IRDESS, INDRALAYA, OI – Berbicara
limbah PT SPF yang bergerak di bidang pengolahan kayu untuk fiber ini tak ada
habisnya. Betapa tidak sejak berdiri tahun 2003 lalu masalah limbah PT SPF ini
tidak ada penyelesaian. Bahkan, masalah limbah yang berupa debu dan bau yang
tidak sedap ini makin menjadi.
Ini tidak terlepas dari kurang koordinasinya pihak perusahaan, karena
keluhan masyarakat ini diduga tidak sampai dengan pimpinan. Ironisnya lagi,
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ogan Ilir (OI) terkesan tutup mata dengan keadaan
yang dialami masyarakatnya ini.
”Nanti akan kita tindak lanjuti, kita minta waktu, masalah ini akan saya
sampaikan pada pimpinan dulu. Kami akui, masalah bau tidak bisa
menghilangkannya, kalau debu sekali-kali timbulnya. Mudah-mudahan nanti ada
solusi,” ujar Dedi, staf Humas PT SPF dalam pertemuannya dengan warga Taman
Gading I, Desa Palemraya, Kecamatan Indralaya Utara, di Masjid Al-Syaadah,
Minggu (19/1).
Menurut dia, segala keluhan demi keluhan masyarakat akan ditampungnya dan
disampaikan pada pimpinan. ”Jika perlu nanti akan kita pertemukan dengan
pimpinan usai pimpinan merayakan Cap Gome,” imbuhnya.
Pernyataan ini langsung dimentahkan warga, karena warga menilai pihak SPF
hanya umbar janji. ”Dari pertemuan demi pertemuan sejak dua tahun lalu hanya
inilah omongan kamu (pihak SPF), jadi kami sudah jenuh dan minta solusi yang
kongkret,” ujar Yusuf yang diiyakan seluruh warga dalam pertemuan tersebut.
Dibeberkannya juga, dua tahun lalu pihaknya merasa dibodoh-bodohi pihak
SPF, di mana dulu pihak SPF bersama tim Lingkungan Hidup Dinas Pertambangan
Pemkab OI turun ke lapangan meninjau langsung, namun kondisi mesin pihak SPF
mati.
”Memangnya kami ini anak kecil bisa dibodoh-bodohi, memeriksa dalam keadaan
mesin produksi SPF sedang mati. Jadi, kami minta di tempat kami hidup ini tidak
ada debu dan baunya lagi, bagaimana caranya, kami hampir setiap hari
menghisapnya,” harap dia.
Harapan saya juga disampaikan Pak Agus dan warga lainnya. Menurut dia,
pihaknya tidak meminta SPF tutup, melainkan hanya meminta lingkungannya tanpa
debu dan bau. ”Intinya kami minta lingkungan kami tidak dicemari lagi,”
tuturnya.
Pantauan Irdess Sumsel,
mendengar keluhan demi keluhan warga ini, pihak perwakilan PT SPF ini terlihat
linglung dan bingung, bagaimana caranya memenuhi permintaan demi permintaan
warga. Terlihat jelas, butiran-butiran debu hasil pengolahan kayu SPF
beterbangan dalam sepekan ini yang mengotori rumah dan mobil warga. Bahkan
warga mengaku dalam sehari hampir tiap jam membersihkan kotoran debu yang
menempel di rumah, mobil dan teras rumah warga.
Bahkan, bau busuk sangat menyengat di lingkungan warga dan sangat
menyesakkan dada menghirupnya. Untuk itu, warga sangat berharap besar pihak SPF
bisa menyelesaikan permasalahan ini.
Menyikapi permasalahan ini, Pemkab OI terkesan tutup mata, dan ada main
dengan pihak PT SPF, karena pihak Pemkab dinilai tidak turun dalam permasalahan
ini. Kepala Dinas Pertambangan, Energi, dan Lingkungan Hidup Taher Ritonga,
terkait masalah ini belum bisa dikonfirmasi, ponselnya aktif namun tak kunjung
diangkat. SMS pun tak dibalas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar