Kamis, 09 Januari 2014

ANNAHIR PIMPIN KPU OI


IRDESS, INDRALAYA, OI – Annahir dipercaya menjadi Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Ogan Ilir (OI) melalui kesepakatan seluruh komisioner saat pembentukan struktur kepengurusan. Sebelumnya, lima komisioner KPU OI ini dilantik di Palembang oleh KPU Sumsel.
Mantan Ketua KPUD Ogan Ilir, Amrah Muslimin yang kini kembali masuk dalam jajaran anggota KPU OI dan menjabat sebagai Divisi Ogan Ilir berdasarkan kesepakatan para anggota.
”Bukan pihak KPU Sumsel yang memilih, ini hasil kesepakatan kita sebagai anggota yang terpilih dan dilantik kemarin (Selasa, red). Ya, pemilihan Annahir sbeagai ketua secara aklamasi yang kita pilih hasil kesepakatan kita sendiri,” kata Amrah, Rabu (8/1).
Disinggung kenapa dirinya tidak lagi menjadi ketua, Amrah menjelaskan, jabatan kepemimpinan itu adalah sebuah ilmu, yang tentunya perlu dilanjutkan oleh generasi berikutnya. ”Saya memang tidak mau ditunjuk sebagai ketua kembali. Kepemimpinan ini bagi saya ilmu, karena itu saya memberikan kesempatan yang lain untuk mendapatkan ilmu dari menjadi ketua KPU,” imbuhnya.
Sebaliknya, lanjut Amrah, dirinya yang selama menjadi pemimpin sudah bisa memerintah dan marah, kini dia akan merasakan juga bagaimana dimarahi pimpinan dan disuruh-suruh.
Sementara itu, Annahir mengaku, setelah dilantik dan terpilih sebagai ketua, akan melakukan konsolidasi dengan anggota lain dan staf-staf lainnya di KPU OI. ”Yang pasti kalau kita kerja di KPU ini kolektif, semua kegiatan itu kebersamaan, dan kita siap jalankan ini, dukungan mendia juga kita harapkan agar bisa berjalan baik,” ujarnya.
Annahir menjelaskan, pihaknya juga berharap agar kasus Pileg 2009 yang lalu jangan sampai terulang lagi. ”Ya seperti tertukar antar dapil,” imbuhnya.

Masalah pembangunan kantor baru, jelas Annahir, pihaknya berkomitmen kantor itu akan dibangun pada 2015 mendatang. ”Masalah kantor ini kita tindaklanjuti lagi, kita usahakan lagi, 2014 tidak mungkin dibangun, mungkin 2015 nanti akan kita lakukan tahapan pembangunan, lokasi lahan masih tetap sama, 3.400 meter persegi atau ¼ hektar lebihlah,” tukasnya.

DEWAN DESAK KEMENAG OI INVESTIGASI INTERNAL


IRDESS, INDRALAYA, OI – Adanya dugaan masalah pemotongan dana sertifikasi guru honorer di lingkungan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Ogan Ilir (OI) sebesar Rp3 juta perhonorer. Pihak Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten OI mendesak Kepala Kemenag Ogan Ilir untuk melakukan investigasi masalah ini.
”Selaku Ketua Komisi 4 DPRD OI, kami mendesak Kemenag OI untuk menyelesaikan permasalahan pemotongan dana untuk sertifikasi tersebut dan melakukan investigasi internal dengan segera,” tegasnya kepada Irdess Sumsel, Rabu (8/1).
Menurut dia, jika masalah ini terus berlarut-larut, bukan tidak mungkin membuat tenaga honorer terbebani, dan efeknya tidak bisa bekerja dengan maksimal. ”Jangan sampai para guru dan honorer merasa terbebani oleh pungli-pungli yang pada akhirnya dapat merusak sistem di Internal Kemenag sendiri apalagi saat ini Kemenag pusat sedang giat-giatnya mereformasi dirinya,” paparnya.
Sehingga lanjut dia, sebuah kewajaran apabila Kemenag di daerah juga melakukan hal yang serupa. ”Jadi sekali lagi kami minta dengan segera, pihak Kemenag melakukan investigasi internal,” tukasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, para guru honorer di lingkungan Kemenag sudah beberapa tahun menjalani sebagai tenaga pengajar honorer, mereka merasa didzalimi. Hasil jerih payah mereka selama setahun diduga dipotong oknum Kemenag.
Tak tanggung-tanggung, si oknum diduga memotong dana sertifikasi guru honorer selama setahun sebesar Rp 3 juta perkepala, dari yang seharusnya diterima para guru honorer yang bersertifikasi sebesar Rp 18 juta perorang.
Hal ini diungkapkan salah seorang guru honorer bersertifikasi yang meminta namanya tidak disebutkan di koran. Menurut dia, pemotongan yang dilakukan oknum Kemenag Bumi Caram Seguguk ini sangat tidak beralasan dan mengada-ngada.
”Kita tidak tahu persis apa alasan pihak Kemenag memotong. Sebenarnya kita sangat keberatan, tapi mau bagaimana lagi, kalau tidak diberi, dana kita dihambat, dan bisa-bisa tidak cair,” keluhnya kepada Irdess Sumsel, Senin (6/1).


