersalurkan sebanyak 4.700 ton lebih, tepatnya 4.711.125 kg untuk rumah tangga
sasaran (RTS) di 18 kecamatan yang tersebar di Kabupaten OKI.
Kepala Bagian Ekonomi Setda OKI, Usansi, didampingi Kasubag Produksi
Daerah, Rustam A Thalib, Jum’at (13/9), mengatakan, pendistribusian raskin
sampai Agustus 2013 baru terealisasi 87 persen atau sebesar 6.843.700 kg. ”Kita
upayakan pendistribusian bisa selesai sampai 100 persen sebelum Desember
nanti,” katanya.
Menurut dia, pendistribusian raskin akan dievaluasi secara periodik agar
pendistribusian kepada masyarakat betul-betul tepat sasaran dan tidak
diselewengkan oleh oknum aparatur desa di lapangan. ”Kita akan melakukan rapat
koordinasi bersama para camat se-Kabupaten OKI untuk melihat permasalahan di
lapangan saat pendistribusian raskin, sehingga hambatan di lapangan dapat
teratasi,” terangnya.
Ditambahkan Usansi, dari rakor yang digelar dengan pihak kecamatan,
pihaknya akan mengetahui apa hambatan yang dialami oleh pemerintah desa, yang
menyebabkan pendistribusian raskin kepada masyarakat lambat. ”Jika ternyata
memang ada desa yang tidak bersedia mengambil raskin tersebut, maka akan kita
alihkan penyalurannya ke desa lain yang sangat membutuhkan,” jelasnya.
Dikatakannya, dengan adanya koordinasi maka akan meningkatkan pemahaman
bagi pihak kecamatan dan aparatur desa agar memahami pedoman dan petunjuk
teknis (juknis) penyaluran raskin kepada masyarakat sehingga tidak terjadi
kesalahan di lapangan.
”Kebutuhan raskin untuk masyarakat Kabupaten OKI saat ini masih sangat
tinggi, berdasarkan pagu untuk Kabupaten OKI mulai Januari-Mei 2013 sebanyak
5.868.712 kg. Sementara untuk periode Juni-Desember 2013, penerima raskin di
OKI berjumlah 51.068 RTS, dengan jumlah beras 5.362.140 kg,” urainya.
Dia mengakui, pengawasan pendistribusian raskin ke masyarakat masih kurang
maksimal, mengingat wilayah Kabupaten OKI yang sangat luas, kemudian banyak
desa yang sulit dijangkau. ”Kita terus memonitor, tetapi kendalanya wilayah OKI
ini luas, sementara tenaga dari kita hanya sedikit, sehingga wajar saja banyak
yang tidak termonitor,” ujarnya.
Meski demikian, lanjut Usansi, pihaknya tetap berusaha memaksimalkan
pengawasan penyaluran raskin dengan cara berkoordinasi dengan pihak kecamatan.
”Dari hasil monitor yang dilakukan oleh petugas kita, sampai saat ini belum
ditemukan adanya penyelewengan raskin di tingkat desa, tetapi jika memang
masyarakat menemukan adanya penyelewengan itu silahkan laporkan ke kita,” imbau
dia.
Terpisah, Anggota DPRD OKI Amirsyah, SH berharap pemerintah dapat mengawasi
pendistribusian raskin. ”Aparatur pemerintah desa yang merupakan perpanjangan
tangan untuk menyalurkan raskin secara langsung kepada masyarakat agar lebih
transparan dalam menyalurkan raskin tersebut,” tandasnya.