Kamis, 22 Agustus 2013

OKNUM WARGA DIDUGA MEMINTA JATAH


IRDESS, INDRALAYA, OI – Pada hari Senin (19/8) malam puluhan warga diduga meminta "jatah" kepada truk batubara yang melintas di Jalan Lintas Tengah (Jalinteng) Prabumulih-Indralaya. Warga yang mengatasnamakan dari beberapa desa di sepanjang jalan tersebut, memblokir truk batubara yang tengah melintas.
Informasi yang dihimpun, warga yang berjumlah sekitar puluhan itu menghadang laju truk batubara yang hendak menuju Palembang bertempat di Desa Lorok Kecamatan Indralaya Utara Ogan Ilir. Mereka membentangkan spanduk berukuran sedang dengan isi surat keputusan (SK) Gubernur Sumsel mengenai larangan melintas bagi truk batubara, lengkap dengan Pergubnya.
Ratusan truk batubara yang melintas dari Muara Enim menuju Palembang, dihadang puluhan warga tersebut. Warga menyuruh sopir truk batubara untuk putar balik. Namun, truk batubara tidak kembali melainkan memarkirkan kendaraannya di sepanjang pinggir Jalinteng tersebut.
Pemblokiran melintas bagi truk batubara itu sendiri mulai dari pukul 20.00 hingga 23.00. Setelah itu, truk batubara diperbolehkan melintas kembali.
Informasi dari seorang warga, hal itu dilakukan untuk mencari keuntungan semata. Pasalnya, penggerak dari utusan warga sepanjang desa tersebut, bukanlah warga setempat melainkan oknum warga dan LSM yang berasal dari Prabumulih dan Muara Enim.
"Mereka itu, blokir truk batubara disini. Setelah diblokir, perwakilan truk batubara itu menemui mereka. Nah, dari situlah keduanya tawar menawar harga. Setelah deal, barulah truk batubara boleh melintas kembali," ujar seorang warga desa Lorok, yang enggan disebutkan namanya.
Informasi berbeda juga tersiar, beberapa desa yang menjadi perlintasan truk batubara seperti Kelurahan Timbangan, Desa Tanjung Pering, Desa Parit, Desa Payakabung, Desa Lorok, Desa Bakung dan lainnya, juga diduga meminta "jatah". Sebab, beberapa desa lainnya di Prabumulih dan Muara Enim, juga mendapat "jatah".
Ketua Karang Taruna Kecamatan Indralaya Utara, Yahya mengatakan, dugaan keterlibatan warga meminta jatah dengan memblokir truk batubara melintas di tempat tersebut tidaklah benar. Ia beranggapan, aksi yang dilakukan puluhan warga itu, tidak ada keterlibatan dengan Karang Taruna.
"Kabarnya, itu gabungan dari warga desa sepanjang Jalinsum mulai dari Kelurahan Timbangan sampai ke Lorok. Kalau Karang Tarunanya sebagai penggeraknya, tidak benar," katanya.
Sementara itu, Kades Lorok Muhaimin mengaku tidak mengetahui adanya aksi yang dilakukan warga memblokir truk batubara yang tengah melintas Jalinteng desa tersebut. Hingga saat ini, pihaknya juga belum mendapatkan laporan baik dari warga maupun perangkatnya.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar