IRDESS, KAYUAGUNG, OKI – Guna
mengantisipasi datangnya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan
nyamuk Aedes Aygepty, maka Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten OKI mulai
melakukan fogging massal di beberapa titik dalam Kecamatan Kota Kayuagung.
Plh Kepala Dinkes OKI, HM Lubis SKM mengatakan, pihaknya mulai melakukan
fogging karena pengalaman tahun-tahun sebelumnya pada Februari dan Maret,
Kecamatan Kayuagung menjadi daerah endemic DBD.
“Tapi untuk tahun ini hingga sekarang belum ada kasus DBD, begitu juga di
kecamatan lainnya selain Kota Kayuagung belum ada laporan dari sejumlah
Puskesmas yang ada di OKI,” ujar Lubis, kemarin (21/2).
Dikatakannya, nihilnya penyakit DBD, selain karena di daerah OKI sudah
jarang turun hujan, juga pada 2013 dan 2012 lalu Dinkes terus gencar dan hampir
setiap minggu melakukan fogging, serta menyebarkan bubuk abate ke setiap
kecamatan terutama kecamatan yang menjadi fogging.
Berkat sering dilakukan fogging secara terus menerus, membuat jentik-jentik
nyamuk DBD mati atau tidak bisa berkembang biak. Meskipun belum ada kasus, tapi
pihaknya terus menerus monitor dan melakukan penanggulangan agar penyakit
tersebut tidak menyerang warga.
“Kita kemarin sudah mulai penyemprotan (fogging) dilakukan di beberapa
titik seperti di dalam Kota Kayuagung di 11 Kelurahan dan desa, serta wilayah
lain yang masyarakatnya rawan terserang DBD. Kita juga meminta kepada warga
agar menjaga kebersihan kawasan perumahan masing-masing untuk mencegah
berkembangnya nyamuk,” bebernya.
Untuk mencegah dan menghindari menyebarnya penyakit tersebut masyarakat
harus membiasakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dengan selalu menjaga
kebersihan lingkungan.
“Untuk mengatasi dan mencegah terjadinya kasus DBD di masyarakat, minimal
harus dimulai dengan kebersihan lingkungan sendiri,” terangnya.
Sementara Direktur RSUD Kayuagung, dr H Fikram menyebutkan, sejak awal 2014
dan hingga saat ini belum ada satunya penderita DBD yang dirawat di RSUD.
“Mungkin karena tahun lalu Dinkes OKI sangat gencar melakukan fogging dan
menyebarkan obat abate ke beberapa wilayah yang menjadi endemic. Dengan
seringnya difogging membuat jentik-jentik nyamuk menjadi mati,” ujar dr Fikram
kepada Irdess Sumsel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar