IRDESS, KAYUAGUNG, OKI – Kabupaten
OKI merupakan salah satu daerah endemis penyakit kaki gajah atau filariasis. Hal
ini sesuai hasil survey yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes)
RI.
Dengan demikian, Kabupaten OKI menjadi salah satu daerah sasaran pengobatan
massal dari program United States Agency for International Development (USAID)
sejak 2013 hingga 2017 mendatang.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) OKI, dr Mgs HM Hakim Mkes didampingi Kasi
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, Ubaidillah mengatakan, hasil survey yang
dilakukan Kemenkes, OKI masuk dalam daftar endemis kaki gajah dari 300 lebih
daerah di Indonesia.
”Oleh sebab itu, kita sebagai pemerintah daerah akan melakukan langkah-langkah
untuk melakukan pencegahan dan pengobatan,” ujar Hakim kepada Irdess Sumsel, kemarin (20/9).
Dikatakannya, dari hasil survey Kemenkes bahwa hampir di beberapa Kecamatan
yang ada di OKI termasuk endemis filariasis. Terutama wilayah yang berada di
lingkungan sungai atau rawa-rawa, seperti di Sirah Pulau Padang, Jejawi,
Pampangan, Tanjung Lubuk dan beberapa kecamatan lainnya.
”Salah satunya di Desa Jambu Ilir, Kecamatan Tanjung Lubuk. Dari hasil
pemeriksaan darah jari terhadap 342 orang, ditemukan tujuh orang positif
mikrofilaria dari jenis Brugia Malayi dengan Mf rate 2,05 persen,” urainya.
Saat ini, kata Hakim, pihaknya dibantu USAID yang merupakan organisasi
kesehatan di bawah World Health Organization (WHO) akan melakukan pengobatan
massal terhadap penderita kaki gajah.
”Program pengobatan massal itu dilakukan selama lima tahun, dimulai dari
tahun 2013 sampai tahun 2017 nanti,” bebernya.
Menurutnya, pengobatan dilakukan dengan cara memberikan obat kepada orang
yang positif terinfeksi filariasis. Targetnya, obat itu memang betul-betul
dikonsumsi oleh 80 persen penderita.
”Jika konsumsi obat tercapai 80 persen, maka program tersebut dianggap
berhasil. Tapi, jika dari hasil survey ternyata hanya tercapai 60 persen, maka
program itu dianggap belum berhasil,” jelasnya.
Ditambahkannya, target tersebut merupakan target setiap tahun dari tahun
pertama hingga tahun kelima. Pada 2013 ini merupakan tahun pertama dan setiap
tahunnya pemberian obat itu akan di survey, sehingga obat benar-benar dikonsumsi
oleh warga yang positif terinfeksi filariasis dan diharapkan dari program
pengobatan massal ini dapat menekan angka penderita kaki gajah di OKI.
”Seperti kita ketahui, darah yang terinfeksi dan mengandung larva dan akan
ditularkan ke orang lain saat nyamuk yang terinfeksi menggigit atau menghisap
darah orang tersebut. Cara hal inilah filariasis dapat menular dengan sangat
cepat,” terangnya.
Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan
pengobatan, dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan
alat kelamin baik laki-laki maupun perempuan.
Penyakit kaki gajah bukanlah penyakit yang mematikan, namun bagi
penderitanya ini merupakan sesuatu yang dirasakan memalukan dan dapat
mengganggu aktivitas sehari-hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar