Sabtu, 05 Oktober 2013

PENERIMAAN CPNS OI DIWARNAI ISU SUAP (Honorer Rp 60 Juta, D3 Rp 175 Juta, S1 Rp 200 Juta)


IRDESS, INDRALAYA, OI – Proses penerimanaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ogan Ilir (OI) kini mulai dibayangi isu suap. Patokan harga yang ditetapkan pun tak tanggung-tanggung, antara lain untuk honorer yang diangkat CPNS Rp 60 juta, lulusan D3 mencapai Rp 175 juta. Sementara untuk lulusan S1 harus merogoh kocek sebesar Rp 200 juta. Olala???
Akibat isu yang dihembuskan tersebut, masyarakat Bumi Caram Seguguk mulai resah dan meminta kepada pemerintah pusat baik Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB), BKD Pusat dan BKD OI untuk lebih selektif, jujur dan transparan dalam proses penerimaan CPNSD OI tahun ini.
Informasi yang dihimpun Irdess Sumsel, sudah menjadi rahasia umum kalau setiap proses penerimaan CPNSD maupun pengangkatan honorer ke CPNS selalu dibayangi isu suap. Biasanya oknum yang tidak bertanggungjawab telah terkoordinir dengan baik untuk mencari target pelamar yang mau menyerahkan sejumlah uang dengan kompensasi lulus dalam proses penerimaan CPNSD nanti.
Isu berkembang di lapangan, setiap CPNS yang ingin lulus dan diterima menjadi CPNS OI harus menyetorkan uangnya bervariasi. Untuk honorer yang ingin lolos menjadi CPNS setidaknya harus mengeluarkan uang Rp 60 juta, sedangkan lulusan D3 sekitar Rp 175 juta, dan lulusan S1 mencapai Rp 200 juta.
Lebih parah lagi, jika calon pelamar CPNS berani mengeluarkan uang di atas harga tertinggi, maka tidak menutup kemungkinan akan ada pergeseran yang dilakukan oleh oknum tertentu untuk memasukkan orang yang dikehendaki atas intervensi orang lain dengan imbalan sejumlah uang.
”Mana ada uang sebesar itu, Pak. Darimana kami harus mengeluarkannya. Yang mengisi formasi itu kan sudah ada jatah semua, baik dari keluarga dan kerabat pejabat hingga mereka yang memiliki modal serta relasi. Memang sudah menjadi rahasia umum kalau formasi yang ditetapkan pemerintah sudah sejak awal disetting. Biasanya setiap penerimaan CPNS ini ada kongkalingkong antara BKD daerah dengan Menpan RB, BKD Pusat maupun pihak balitek Universitas Indonesia,” tutur Acek, warga Indralaya Selatan.
Dia mengaku sudah tiga kali mengikuti penerimaan CPNS baik di OI maupun daerah lain di Sumsel. Namun hasilnya tak kunjung memuaskan. Daripada buang-buang tenaga dan waktu saja mendingan mengalihkan pekerjaan lain yang lebih prospektif.
Dia menambahkan kondisi zaman sekarang ini tidak ada uang maka tidak akan bisa berbuat apa-apa. Apalagi untuk masuk penerimaan CPNS harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit.
Senada Salman, warga Indralaya menuturkan, bukan rahasia umum lagi, mau jadi CPNS OI harus menyiapkan dana wah. ”Kalau saya tidak mau nian ikut CPNS di OI ini, lebih baik saya ikut di Bangka, Lampung atau yang jauh-jauhlah, kita puas hati,” tuturnya.



KAMI JAMIN TANPA SUAP


IRDESS, INDRALAYA, OI - Penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) di Kabupaten Ogan Ilir (OI) ini, tidak menggunakan uang dan sebagainya. Sebab penerimaan dilakukan pusat dengan menggandeng Universitas Indonesia (UI) dan itupun dilakukan secara jujur, murni tanpa adanya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) serta mengacu pada nilai tertinggi peserta.
Kami menjamin tes penerimaan CPNS umum dan K2 tahun 2013 dapat berlangsung jujur, adil, transparan dan tanpa suap. Masyarakat wajib berhati-hati, menolak dan melaporkan ke polisi dan BKD jika ada oknum yang meminta sejumlah uang dengan kompensasi mampu meloloskan peserta menjadi CPNS.
Kami hanya meminta para peserta tes CPNS untuk terus belajar giat, fokus dan mentaati aturan dan petunjuk teknis soal penerimaan CPNS. Mulai dari mengirimkan lamaran serta melengkapi semua persyaratan yang berlaku dengan mengikuti tes tertulis, mengisi jawaban dengan benar hingga menunggu pengumuman kelulusan.
Insya Allah kalau belajar dengan baik pasti lulus. Namun semua persyaratan harus dipenuhi. Penilaian pun bukan dilakukan daerah, melainkan pihak pusat antara BKN Pusat, Kemenpan RB bekerjasama dengan 10 perguruan tinggi negeri besar seperti UI, UGM, ITB dan sebagainya.




HILIRISASI KARET DISARANKAN PAKAI GAS


IRDESS, INDRALAYA, OI – Program Hilirisasi Karet yang berupa repitalisasi sarana produksi kompon dan vulkanisir di Kabupaten Ogan Ilir (OI) mengalami kendala. Pasalnya, biaya operasional kegiatan tersebut membengkak terutama biaya bahan bakar. Karenanya disarankan untuk memakai gas.
Ini terkuak dalam kunjungan kerja Deputi Tehnologi Informasi, Energi dan Material yang bertajuk monitoring kegiatan hilirisasi karet yang berupa repitalisasi sarana produksi kompon dan vulkanisir ban di OI, kemarin (4/10).
Menurut Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan UMKM, H Tapip, pengembangan industri kompon ini telah dilakukan sejak 2010 lalu. Dimana pihaknya mendapat bantuan peralatan kementerian sehingga pada 2011 dilakukan uji coba peralatan pembuatan kompon.
”Nah, yang menjadi kendala kita ini, biaya operasional yang mahal, peralatan, terutama bahan bakar yang kita masih menggunakan genset dengan bahan bakar solar. Ini yang membuat biaya kita membengkak,” terangnya.
Dikatakannya juga, jika pada 2012 lalu juga pernah dilakukan pengkajian oleh Badan Pengajian dan Penerapan Tehnologi (BPPT) Sumsel. ”Pada bulan Mei lalu, kita sudah melakukan MoU BPPT dan MoU yang pihak lainnya juga,” bebernya.
Dalam melakukan berbagai kegiatan sejak 2010 lalu, pihaknya atau tidak lanjut dengan melakukan renopasi pabrik, sirkulasi air pendingin.
”Dan banyak lagi lainnya, ternyata masih ada saja yang kurang. Ya, itu tadi kendalanya,” tuturnya.
Untuk selanjutnya, pihaknya masih menunggu bantuan peralatan lainnya dari pihak pusat, untuk benar-benar mengoperasikan kegiatan ini dengan mendapatkan keuntungan lebih.
”Untuk kompon karet dalam proses pengadaan ini, kita masih menunggu uji coba dan peralatan dari pihak pusat,” imbuhnya.
Sementara, Bupati Kabupaten OI, Ir Mawardi Yahya mengaku, Kabupaten OI termasuk penyumbang besar produksi karet untuk Sumsel umumnya di Indonesia.
”Pastinya, dengan adanya program ini, jika Ogan Ilir berhasil tentunya akan meramba ke Kabupaten lain, dan provinsi lain,” ujarnya.
Diakuinya juga lanjutnya, Bumi Caram Seguguk juga memiliki usaha breket atau sil dengan bahan baku karet kelas dua yang dikumpulkan dan diolah. Hasilnya diproduksi ke luar kota.
”Tinggal lagi kekurangan  kita ini, tehnologi yang masih jauh tertinggal. Untuk itu kita minta pada pihak pusat. Ya paling tidak bisa menambah nilai tambah untuk masyarakat,” tuturnya.
Dijelaskannya, untuk kapasitas 2205 KPA, memakan delapan liter solar dalam satu jamnya. ”Ini tentunya banyak pengeluaran. Jadi, sekali lagi kita minta pada pihak pusat melalui Deputi ini, kalau ada sistem bagus, biar keuntungan yang didapat bisa memuaskan,” katanya.
Deputi Tehnologi Informasi, Energi dan Material, dr Unggul Priyono mengatakan, setelah membicarakan kekayaan Kabupaten OI yang melimpah termasuk dengan sudah masuknya program gas untuk rumah tangga. Dan ini bisa dimanfaatkan dengan baik untuk program tersebut.
”Kita sarankan agar OI dalam kegiatan kompon dan fulkanisir ini bisa menggunakan gas. Karena lebih efisien dan irit, keuntungannya 1/3 dari harga solar, biaya produksi bisa ditekan. Ya, mau lebih murah lagi batubara,” terangnya.
Setelah melakukan pertemuan di ruang rapat Bupati, rombongan Deputi yang didampingi Bupati dan pejabat di lingkungan Pemkab OI melakukan peninjauan PT Global yang memproduksi kompon dan vulkanisir di Sukarajo lama.