ELPIJI 12 KG MASIH DIJUAL RP 150 RIBU


IRDESS, INDRALAYA, OI – Sepertinya instruksi PT Pertamina yang menurunkan kembali gas elipiji 12 Kilogram (kg), belum digubris pengecer gas elpiji 12 kg di Kabupaten Ogan Ilir (OI). Pasalnya, hingga saat ini masih ada ditemukan pengecer yang jual gas elpiji 12 Kg sebesar Rp150 ribu pertabung.
Padahal di agen yang cukup besar di Kabupaten OI, untuk gas elpiji 12 kg dijual dengan harga Rp95 ribu pertabung, turun dari sebelumnya yang ditetapkan kenaikan sebesar 60 persen, yakni sebesar Rp132 ribu pertabung yang dijual di OKI.
”Kami jual tinggi ini, karena masih stok lama yang kami ambil diagen seharga Rp132 ribu pertabung. Jadi, wajar jika kami masih jual Rp150 ribu. Kalau barang lama kami habis dan mengambil baru dengan harga Rp95 ribu pertabung, baru bisa jual Rp100 sampai 110 pertabung,” ujar Mamat, salah satu pengecer gas elpiji 12 kg di Indralaya pada Irdess Sumsel, kemarin (8/1).
Harga yang cukup tinggi juga dijual pengecer di Kecamatan Indralaya, seperti yang dilakukan Riono. Menurutnya, pihaknya belum bisa menurunkan gas elpiji 12 kg, sebelum stok lama yang diambilnya di agen seharga Rp132 ribu pertabung.
”Kalau kami turunkan, serentak dengan yang ditetapkan pihak Pertamina, kami rugi besar. Jangankan mau untung, rugi besar malah,” ucap bapak empat anak ini.
Terpisah, salah satu agen gas elpiji 12 kg terbesar di Bumi Caram Seguguk, PT Nadia Makmur Abadi, saat ini sudah memberlakukan penurunan gas elpiji 12 kg, meskipun stok yang mereka miliki masih stok lama.
”Stok kami ini dari tanggal 4 Desember lalu. Kita mendapat suplai gas elpiji 12 kg ini sebanyak 300 tabung, dan hingga saat ini belum habis,” ujarnya.
Demham masuknya 300 tabung sejak 4 Desember lalu, katanya, sudah beberapa kali terjadi naik turunnya harga, mulai dari Rp88 ribu, Rp130 ribu, Rp132 ribu dan turun lagi Rp124 ribu, bahkan saat ini Rp95 ribu.
”Saya ini hanya sebagai pengelola ini PT ini, masalah naik turunnya harga itu wewenang bos, jadi saya ikuti saja. Tapi memang sempat berpengaruh pada penjualan,” terangnya.
Terpisah, di Baturaja, Kabupaten OKU lonjakan harga gas elpiji 12 kg, sepertinya tidak terjadi untuk harga jual eceran gas elpiji ukuran 3 kg. Apalagi pasca kebijakan pemerintah pusat yang tidak menaikan harga jual gas elpiji ukuran 3 kg.
Pantaun di sejumlah pengecer yang ada di Kota Baturaja, stok gas elpiji ukuran 3 kg masih banyak tersedia dan masih mudah dijumpai di setiap pengecer dan pangkalan.
Selain mudah didapat, harga jual gas elpiji 3 kg juga tidak mengalami perubahan harga. Seperti di pangkalan elpiji milik Heri (39), yang ada di Kelurahan Kemalaraja.
Diakui Heri jika saat ini penjualan maupun distribusi gas elpiji ukuran 3 kg masih sangat lancar. ”Baik untuk stok dari agen, maupun yang kita jual ke masyarakat,” ujarnya.
Menurutnya, meski saat ini penjualan gas elpiji ukuran 12 kg sempat melonjak, namun tidak sangat berpengaruh adanya kenaikan penjualan dan tingkat daya beli masyarakat terhadap gas elpiji ukuran 3 kg.