IRDESS, INDRALAYA, OI – Hingga
saat ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ogan Ilir (OI) maupun dan pihak yang
melakukan perusakan terhadap jembatan di Desa Ulak Aur Standing, Kecamatan
Pemulutan Selatan, Kabupaten OI belum juga ada upaya perbaikan.
Lantaran jembatan itu sebagai jalur alternatif penghubung Desa Cahya Marga
menuju Desa Ulak Aur Standing, untuk sementara waktu, warga terpaksa membuat
jembatan darurat, dengan cara menyusun bambu agar bisa dilalui pejalan kaki.
”Kalau menunggu diperbaiki pemerintah kapan. Karena itu kami berinisiatif
membangun jembatan darurat secara gotong royong, supaya bisa dilalui pejalan
kaki,” ujar Madon, warga setempat.
Menurutnya, dengan dibangunnya jembatan darurat ini, paling tidak warga
tidak perlu merogoh kocek untuk memberi jasa perahu untuk menyeberang.
”Sejak jembatan putus, kami harus mengeluarkan uang lima ribu pulang pergi.
Tapi, alhamdulillah, dengan adanya jembatan darurat ini, uang lima ribu bisa
kita buang,” tuturnya.
Pantauan Irdess Sumsel, jembatan darurat yang dibangun warga ini adalah
dari bambu, hanya bisa dilalui pejalan kaki. ”Namanya juga sementara, sepeda
motor tidak bisa melaluinya, apalagi kendaraan roda empat,” tegasnya.
Muslim, warga lain menambahkan, sudah hampir satu bulan ini jembatan belum
diperbaiki. Warga bergotong royong buat jembatan bambu, tujuannya khusus bagi
pejalan kaki dan pengendara sepeda terutama anak sekolah dapat cepat melintas
agar tidak terlambat ke sekolah.
”Soalnya kalau memutar jaraknya jauh empat kilometer. Saat melintas kami
harus ekstra hati-hati agar tidak terpeleset. Kami memohon kepada pemerintah
agar segera memberikan perhatian supaya dapat segera diperbaiki,” paparnya.
Dirinya juga sangat kesal dengan ulah sopir truk dan oknum Kades yang
menyuruh sopir melintas di jembatan tersebut. ”Sudah tau jembatan dari besi tua
kok dipaksa melintas disitu, itu sangat bodoh akibatnya begini semua susah,
anak-anak banyak telat sekolah,” katanya.
Rasa kesal juga diluapkan Yon (30) pengemudi truk pengangkut 20 ton hasil
dedak padi di Desa Cahya Marga, yang mengatakan, sejak semalam (malam kemarin,
red) hingga pagi ini terpaksa harus bermalam di jalur tersebut dikarenakan
truknya tidak bisa melalui satu-satunya jalur alternatif penghubung Desa Cahya
Marga menuju Desa Ulak Aur Standing.
”Sebanyak 20 ton, dedak padi ini rencananya akan dibawa ke Jakabaring, dari
Desa Cahya Marga kemudian melewati Desa Ulak Aur Standing hingga tembus ke
Pemulutan. Jembatannya tidak bisa dilewati terpaksa memutar,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas PU Bina Marga OI, H Muhsin Abdullah mengatakan,
akan segera memperbaiki jembatan tersebut. Alat berat dan truk itu akan
ditarik, kemudian perbaikan jembatan dilakukan dibagian tengah senilai Rp500
juta. Namun jika hendak membuat jembatan baru dibutuhkan dana sekitar Rp2
miliar.
”Kemungkinan Februari bisa kembali lancar transportasinya, pemilik alat
berat sudah kita koordinasikan agar bertanggung jawab. Yang jelas kita proses
perbaikan,” singkatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar