IRDESS, INDRALAYA, OI – Proses
penerimanaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Daerah di lingkungan Pemerintah
Kabupaten (Pemkab) Ogan Ilir (OI) kini mulai dibayangi isu suap. Patokan harga
yang ditetapkan pun tak tanggung-tanggung, antara lain untuk honorer yang
diangkat CPNS Rp 60 juta, lulusan D3 mencapai Rp 175 juta. Sementara untuk
lulusan S1 harus merogoh kocek sebesar Rp 200 juta. Olala???
Akibat isu yang dihembuskan tersebut, masyarakat Bumi Caram Seguguk mulai
resah dan meminta kepada pemerintah pusat baik Menteri Pemberdayaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB), BKD Pusat dan BKD OI untuk lebih
selektif, jujur dan transparan dalam proses penerimaan CPNSD OI tahun ini.
Informasi yang dihimpun Irdess Sumsel, sudah menjadi rahasia umum kalau setiap proses penerimaan CPNSD
maupun pengangkatan honorer ke CPNS selalu dibayangi isu suap. Biasanya oknum
yang tidak bertanggungjawab telah terkoordinir dengan baik untuk mencari target
pelamar yang mau menyerahkan sejumlah uang dengan kompensasi lulus dalam proses
penerimaan CPNSD nanti.
Isu berkembang di lapangan, setiap CPNS yang ingin lulus dan diterima
menjadi CPNS OI harus menyetorkan uangnya bervariasi. Untuk honorer yang ingin
lolos menjadi CPNS setidaknya harus mengeluarkan uang Rp 60 juta, sedangkan
lulusan D3 sekitar Rp 175 juta, dan lulusan S1 mencapai Rp 200 juta.
Lebih parah lagi, jika calon pelamar CPNS berani mengeluarkan uang di atas
harga tertinggi, maka tidak menutup kemungkinan akan ada pergeseran yang
dilakukan oleh oknum tertentu untuk memasukkan orang yang dikehendaki atas
intervensi orang lain dengan imbalan sejumlah uang.
”Mana ada uang sebesar itu, Pak. Darimana kami harus mengeluarkannya. Yang mengisi
formasi itu kan sudah ada jatah semua, baik dari keluarga dan kerabat pejabat
hingga mereka yang memiliki modal serta relasi. Memang sudah menjadi rahasia
umum kalau formasi yang ditetapkan pemerintah sudah sejak awal disetting. Biasanya
setiap penerimaan CPNS ini ada kongkalingkong antara BKD daerah dengan Menpan
RB, BKD Pusat maupun pihak balitek Universitas Indonesia,” tutur Acek, warga Indralaya
Selatan.
Dia mengaku sudah tiga kali mengikuti penerimaan CPNS baik di OI maupun
daerah lain di Sumsel. Namun hasilnya tak kunjung memuaskan. Daripada buang-buang
tenaga dan waktu saja mendingan mengalihkan pekerjaan lain yang lebih
prospektif.
Dia menambahkan kondisi zaman sekarang ini tidak ada uang maka tidak akan
bisa berbuat apa-apa. Apalagi untuk masuk penerimaan CPNS harus mengeluarkan
uang yang tidak sedikit.
Senada Salman, warga Indralaya menuturkan, bukan rahasia umum lagi, mau
jadi CPNS OI harus menyiapkan dana wah. ”Kalau saya tidak mau nian ikut CPNS di
OI ini, lebih baik saya ikut di Bangka, Lampung atau yang jauh-jauhlah, kita
puas hati,” tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar