IRDESS, INDRALAYA, OI – Harga cabai
di Kabupaten Ogan Ilir (OI) mendadak ini. Tak tanggung-tanggung, harga cabai
merah panjang, dan cabai hijau pendek mencapai Rp60 ribu per kilogramnya. Kenaikan
ini terjadi di Pasar tradisional Indralaya.
Hal ini dikeluhkan, salah satu ibu rumah tangga di Indralaya, Mala. Diungkapkannya,
dirinya merasa terkejut dengan kenaikan harga cabai panjang merah dan cabai
pendek hijau ini.
”Minggu lalu aku beli harganya hanya Rp35 ribu, tadi pagi (kemarin, red) sudah
naik dua kali lipat jadi Rp60 ribu,” ujar Mala saat ditemui Irdess Sumsel, di Pasar Indralaya,
kemarin (16/2).
Disinggung penyebabnya, Mala mengaku tidak tahu menahu. Dengan keadaan ini,
dirinya terpaksa akan menaikkan harga jual pempek yang dijualnya di warung
dekat Pasar Indralaya.
”Kata penjualnya, kenaikkan memang terjadi dimana tempat mereka mengambil
di Pasar Jakabaring Palembang,” tutur ibu dua anak ini seraya mengaku, sering
beli banyak cabai untuk stok dihari berikutnya.
”Biasanya aku beli banyak, kan seminggu sekali juga belinya, dengan keadaan
harga cabai naik ini, aku kurangi pembeliannya, kalau-kalau saja satu atau dua
hari ini ada penurunan,” ungkapnya.
Hal senada juga diakui, Dewi salah satu ibu rumah tangga lainnya yang
tinggal di Komplek Taman Gading. Diungkapkannya, harga cabai saat ini sudah
naik 100 persen dari harga sebelumnya yang hanya Rp35 ribu perkilogramnya.
”Memang ada kenaikan. Tadi pagi aku beli ditukang sayur keliling, yang
sering mengambil barang di Pasar Jakabaring, harganya Rp60 ribu perkilogramnya
saat ini,” ujarnya.
Dirinya juga mengaku terkejut dengan keadaan kenaikan ini, wacananya
dirinya akan beli jadi tidak tahu. ”Aku memilih beli sambal jadi di toko. Tidak
repot lagi mau menguleknya, dan harganya masih bisa terjangkau untuk sekali
masak,” imbuhnya.
Terpisah, salah seorang penjual sayur-mayur di Pasar Indralaya, Ana mengaku,
dirinya tidak tahu persis dengan kenaikan harga cabai ini. ”Kita hanya menuruti
tempat kita ngambil, tempat kita ngambil naik, ya kita naikan juga,” katanya.
Disinggung, adakah keterkaitannya dengan meletusnya gunung kelud beberapa
waktu yang lalu, yang membuat banyak petani pulau Jawa merugi akibat
butiran-butiran debu yang cukup panas, Ana masih mengatakan tidak mengerti. ”Mungkin
juga ya, tapi yang jelas saya tidak tahu penyebab pastinya,” tukasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar