Kamis, 29 Agustus 2013

BANMUS JADWALKAN PELANTIKAN PAW 8 ANGGOTA DPRD


IRDESS, INDRALAYA, OI  – Badan Musyawarah (Banmus) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Ogan Ilir (OI) dalam waktu dekat ini akan segera menentukan jadwal tepat pelantikan 8 anggota Pengganti Antar Waktu (PAW) yang di-recall lantaran lompat ke partai lain ketika akan mencalonkan diri kembali menjadi calon anggota legislatif (Caleg) 2014 mendatang.
“Kami akan rapat Banmus pada 2 September nanti. Ya, kami sudah menerima SK PAW yang ditandatangani Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel), H Alex Noerdin sejak 26 Agustus lalu terhadap 8 anggota DPRD yang di-PAW,” ujar Ketua DPRD OI, H Iklim Cahya, Rabu (28/8).
Menurut Iklim, dengan telah dikeluarkannya SK pemberhentian dan pengangkatan anggota DPRD tersebut, maka secara otomatis hak yang biasa diterima anggota DPRD terputus. Aturan atas hak-hak protokoler yang tidak lagi diterima anggota DPRD yang di- PAW itu sesuai dengan prosedur dan mengacu pada surat Menteri Dalam Negeri Peraturan Pemerintah Nomor 16.
“Selain telah mengantongi SK pemberhentian yang ditandatangani Gubernur Sumsel, kami juga telah menerima surat Menteri Dalam Negeri Peraturan Pemerintah Nomor 16 yang menyebutkan hak protokoler anggota PAW secara otomatis langsung terputus,” ungkap politisi dari Partai Golkar ini.
Diketahui, kedelapan anggota dewan yang akan di- PAW yakni Hardi Sopuan dari Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK), merapat ke Partai Bulan Bintang (PBB), Irawadi Sahil Sahal dari Partai Bintang Reformasi (PBR) ke Partai Hanura, Sonedi Ariansyah juga dari PBR melompat ke Partai Demokrat.
Selanjutnya, Fathul Jaya dari Partai Pelopor ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Yeni dari PDK ke PPP, Taskiah dari Partai Perjuangan Indonesia Baru (PIB), Darwin Harja dari Partai Golkar melompat ke Partai Amanat Nasional (PAN), dan Andi Azhari juga dari Partai Golkar melompat ke Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI).
 Khusus untuk Hardi Sopuan dan Andi Azhari mengadu nasib dari partai yang berbeda untuk mencalonkan diri menjadi Caleg tingkat Provinsi. Selain itu, para anggota dewan yang mundur tetap mencalonkan diri kembali di tingkat kabupaten.


KEDISIPLINAN ANGGOTA DPRD OI MASIH RENDAH


IRDESS, INDRALAYA, OI  – Disiplin anggota DPRD Ogan Ilir saat ini masih rendah. Seperti kebiasaan merokok di pertemuan resmi dan tidak menggunakan pakaian seragam saat menghadiri sidang paripurna.
Seperti dilakukan para wakil rakyat Ogan Ilir dari beberapa fraksi saat rapat paripurna, Rabu (28/8). Dengan santainya beberapa wakil rakyat mengisap rokok saat rekannya membacakan laporan komisi-komisi dan Bupati OI membacakan pendapat akhirnya. Padahal, ruangan rapat tersebut full AC. Akibatnya, ruang rapat paripurna DPRD dipenuhi dengan asap rokok.
Berdasarkan pantauanm dari 28 wakil rakyat yang hadir pada rapat paripurna tersebut, sekitar enam orang merokok. Mereka berasal dari berbagai fraksi seperti Fraksi Partai Golkar, Fraksi PPP, dan Fraksi Gabungan.
Selain itu, para wakil rakyat Ogan Ilir ini juga menghadiri paripurna dengan pakain bermacam-macam. Ada yang memakai jas, baju safari, kemeja lengan panjang, dan bahkan ada yang mengenakan kemeja lengan pendek, ada juga yang berbaju batik dan lainnya.
Menanggapi hal ini, Ketua DPRD Ogan Ilir Iklim Cahya mengakui, memang dalam tatib persidangan tidak ada aturan secara eksplisit mengenai larangan wakil rakyat untuk merokok. Namun menurut dia, secara etika, di ruangan ber-AC, wakil rakyat seharusnya mengetahui untuk tidak merokok di ruangan ber-AC,” ujarnya.
Sedangkan mengenai pakaian yang dikenakan anggota dewan, menurut Iklim, sesuai aturan semua anggota dewan harus mengenakan pakaian sipil resmi (PSR) lengan panjang untuk sidang pertama dan terakhir paripurna serta sipil harian (PSH) untuk sehari-harinya.
Sementara itu, pengamat kebijakan Ogan Ilir Syamsudin menilai, tingkah laku dewan merokok di sidang paripurna jelas melanggar etika kesopanan. “Baiknya kalau merokok di luar ruangan tertutup, apalagi saat paripurna,” ujarnya.

Mengenai seragam wakil rakyat, Syamsudin mengatakan, sudah seharusnya kalau memang ada seragam, untuk dipakai sesuai ketentuan. Kecuali di luar persidangan yang tidak diatur dengan peraturan.

PERBAIKAN RUMAH SAKIT MENELAN DANA RP 1,3 M


IRDESS, INDRALAYA, OI  – Bangunan rumah sakit umum daerah (RSUD) Ogan Ilir, yang dibangun tahun 2009 silam, sudah lama rusak dan dibiarkan saja. Namun kini akan dilakukan perbaikan dengan dana Rp1,3 Miliar.
Kepala Dinas Kesehatan Ogan Ilir melalui Kabid Proyankes Priadi mengatakan, rehab gedung rumah sakit ini bantuan Pemerintah Provinsi Sumsel. Perbaikan baru dimulai bulan ini dan ditargetkan selesai Desember 2013 ini juga. “Ya, pembangunan gedung administrasi rumah sakit daerah ini melalui dana bantuan Provinsi. Untuk rehab yang dilakukan ini menggunakan dana APBD kita,” ujar Priadi ditemui di sela-sela mendampingi Bupati Ogan Ilir melakukan peninjauan beberapa waktu lalu.
Seperti diketahui, pembangunan gedung administrasi rumah sakit ini, pertama kali dibangun di lahan perkantoran baru Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ogan Ilir di Desa Tanjung Senai, Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir. Sejak selesai dibangun tahun 2010, bangunan ini tidak terpakai dan tidak dimanfaatkan.
Akibatnya, selama  lebih kurang tiga tahun gedung tersebut mengalami kerusakan cukup parah, mulai dari dinding yang retak-retak, plafon jebol, kaca-kaca banyak pecah, dan atap jebol hingga lantai keramik pecah-pecah.
“Karena tidak ditunggu selama itu, jadi gedung administrasi ini terkesan tidak terawatt, dan mengakibatkan banyak kerusakan. Tapi, setelah gedung ini direhab akan langsung ditunggu. Ya, belajar dari pengalaman,” tuturnya.
Sementara itu, Sekretaris RSUD Ogan Ilir H A Faid, SKM mengaku, bangunan administrasi yang direhab tersebut tidak terlalu mendesak. Karena pihaknya masih bisa menggunakan bangunan lain seperti gedung poli yang belum dioperasikan optimal.





POLRES OKI MENGAMANKAN 56 EKOR ULAR SANCA ILEGAL


IRDESS, KAYUAGUNG, OKI – Jajaran unit pidana khusus (Pidsus) Polres Ogan Komering Ilir (OKI), pimpinan Ipda Jailili kemarin (28/8). Berhasil mengamankan sebanyak 56 ekor ular jenis sanca yang akan diperjualbelikan di Palembang. Polisi juga mengamankan satu orang pelaku Saini (45), warga desa Tanjung Aur, Kecamatan Jejawi, OKI, yang merupakan pemilik ular liar tersebut.
Informasi yang dihimpun dari pantauan media Irdess Sumsel, penangkapan dilakukan di Jalan Lintas Timur (Jalintim) OKI, tepatnya depan kantor Bupati OKI. Ular yang berada dalam 33 karung tersebut, diangkut menggunakan mobil jenis Panther BG 1069 LO, lalu dihadang Polisi saat melaju dari Desa Muara Baru menuju Palembang.
Kapolres OKI AKBP Erwin Rachmat didampingi Kasat Reskrim AKP Surachman mengatakan, awalnya pihak Kepolisian mendapatkan informasi bahwa ada mobil yang membawa trenggiling, sehingga pihaknya melakukan penghadangan terhadap mobil tersebut. “Saat kita periksa ternyata ditemukan dalam mobil tersebut ada 33 karung yang berisi 56 ekor ular jenis sanca," terang Surachman.
Selanjutnya, pemilik ular sanca tersebut bersama barang-bukti (BB) langsung diamankan di Polres OKI. “Menurut pengakuan tersangka, barang itu dibeli dari pengepul ular di Muara Baru, kemudian akan dijual lagi ke PD Budiman di 16 Ilir yang merupakan penadah ular-ular liar itu untuk dijual kembali," tambahnya.
Lebih lanjut kata Kasat Reskrim AKP Surachman, pihaknya akan berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) untuk melepaskan kembali ular-ular tersebut ke habitatnya. "Tersangka telah melanggar Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 08 Tahun 1999 Pasal 63-64 tentang Perlindungan Satwa Liar," terangnya.
Menurut Kasat, memang tersangka membawa surat dari PD Budiman Palembang, tetapi setelah dicek, ternyata PD tersebut belum mempunyai izin dari BKSDA. "Walaupun dia punya surat pengantar dari PD, tetapi  PD tersebut belum ada surat izin dari BKSDA," pungkasnya.

Sementara itu, menurut tersangka Saini, dirinya membeli ular itu dari pengepul di Desa Muara Baru dengan Usman. "Saya beli Rp100 ribu/meter, rencananya saya akan jual lagi seharga Rp120 ribu/meter kepada Hasan pemilik PD Budiman di 16 Ilir Palembang," ujar Saini.

RIBUAN IKAN PUNAH, DIDUGA BERASAL DARI ZAT MATERIAL BANGUNAN PROYEK


IRDESS, INDRALAYA, OI – Ribuan ikan patin punah di kolam pembibitan BBI (Balai Bibit Ikan) Dinas Perternakan dan Perikanan Ogan Ilir (OI). Diduga penyebab ribuan ikan mati tersebut berasal dari bahan kimia pengerjaan proyek TALUT (dinding penahan air kolam).
Hasil pantauan media Irdess Sumsel, Rabu (28/8) pada pukul 11.00 WIB. Sisa semen dari plasteran batu yang jatuh ke dalam kolam tersebut, membuat ribuan benih ikan punah. Belum lagi debit air yang rendah dan tidak tersirkulasi masuk dan keluar. Sehingga ikan di dalam kolam tersebut menghisap zat kimia dari pengerjaan proyek dan terindikasi kurangnya pakan.
Sementara itu, kepala BBI (Balai Benih Ikan) melalui Kasi Program Dinas Peternakan dan Perikanan, Abi Bakri SP saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, ikan-ikan tersebut mati bukan karena kekurangan pakan. Kita belum tahu pasti apa penyebabnya, dan akan kita crosscheck terlebih dahulu. Jika kepunahan ribuan ikan patin tersebut diindikasikan dengan pembangunan penahan dinding kolam, kayaknya tidak mungkin. Sebab debit air di sana lebih banyak daripada sisa material semen yang jatuh ke dalam kolam.
Lebih lanjut Abi mengatakan, saat dikonfirmasi di ruang kerjanya pada pukul 14.06 WIB, bibit ikan itu milik mahasiswa Unsri yang melakukan percobaan pembibitan. Ketika disinggung prihal pemberian pakan, setiap dua sampai tiga kali sehari ikan-ikan tersebut diberi makan.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan, Ir Noerman Yussalwan, saat dikonfirmasi melalui via SMS pada pukul 13.28 WIB mengatakan, Ado apo? Tensi aku lagi tinggi, jadi aku nurunken tensi dulu, kalo ado pertanyaan, nanti lah,” ujarnya dengan sedikit kesal.



RUMAH DINAS UNTUK DOSEN DAN PEJABAT TERAS UNSRI KOSONG TAK BERPENGHUNI


IRDESS, INDRALAYA, OI – Sejumlah rumah dinas untuk Dosen dan Pejabat Teras Universitas Sriwijaya (Unsri) Indralaya kosong tak berpenghuni. Dari pantauan media Irdess Sumsel, tak kurang dari lima buah rumah terbengkalai, sehingga terkesan mubazir listrik setiap harinya. Pasalnya setiap malam listrik di rumah tersebut menyala hingga pagi.
Hal tersebut dibantah oleh Dastian SE, Kabag Umum Universitas Sriwijaya (Unsri). Saat dikonfirmasi di ruang kerjanya Rabu (27/8) pada pukul 14.05 WIB. "Perumahan Dosen tersebut bukannya tidak ditunggu,” ungkapnya saat ditemui di kantornya. “Ditunggu, tapi bukan oleh Dosen, karena mayoritas Dosen dan Pejabat Teras berdomisili di Palembang. Karena tidak mungkin tinggal di sini, kegiatannya lebih banyak di Palembang.
Adapun rumah tersebut di tempati oleh Satpam dan Karyawan Biasa serta Petugas Admin. Namun jika ada tamu dari Pemerintah Pusat, Dirjen Pendidikan tetap kita sediakan rumah tersebut sebagai fasilitas untuk bermalam para tamu.
Ketika disinggung ideal penempatan rumah dinas tersebut, Dastian mengatakan, idealnya ya ditempati oleh Rektor, Purek dan Pejabat Teras di Universitas Sriwijaya. Namun sejauh ini, tidak ada yang menghuni lagi rumah tersebut.