Senin, 06 Januari 2014

PETANI SAYUR MERUGI


IRDESS, INDRALAYA, OI – Terus menurunnya harga sayur mayur di pasaran membuat para petani di Kabupaten Ogan Ilir (OI) menjerit. Betapa tidak, harga obat sayur mayur terus mengalami kenaikan, sedangkan harga sayur mayur mereka terus turun.
Tak pelak ini membuat para petani sayur mayur di Bumi Caram Seguguk tersebut merugi. Untuk itu, para petani meminta kepada pemerintah untuk proaktif dalam menanggapi permasalahan para petani sayur mayur, yang tentunya menggantungkan hidup dari sayur mayur ini.
Ini seperti dikeluhkan Basirin, petani sayur mayur di Desa Tanjung Baru Kecamatan OI. Menurutnya, saat ini sayur mayur yang ditanamnya terus mengalami penurunan harga.
”Saya ini menanam sayur mayur jenis, cabai panjang merah, dan kacang panjang. Kedua komoditas sayur yang saya tanam ini terus mengalami penurunan, sedangkan untuk obat-obatan namun kami terus mereka naik,” keluhnya pada Irdess Sumsel, Minggu (5/1).
Dibeberkannya, untuk harga cabai merah panjang, sebelum-belumnya harga cabai ini bisa mencapai Rp50 ribu per kilogram, turun menjadi Rp40 ribu, bahkan Rp30 ribu per kilogramnya. ”Saat ini saja, harga cabai merah yang kami tanam ini hanya dibeli Rp28 ribu per kilogramnya. Kalau begini terus, kami rugi, padahal kami menggantungkan hidup dari bertani sayur mayur inilah,” imbuhnya.
Tak hanya cabai yang terus merosot harganya lanjutnya, kacang panjang yang juga menjadi penghasilannya, juga mengalami penurunan. ”Untuk kacang panjang turun Rp500, dari harga sebelumnya Rp3500 menjadi Rp3 ribu,” ungkapnya.
Lebih jauh katanya, untuk obat-obatan tanamannya yang mengalami kenaikan adalah dari obat-obatan yang bersubsidi. ”Kami minta pemerintah harus turun tangan terkait kenaikan obat sayur mayur kami ini, kalau begini bagaimana bagi sebagian petani ini mau sejahtera,” tukasnya.
Terpisah, terus turunnya harga sayur mayur juga diakui para pedagang sayur mayur di Pasar Indralaya. Salah seorang pedagang sayur, Ana menuturkan, memang benar harga sayur mayur di pasaran turun tajam. ”Kalau kami pedagang di pasar ini hanya mengikuti ambilan di kebun, kalau harganya murah kami juga jual murah, kalau mahal, ya kami juga jual mahal,” terangnya.
Sementara itu dihubungi terpisah, Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten OI, Wawan Wiguna mengaku, harga sayur mayur di pasaran saat ini masih terbilang normal saja. ”Terkait adanya obat-obatan untuk tanaman sayur mayur yang bersubsidi dijual mahal, kita baru dapat informasi, dan ini segera akan kita tindak lanjuti. Karena, bagi penjual obat-obatan bersubsidi untuk tanaman sayur ini, tidak boleh dinaikan sepihak,” tegasnya.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar