IRDESS, KAYUAGUNG, OKI – Dari total 229 jamah calon haji (JCH) asal
Kabupaten OKI yang akan berangkat ke Tanah Suci tahun ini, 90 diantaranya masuk
kategori risiko tinggi (risti).
Hal ini diketahui berdasarkan hasil laporan lima dari tujuh
puskesmas yang ditunjuk Dinas Kesehatan (Dinkes) OKI untuk memeriksa kesehatan
JCH tersebut. Kepala Dinkes OKI dr Mgs HM Hakim, MKes didampingi Kasi
Pengamatan dan Pencegahan Penyakit, Rustam, Senin (2/9), menuturkan,
berdasarkan hasil pemeriksaan medis, sebanyak 90 JCH yang berisiko tinggi itu
dirujuk ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan lebih khusus.
“Hal ini berdasarkan laporan di lima puskesmas yang ditunjuk
untuk memeriksa JCH, masih ada dua puskemas lagi yang belum menyampaikan
laporan hasil pemeriksanannya, sementara sudah terdata sebanyak 90 JCH yang
termasuk risti dan lansia,” ujarnya.
Dia menambahkan, jumlah JCH asal OKI yang akan berangkat haji
tahu ini, semuanya sebanyak 229 orang. “Kami yakin jumlah JCH yang berisiko
tinggi ini akan bertambah, mengingat masih ada dua puskesmas yang belum
melaporkan hasil pemeriksaan, yakni Puskesmas Pematang Mesuji dan Puskesmas
Kotaraya, ada kemungkinan lebih dari 100 JCH yang risti,” jelasnya.
Para JCH yang berisiko tinggi ini, kata Rustam, selain usia yang
sudah masuk usia lanjut, juga banyak penyakit yang sudah diderita sejak awal,
seperti tekanan darah dan kadar gula yang tinggi, rematik, dan penyakit lain
yang bisa kambuh sewaktu-waktu. Ditambah kondisi peralihan cuaca antara di
Indonesia dan Tanah Suci yang bisa mengakibatkan penyakit tersebut kambuh.
“Karena itulah, mereka perlu mendapatkan pengawasan dan
perhatian khusus dari tim medis dan panitia yang ikut dalam rombongan JCH,”
terangnya.
Jika tidak dilakukan pengawasan intensif dari tim medis, dikhawatirkan
penyakit yang diidap JCH dapat mengganggu JCH yang bersangkutan untuk
melaksanakan ibadah haji. Biasanya, karena terlalu bersemangat untuk mengikuti
ibadah haji, sampai akhirnya mengabaikan kondisi kesehatan.
“Di sinilah letak pentingnya keberadaan tim medis yang harus
memberikan arahan dan imbauan kepada JCH risti ini, agar kondisi kesehatannya
tetap terjaga,” ujar dia.
Dijelaskannya, untuk JCH OKI semuanya telah dilakukan
pemeriksaan kesehatan, suntik vaksinasi, dan lainnya di sejumlah puskesmas yang
telah ditunjuk oleh pihak Dinkes. Hasil pemeriksaan seluruh JCH akan dilaporkan
ke tingkat Provinsi dan Pusat. “Sisa dari JCH risti berarti disebut JCH
observasi dan mandiri,” tukasnya.
Pihak Dinkes berharap kepada JCH yang sampai saat ini belum memeriksakan
kesehatannya atau vaksinasi, agar segera mendatangi beberapa puskesmas yang
telah ditunjuk atau langsung mendatangi Dinas Kesehatan. “Oktober kemungkinan
sudah mulai ada jadwal keberangkatan, jadi bagi yang belum divaksin agar
mendatangi puskesmas atau Dinkes,” tandasnya.
Sementara itu Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) OKI,
Ishak Putih melalui Kasi Haji dan Umroh, Asmuni menambahkan, kuota haji di OKI
semula sebanyak 305 JCH, kemudian ada 21 jamaah yang tidak melunasi pembayaran
biaya keberangkatan sampai batas waktu yang ditentukan, sehingga tinggal 284
JCH, kemudian dikurangi sebanyak 5 orang. “Artinya musim haji tahun ini hanya
229 JCH yang berangkat,” ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar