IRDESS, INDRALAYA, OI –
Menyusul insiden gagalnya keberangkatan ratusan calon haji (Calhaj) yang
menggunakan PT Karibin Nur Travel (KNT) hingga dua tahun berturut-turut. Kantor
Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten OI menegaskan PT KNT belum mengantongi
izin alias illegal.
Kepala Seksi (Kasi) Haji Kantor Kemenag OI, Edy Prasetya mengatakan, hingga
saat ini pihaknya belum mengantongi izin resmi dari PT KNT tentang kuantitas
Calhaj yang berangkat ke tanah suci. Bahkan permasalahan itu sudah berlangsung
sejak beberapa tahun lalu.
”Tidak ada konfirmasi ke kami, sehingga jelas PT KNT tidak memiliki izin.
Jangankan di-blacklist, izin saja tidak mengajukan. Secara otomatis penyedia
jasa itu illegal,” kata Edy kepada Irdess Sumsel, Rabu (16/10).
Ady menuturkan, tidak ada sanksi yang mengikat dari pihak Kemenag, hanya
saja masyarakat perlu berhati-hati. ”Saya minta khususnya kepada warga untuk
lebih berhati-hati dalam mencari penyedia ibadah haji. Diupayakan mencari
penyedia jasa yang benar-benar terdaftar di Kemenag,” tukasnya.
Terpisah, PT KNT OI membantah keras kalau layanan jasa haji plus dan umroh
yang dijalankannya illegal. Sebab, sejak PT KNT OI berdiri sejak 2009 lalu
telah mengantongi izin resmi dari Kemenag Pusat maupun payung hukum akta
notaris Nomor 27/2012, Menkumham Nomor AHU 05759. AH.01.01.2012 dan izin
Pariwisata Nomor 330/2012.
”Legal atau illegal itu kan merupakan versinya Kemenag. Sejak berdiri kami
telah mengantongi beberapa izin. Sebab KNT merupakan konsorsium yang berinduk
ke Albis Jakarta yang telah memiliki izin resmi haji dan umroh,” ujar Humas PT
KNT OI, Ferry Heryadi di Indralaya, Rabu (16/10).
Sebagai bukti bahwa layanan jasa yang dikelolanya itu legal yakni, sambung
dia, pada tahun 2009 lalu pihaknya PT KNT memberangkatkan sebanyak 5 orang
calon haji (Calhaj). Kemudian pada tahun 2010 juga memberangkatkan 85 orang dan
2011 memberangkatkan 350 orang.
Dia menjelaskan bahwa keberangkatan Calhaj tersebut merupakan kewenangan
penuh Kedutaan Arab Saudi di Indonesia sebagai perpanjangan tangan Kerajaan
Arab Saudi. Sementara PT KNT hanya mengajukan saja.
”Selama dua tahun, ratusan Calhaj gagal berangkat sebenarnya ada beberapa
indikator yakni adanya pengurangan kuota dari Kerajaan Arab Saudi sebagai
akibat dari adanya perbaikan di Masjidil Haram. Kami sudah berupaya semaksimal
mungkin (melobi), tapi apa daya, visa non kuota tidak dikeluarkan,” tuturnya.
Keberangkatan Calhaj melalui jalur non kuota itu langsung ke Kerajaan Arab
Saudi dan tidak melalui Kemenag (jalur kuota). Sebab ada jatah untuk seluruh
dunia dan diurus resmi oleh pemerintahan Arab Saudi melalui maktab atau
pemondokan khusus ataupun yayasan.
”Saya tegaskan di sini bahwa Calhaj ini berangkat melalui jalur non kuota,
bukan kuota. Dampak pengurangan kuota 20% juga dirasakan travel-travel yang
langsung berhubungan dengan Kedutaan Arab Saudi,” bebernya.
Kendatipun demikian, masih kata dia, pihaknya sudah berulang kali
menjelaskan kepada ratusan Calhaj mengenai permasalahan ini. Bahkan para Calhaj
paham, ikhlas dan menerima musibah tersebut. ”Kami tidak bisa memaksakan
kehendak, bagi Calhaj yang ingin uangnya dikembalikan, kami siap
mengembalikannya 100%. Kami masih berikan waktu bagi Calhaj untuk berpikir
apakah uang akan dikembalikan atau kerap kukuh bertahan berangkat melalui
pengelola jasa KNT tahun depan. Kalau ingin uangnya kembali, kami minta waktu
20 hari setelah pengumuman diberitahukan,” jelasnya.
Khusus untuk tahun ini, lanjut dia, setidaknya ada 252 Calhaj, termasuk 8
petugas Calhaj yang siap diberangkatkan pada 8 Oktober lalu. Ratusan Calhaj
tersebut didominasi berasal dari Ogan Komering Ilir (OKI) disusul kabupaten
lain di Sumatera Selatan (Sumsel) seperti Palembang, OI, Ogan Komering Ulu
(OKU) dan lainnya.
”Total Calhaj yang siap berangkat memang benar ada 244 plus 8 petugas
sehingga total Calhaj mencapai 252 orang. Asumsinya tahun 2013 ini ada 70
Calhaj yang mendaftar, sisanya sekitar 174 orang merupakan Calhaj tahun 2012
lalu,” ucap Ferry.
Disinggung apakah tahun depan (2014) akan membuka kembali pendaftaran
Calhaj, imbuh Ferry, pihaknya tetap akan membuka pendaftaran Calhaj. Bahkan
pihaknya sangat optimis di tahun depan kejadian serupa tidak terulang lagi.
”Insya Allah tahun depan tidak terulang lagi. Kami akan berupaya semaksimal
mungkin (melobi) guna memperjuangkan keberangkatan ratusan Calhaj,” tegasnya.
Diketahui, sekitar 250 Calhaj asal Sumsel gagal berangkat ke tanah suci
lantaran tidak mengantongi visa haji dari Arab Saudi. Kejadian itu sudah
terjadi dua tahun terakhir. Namun masyarakat tetap memberikan kepercayaan
kepada PT KNT untuk mengurusi masalah keberangkatan haji.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar