Kamis, 05 Desember 2013

70 PERSEN KENA MALARIA


IRDESS, INDRALAYA, OI – Untuk sementara waktu Dinas Kesehatan (Dinkes) Ogan Ilir (OI) menyimpulkan, 36 mahasiswa Fakultas Ilmu Kelautan Universitas Sriwjaya (Unsri) yang sebelumnya diduga mengidap penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), dan satu meninggal dunia, dinyatakan 70 persen diserang penyakit Malaria.
Hal ini diungkapkan langsung Kepala Dinkes Kabupaten OI, H Kosasi melalui Kepala Bidang (Kabid) Pemberantasan Penyakit, dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Kabupaten OI Hendra Kudeta.
Menurut Hendra, dari hasil sementara yang mereka terima di klinik Unsri menyatakan 36 mahasiswa yang diduga terjangkit DBD, dan satu diantaranya meninggal dunia, semuanya dikategorikan terserang Malaria.
“Penyakit ini bukan datang dari tempat kita (OI) melainkan mereka dapat saat mengikuti kegiatan kampus di Lampung. Itu juga bukan DBD, melainkan penyakit 70 persen Malaria,” ujarnya ditemui Irdess Sumsel, Rabu (4/12).
Langka selanjutnya kata Hendra, pihaknya juga sudah menerjunkan tim untuk mengecek hasil pemeriksaan laboratorium di masing-masing rumah sakit tempat mahasiswa dirawat. “Kemungkinan hasil lab ini baru bisa diketahui Senin (9/12) nanti. Ya, jadi Senin nanti hasil 100 persen penyakit apa yang mereka idap akan kita umumkan,” terang pria berkacamata ini.
Terpisah, Rahmat Adi Filipus yang turut ikut dalam kegiatan kampus tersebut mengatakan, bahwa sebanyak lebih dari 50 orang mahasiswa angkatan 2009, 2010, 2011 dua pekan lalu mengikuti praktikum perairan di laut yaitu Pulau Pahawang, Lampung, 9-13 November. “Setelah itu dua minggu kemudian akhirnya banyak mahasiswa yang sakit bahkan ada yang meninggal,” ujarnya.
Selain itu imbuh Rahmat, banyak juga teman-temannya menderita penyakit yang sama. Banyak dirujuk ke rumah sakit besar di Palembang. “Kita juga masih bingung sakitnya itu darimana apakah dari praktikum lapangan atau lingkungan kampus dan kos, tapi yang heran kok hanya anak Prodi Ilmu Kelautan yang sakit,” tuturnya.
Sementara itu mahasiswa semester 7 bernama A Restu Pranana asal Bengkulu Selatan menambahkan, dari 35 siswa tersebut yang masih dirawat di RS adalah Ardi Wiranata Tarigan semester 7 dirawat di RS Myria, Mikael Arafenta Ginting di RS RK Charitas, Anita Puspita Dewi di RSMH, Dwiwana di RS Muhammadiyah, Ali di RSUD Sekayu, Rechi komplikasi DBD, Kuning, Malaria dirawat di RSUD Lampung.
“Kalau dosen lumayanlah perhatiannya, membawakan makanan, mengantarkan ke Rumah Sakit, bahkan mengurusi asuransi Bumiputera, Cuma belum diklaim soalnya itukan asuransi kecelakaan. Dosen standbye respeklah. Kita juga khawatir dengan kondisi ini bahkan sampai ke klinik cek darah,” paparnya.
Ketua Jurusan Prodi Ilmu Kelautan Unsri, Heron Subakti mengaku prihatin dengan peristiwa tersebut bahkan pihaknya sudah meminta bantuan kepada Dinkes OI. “Ke-35 mahasiswa sudah di RS sisanya pulang berobat jalan, kita sangat terpukul apalagi sampai mahasiswa yang juga asisten dosen sampai meninggal yaitu Candra Sitohang (23). Jenazahnya sudah dikirimkan Jum’at (29/11) lalu menggunakan pesawat, semua biayanya RS ditanggung Unsri,” paparnya.
“Untuk meminimalisir korban 120 mahasiswa Kelautan kita wajibkan cek darah, tujuannya agar cepat dapat diobati penyakitnya. Kita juga masih belum menerima keterangan dokter apakah malaria, dbd atau typus,” sambungnya.
Diberitakan sebelumnya, sedikitnya 36 orang Mahasiswa Fakultas Ilmu Kelautan, Universitas Sriwijaya (Unsri) Indralaya diduga kuat terjangkit penyakit demam berdarah dengue (DBD). Bahkan seorang diantaranya meninggal dunia, dan sudah diterbangkan ke tanah kelahirannya di Medan, Sumatera Utara (Sumut).
Ke-36 mahasiswa tersebut dari berbagai semester, mulai dari semester III, V, VII, hingga semester IX, satu yang meninggal dari semester IX bernama Candra Sitohang (23), warga Medan ngekos di Perumahan Persada.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar