Sabtu, 11 Januari 2014

TINDAK PIDANA ORHANDA MENDOMINASI


IRDESS, KAYUAGUNG, OKI – Selama tahun 2013, kasus tindak pidana terhadap Orang dan Harta Benda (Orhanda) mendominasi pada kasus yang ditangani Kejaksaan Negeri (Kejari) Kayuagung, Kabupaten OKI.
Dari 594 berkas perkara Pidana Umum (Pidum) yang diselesaikan, ada 333 berkas kasus tindak pidana Orhanda. Jika dilihat dari jumlah tersebut mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2012 lalu.
Kepala Kejari (Kajari) Kayuagung, Subeno SH mengatakan, sebanyak 594 kasus yang terselesaikan, 333 meliputi perkara tindak pidana Orhanda, ketertiban umum dan tindak pidana umum lainnya. ”Tindak pidana seperti Curat, Curas, dan penganiayaan sebanyak 333 kasus. Kemudian ketertiban umum sebanyak 71 kasus dan tindak pidana umum lainnya sebanyak 190 kasus,” terangnya.
Dari jumlah berkas perkara pidum yang ditangani Kejari Kayuagung, sampai sekarang tindak pidana curas dan curat masih mendominasi. ”Jika kita melihat berkas perkara curas yang masuk, sangat sadis. Banyak para pelaku curas tidak segan-segan melukai, bahkan membunuh korbannya, salah satu kasus curas yang menewaskan dua sejoli yang ditembak kepalanya, pelakunya kita tuntut dengan pidana penjara seumur hidup,” tegasnya.
Untuk kasus penganiayaan dengan pemberatan, menurut Kajari yang paling tinggi tuntutan hukumannya adalah kasus pembunuhan pasangan suami istri di Desa Tebing Suluh, Kecamatan Lempuing OKI dengan cara digorok di depan anak korban yang masih balita.
Ditambahkan Kasi Pidum Kejari Kayuagung, Ibrahim Meydi, kasus tindak pidana Orhanda merupakan pelimpahan dari kepolisian. ”Kasus curas, curat dan anirat merupakan pelimpahan dari dua polres, yakni Polres OKI dan Ogan Ilir (OI),” tukasnya.





810 HEKTAR SAWAH TERENDAM


IRDESS, KAYUAGUNG, OKI – Sedikitnya 810 hektar sawah milik warga di tujuh desa dalam Kecamatan Lempuing dan Lembaga Jaya OKI, terendam banjir. Akibatnya, tanaman yang baru berusia sekitar dua minggu tersebut dipastikan fuso dan petani mengalami kerugian lebih kurang Rp5 milyar.
Menurut petani warga Desa Sungai Belida dan Lubuk Makmur, Imam Syafei, Munawir dan Yatimin, bahwa bencana banjir melanda desanya sudah sejak satu minggu ini. Namun saat itu belum menenggelamkan padi.
Setelah dua tiga hari ini, wilayah tersebut sering diguyur hujan deras membuat tanaman padi tenggelam kedalaman hingga satu meter lebih. ”Selain menenggelamkan sawah warga, juga puluhan hektar kebun karet ikut terendam banjir,” ujarnya kemarin (10/1).
Dikatakan Yatimin, bahwa luas sawah miliknya kurang lebih 1,5 hektar terhampar di pinggir jalan aspal Desa Lubuk Makmur. ”Akibat terendam air, aku mengalami kerugian Rp7,5 juta dengan rincian biaya untuk pembersihan lahan, pupuk, bibit dan lainnya,” urainya.
Hal senada juga dikatakan, H Munawir dan Imam Syafei, bahwa sawahnya seluas 1 hektar lebih di Desa Sungai Belida juga ikut terendam. Dipastikan kalau air sudah surut tanaman padi mengalami mati atau fuso, karena air merendam padi sudah lebih dari sepuluh hari.
Karena itu, Munawir mengharapkan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) OKI atau Pemprov Sumsel untuk cepat tanggap segera membantu menyalurkan bibit padi kepada petani, jangan sampai terlambat sebab kalau terlambat nanti keburu air sudah surut.
”Karena petani terlebih dulu akan menyemaikan bibit tersebut sebelum ditanam, kalau tanam kedua terlambat bisa mengancam terjadi rawan pangan, sebab stok beras petani sudah mulai menipis,” bebernya.
Sementara UPTD Pertanian Kecamatan Lempuing Jaya, Slamet mengakui bahwa sawah di tujuh desa dalam Kecamatan Lempuing Jaya terendam antara lain sawah warga Desa Muara Burnai I dan II, Rantau Durian I dan II, Tanjung Sari I, Sungai Belida dan Lubuk Makmur.
”Adanya bencana banjir ini sudah saya laporkan ke Dinas Pertanian OKI, kita belum tahu solusinya, namun petani mengharapkan bantuan bibit padi, karena yang dibutuhkan petani adalah bibit padi,” tuturnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian OKI, Ir Asmar Wijaya ketika dihubungi melalui telepon selulernya beberapa kali tidak mendapatkan jawaban.