Sabtu, 04 Januari 2014

HUMAN ERROR DOMINASI LAKALANTAS DI OI


IRDESS, INDRALAYA, OI – Berdasarkan data dari Satuan Lalulintas Polres Ogan Ilir (OI). Angka kecelakaan lalu lintas (lakalantas) sepanjang tahun 2013 ini, sedikit mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun lalu. Tercatat sejak Januari hingga Desember 2013, peristiwa terjadinya Lakalantas sebanyak 188 kasus baik kendaraan roda dua maupun roda empat, dengan perincian diantaranya yakni sebanyak 83 korban meninggal dunia, 128 luka berat, kemudian 127 luka ringan.
Sedangkan di tahun 2012 lalu, sebanyak 218 peristiwa Lakalantas, dengan rincian sebanyak 92 korban meninggal dunia, 103 luka berat dan sebanyak 197 luka ringan. Tentu saja, perbandingan angka Lakalantas antara tahun lalu dengan sekarang, cukup menurun.
”Kecelakaan tersebut, didominasi dari faktor kesalahan manusia itu sendiri yang tidak disiplin dalam berkendara (human error),” ujar Kasat Lantas Polres OI, AKP Arman Sahti, kemarin.
Menurut dia, angka korban meninggal dunia tersebut, didominasi dari para penumpang seperti Bus, Travel, maupun kendaraan pribadi. Dia mengimbuhkan, wilayah OI berada diantara dua jalur yakni lintas Sumatera dan Lintas Timur, terjadinya Lakalantas cukup dominan diantara dua jalur tersebut.
Untuk menekan terjadinya Lakalantas katanya, perlu adanya kesadaran kepada masing-masing pengguna jalan raya agar disiplin dalam berkendara dan mematuhi peraturan rambu lalulintas, maupun kesadaran dari pihak Pemerintah. ”Tidak bisa diselesaikan semuanya kepada Polisi Lalulintas,” ungkapnya.
Angka kecelakaan, selain didominasi faktor kesalahan manusia (Human Error), juga adanya kondisi jalan yang banyak berlubang bahkan jarak trotoar ke badan jalan pun terlihat masih tinggi. Kemudian lanjut Arman, kondisi jalan dari simpang Musi II hingga ke Km 32 pun, masih banyak terdapat lubang. ”Hal ini lah perlu adanya peran pihak pemerintah, seperti memperbaiki jalan raya,” terangnya.
Lebih jauh katanya, pada tahun 2014 nanti pihaknya akan segera mengintensifkan kegiatan patroli agar kondisi arus lalulintas baik dari arah Palembang-Indralaya, maupun Prabumulih-OI dan perbatasan Kayuagung.
Satlantas Polres OI juga sudah memasang sebanyak 3 kamera CCTV di 3 sudut diantaranya yakni satu titik dari arah Palembang, Prabumulih, Pasar Indralaya. ”Rencananya nanti akan dimaksimalkan lagi di Pos Pantau Satlantas Polres OI Km 22,” imbuhnya.
Pemasangan kamera CCTV tersebut lanjutnya, sudah sejak satu bulan yang lalu, dan langsung terkoneksi ke Handphone Selluler AKP Arman Sahti melalui jaringan GPS. ”Tujuannya, untuk memantau arus lalulintas agar tidak terjadinya kemacetan,” tukasnya.



KAGET TERIMA KOTAK SUARA BERBAHAN KARDUS


IRDESS, INDRALAYA, OI – Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Ogan Ilir (OI) Amrah Muslimin begitu kaget ketika menerima pengiriman logistik sebanyak 500 kotak suara. Pasalnya, kotak itu berbahan dari kardus untuk pemilihan legislatif (caleg) April 2014 mendatang.
Bagaimana tidak, secara kualitas jika dibandingkan dengan kotak suara pada pemilihan lima tahun lalu, tentu saja jauh berbeda. Kotak suara sebelumnya terbuat dari bahan alumunium, sedangkan pada pemilihan caleg yang akan datang, kotak suara hanya terbuat dari bahan kardus yang permukaannya dilapisi cairan lilin beku agar tidak basah jika terkena hujan.
Amrah Muslimin, Jum’at (3/1), mengatakan, pihaknya hanya bisa melaksanakan peraturan yang sudah ditetapkan oleh KPU Pusat. Namun menurut Amrah, pihaknya tetap akan memaksimalkan kotak suara yang sudah ada. ”Sebelumnya, kita sudah ada 851 kotak suara, kita meminta penambahan lagi. Ternyata tambahan kotak suara tersebut bebahan dari kardus,” ujar Amrah.
Terkait kekhawatiran rusaknya kotak suara itu akibat bahan kardus, Amrah berpendapat, hal itu mungkin sudah melalui pengujian oleh KPU Pusat dari sisi teknis keamanan dan kapasitasnya. Amrah Muslimin juga berpendapat jika kotak suara tersebut dimungkinkan untuk satu kali pakai melihat dari teknis bahan rawan rusak. Namun pihak KPU OI tetap optimis tambahan logistik pileg tersebut bisa dimanfaatkan secara maksimal pada pemilu mendatang.
Amrah juga mengakui jenis kotak suara berbahan alumunium hasil pengadaan tahun sebelumnya jauh lebih awet mengingat sudah digunakan beberapa kali proses pesta demokrasi sejak 2004 silam. Untuk itu, pihaknya akan tetap memaksimalkan kotak suara sebelumnya yang masih layak pakai. Dari data yang ada di kantor KPUD Ogan Ilir, sebanyak 851 kotak masih dapat digunakan.
Menurut Amrah, kotak suara berbahan kardus tersebut, jika dilihat dari sisi faktor ekonomis cukup efisien. ”Kita laksanakan saja peraturan dari pusat, karena pengadaan logistik kotak suara berbahan kardus ini sudah merupakan peraturan se-Indonesia,” tukasnya.




KONSUMEN BERALIH KE GAS 3G


IRDESS, INDRALAYA, OI – Pasca Pemerintah menaikkan harga jual tabung gas elpiji ukuran 12 Kg yang mencapai kenaikkan 60 persen, membuat sejumlah konsumen mulai beralih ke tabung gas 3 Kg. Apalagi kenaikan harga tabung gas 12 Kg sudah terjadi dua kali.
”Untuk ukuran tabung gas 12 Kg, saat ini di toko dijual seharga Rp145ribu. Kalau sebelumnya hanya Rp85 ribu naik lagi menjadi Rp95 ribu, kemudian naik lagi sekarang menjadi Rp145 ribu,” papar Teha (54), pengecer tabung gas elpiji tak jauh dari pasar Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir (OI).
Dengan kenaikan harga jual tabung gas 12 Kg itu, terangnya, dirinya merasa rugi. Karena sejak 1 Januari hingga saat ini, tercatat hanya satu pelanggan yang membeli tabung gas berukuran 12 Kg di tokonya.
”Untuk tabung gas ukuran 3 kg tetap dijual dengan harga seperti biasa Rp17 ribu atau tidak mengalami kenaikan. Inilah, kenapa warga yang sering menggunakan tabung gas 12 Kg beralih ke tabung gas 3 Kg,” bebernya.
Ditambahkannya, seharusnya pihak terkait terlebih dahulu memberikan himbauan-himbauan jika harga tabung gas 12 Kg ini bakal terjadi kenaikan. ”Tidak ada himbauan, kenaikan harga pun tergolong mendadak,” ungkapnya.
Sementara, salah satu agen tabung gas 3 Kg, Mamat mengaku, saat ini kekurangan stok untuk tabung jenis ini. Dimana, dalam sehari pihaknya bisa menjual sampai 200 tabung.
”Sangat berpengaruh sekali dengan kenaikan tabung gas 12 Kg. Penjualan tabung 3 Kg kami naik. Sampai-sampai kami kehabisan stok. Biasanya kami sekali narik 100 tabung 3 Kg tidak habis. Sekarang hampir tiga rit kami menjual tabung 3 Kg,” tuturnya.
Terpisah, di Kota Baturaja, Kabupaten OKU, saat ini harga jual tabung gas 12 Kg melonjak hingga mencapai harga Rp150 ribu per tabung. Padahal sebelumnya harga jual gas elpiji ukuran tersebut berkisar Rp90 ribu – Rp100 ribu pertabung.
Salah seorang pengecer elpiji 12 Kg di Kelurahan Kemaraja, Syamsul (45) mengatakan, dirinya memang telah menjual elpiji ukuran 12 Kg seharga Rp150 ribu terhitung sejak 1 Januari 2014.
”Karena kami mengambilnya sudah mahal di agen,” ucap Syamsul singkat, namun enggan terlihat enggan menyebutkan berapa harga yang mereka beli dari agen tersebut.
Senada dengan itu, pengecer elpiji 12 Kg lainnya di Kelurahan Talang Jawa, Marbun (35) mengaku, juga mulai menjual seharga Rp150 ribu untuk ukuran elpiji 12 Kg. Kendati pihaknya belum menerima surat edaran resmi dari Pertamina mengenai Harga Eceran Tertinggi (HET) elpiji.
”Sebab kami tangga sekaligus pemilik rumah makan padang, Maimunah (45), warga Kelurahan Pasar Baru justru mengaku kesal dan kecewa dengan kenaikan sepihak yang dilakukan oleh para pengecer.
”Kami sudah beberapa kali beli harganya yang ukuran 12 Kg sudah naik jadi Rp150 ribu, padahal beberapa hari sebelum tahun baru masih seharga Rp90 ribu,” ucapnya.
Menurutnya, kenaikan harga elpiji 12 Kg ini, tentu saja membuat dirinya menjadi pusing dan harus memutar otak, guna merinci biaya masak yang harus dikeluarkan setiap hari. ”Sebab untuk ukuran 12 Kg itu, hanya bisa bertahan untuk lima hari saja, sebab banyak yang harus dimasak,” pungkasnya.







PENGELOLAAN PBB DISERAHKAN KE KABUPATEN


IRDESS, KAYUAGUNG, OKI – Serah terima pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sektor Pedesaan dan Perkotaan (P2) menjadi pajak daerah di Kabupaten OKI dilaksanakan di ruang rapat Bupati, kemarin (3/1).
Kepala Bidang PKH Kanwil DJP Sumsel Babel, Vadry Usman mengatakan, pajak daerah dan retribusi daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang penting.
Hal itu berguna membiayai pelaksanaan pemerintahan daerah dengan kebijakan yang berprinsip demokrasi, pemerataan dan berkeadilan, peran serta masyarakat dan akuntabilitas dengan memperhatikan potensi daerah.
”Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah, akan berimplikasi positif terhadap pelayanan masyarakat dan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Oleh karenanya ditetapkan 11 jenis pajak daerah yang sepenuhnya menjadi kewenangan kabupaten/kota,” ujarnya.
Salah satu dari sebelas jenis pajak daerah yang ditetapkan tersebut, kata Vadry, PBB P2 yang dahulunya menjadi pajak pusat. Lalu pada awal 2014 sudah dialihkan menjadi pajak daerah yang pengelolaannya dilakukan oleh daerah.
Sementara itu, Asisten II Setda OKI, H Husin SPd MM mengatakan, dengan dialihkannya PBB P2 menjadi pajak daerah, maka pemerintah daerah dituntut untuk mempersiapkan segala sesuatu sehubungan dengan pengalihan tersebut, termasuk regulasi, sarana dan prasarana pendukung lainnya.
”Pemerintah Kabupaten OKI dalam rangka kesiapan untuk pengalihan pengelolaan PBB P2 dari pemerintah pusat, jauh-jauh hari telah mempersiapkan diri guna mengantisipasi berbagai kemungkinan terhadap penyerahan tersebut, yaitu mulai dari sumber daya manusia maupun perangkat lain yang mendukung,” terangnya.
Setelah disosialisasikannya pelaksanaan pengalihan PBB P2, lanjutnya, maka pada awal 2014, pengeloaan akan pemungutan pajak akan dilakukan oleh daerah.
”Kami mengimbau adanya harmonisasi dan sinergi pemangku kebijakan, baik Camat maupun lainnya sebagai lini terdepan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat dalam upaya pemungutan PBB. Sehingga kebijakan PBB P2 menjadi pajak daerah di Kabupaten OKI benar-benar bisa memberikan hasil maksimal yang dapat dipergunakan untuk kesejahteraan masyarakat,” harapnya.