IRDESS, INDRALAYA, OI – Dari 298.628
warga yang terdata di daftar pemilih tetap (DPT) di Kabupaten Ogan Ilir (OI)
ada 60.780 orang tidak menggunakan hak pilih pada pemilihan legislatif (pileg)
9 April lalu. Itu berarti, tingkat partisipasi di kabupaten ini mencapai 79,7
persen dan golputnya 20,3 persen.
Berdasarkan penelusuran Irdess Sumsel, Selasa (29/4), ada beberapa alasan dikemukakan warga yang tidak
menggunakan hak suara. Alasan itu mulai dari tidak berada di tempat saat pileg,
sibuk, sakit, pindah domisili, meninggal dunia, hingga sengaja tidak memilih.
Seperti dituturkan Bari, warga Sakatiga, yang mengaku sengaja tidak
mencoblos karena banyak pekerjaan. ”Saat itu saya sibuk jadi tidak sempat
memilih. Nantilah kalau pilpres disempatkan nyoblos.
Lagipula calegnya banyak tidak dikenal jadi malas,” ujarnya.
Lain lagi alasan disampaikan Yanto, warga Rantau Panjang. Dia mengaku
tengah berada di Lampung saat hari pencoblosan. ”Saya jual kemplang ke Lampung,
jadi terpaksa tidak nyoblos. Inginnya
memeriahkan pileg tapi waktu tidak mengizinkan, ya golput dululah,” tuturnya.
Sementara itu, Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Ogan Ilir Divisi
Sosialisasi Amrah Muslimin, ST, mengatakan, untuk pileg, jumlah DPT sebanyak
298.628 orang, total pengguna hak suara sebanyak 237.848 orang. Dari mereka yang
menyalurkan suara, suara sah sebanyak 187.856 orang, suara tidak sah 49.992.
”Ya banyak alasan seperti warga tengah merantau, sakit, meninggal, nomaden,
atau memang sengaja tidak menggunakan hak pilih. Sebenarnya tidak ada alasan
untuk tidak bisa memilih asal mau saja, seperti kemudahan menggunakan KTP
dengan meminta A5 jika tidak berada di TPS tempat tinggal. Kalau sakit bahkan
meninggal yang memang tidak bisa,” ujarnya.
Namun ia memastikan, guna menekan angka golput, pihaknya sudah melakukan
sosialisasi semaksimal mungkin. ”Spanduk, woro-woro di media massa, iklan,
mendatangi sekolah, pasar, desa, kecamatan, sebagainya sudah kita upayakan,”
katanya.
Sementara itu, Anggota KPU Ogan Ilir Bidang Hukum Amrah Muslimin, SE, MSi
menambahkan untuk pileg tahun ini partisipasi mencapai 79,7 persen, jauh lebih
baik dibandingkan pemilu di Amerika yang hanya 60 persen.
Menurut Amrah, tingginya minat warga menggunakan hak pilih juga tak lepas
dari peran caleg sendiri ditambah adanya faktor kekeluargaan pemilih dengan
caleg. ”Bayangkan kita punya caleg 423 orang, pasti cukup berpengaruh membuat
warga menggunakan hak pilihnya, kesadaran warga sendiri dan terutama peranan
penyelenggara pemilu,” tukasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar