INDRALAYA. PE – Berdasarkan
hasil pemeriksaan Dinas Kesehatan (Dinkes) OKI, sebanyak 63,68 persen atau
lebih dari setengah jumlah Jamaah Calon Haji (JCH) OKI beresiko tinggi (Risti)
dari total 201 JCH.
Sesuai data tercatat sebanyak 128 JCH diketahui beresiko tinggi. Hal ini
sesuai dengan hasil pemeriksaan ditujuh Puskesmas yang ditunjuk untuk memeriksa
kesehatan JCH OKI.
Kepala Dinkes OKI, dr H Mgs Hakim, melalui Kepala Seksi (Kasi) Pengamatan
dan Pencegahan Penyakit, Rustam menuturkan, berdasarkan hasil pemeriksaan
medis, sebanyak 128 JCH atau 63,68 persen yang beresiko tinggi.
”Jika dibandingan dengan jumlah JCH yang akan berangkat ke tanah suci, maka
lebih dari setengah jumlah JCH kita beresiko tinggi, oleh sebab itu mereka
dirujuk ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan lebih khusus,” tukasnya.
Menurutnya, para jemaah yang beresiko tinggi itu bukan berarti mereka tidak
bisa berangkat ke tanah suci, tetapi mereka akan menjalani pemeriksaan medis
secara khusus terlebih dahulu.
”Mereka tetap akan berangkat, tetapi mereka akan mendapatkan pengawasan
lebih intens, untuk menghindari jangan sampai terjadi apa-apa saat beribadah
haji nanti,” bebernya.
Para JCH yang beresiko tinggi ini, kata Rustam, selain usia yang sudah
masuk usia lanjut banyak penyakit yang sudah diderita sejak awal, seperti
tekanan darah dan gula yang tinggi, rematik dan sebagainya yang bisa kambuh
sewaktu-waktu.
Kemudian kondisi peralihan cuaca antara di Indonesia dengan di Tanah Suci
bisa mengakibatkan penyakit tersebut kambuh setiap saat.
”Karena itulah, mereka perlu mendapatkan pengawasan dan perhatian khusus
dari tim medis dan panitia yang ikut dalam rombongan JCH,” terangnya.
Ditambahkannya, jika tidak dilakukan pengawasan intensif dari tim medis,
maka akan dapat mengganggu JCH yang bersangkutan untuk melaksanakan ibadah
haji. Biasanya, karena terlalu bersemangat untuk mengikuti ibadah haji, sampai
akhirnya mengabaikan kondisi kesehatan.
”Disinilah letak pentingnya keberadaan tim medis yang harus memberikan
arahan dan imbauan kepada JCH risti ini, agar kondisi kesehatannya tetap
terjaga,” terangnya.
Sementara Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) OKI, Ishak Putih,
melalui Kasi Haji dan Umrah, Asmuni mengatakan, sebelum diberangkatkan menuju
tanah suci Mekkah, para JCH OKI selama ini sudah mengikuti program bimbingan
manasik haji.
”Melalui pembinaan manasik haji para jemaah sudah mendapatkan pembekalan
terhadap hal teknis pelaksanaan ibadah haji di Mekkah nanti,” katanya.
Sesuai tanggal keberangkatan, katanya, 201 JCH asal OKI akan dilepas oleh
Bupati OKI, H Ishak Mekki pada 7 Oktober mendatang.
”Para jemaah akan menginap di Asrama Haji Palembang selama satu malam,
kemudian akan berangkat pada 8 September dalam kloter 16, untuk perlengkapan
haji, seperti koper dan yang lainnya sudah kita lengkapi,” terangnya.
Terpisah, dari jumlah 88 JCH asal Kabupaten Banyuasin, dipastikan ada tiga
orang yang mengurungkan niatnya batal berangkat ke tanah suci tahun ini. Hak itu
dikarenakan kondisi kesehatan yang tidak mengizinkan sehingga membawa mereka
harus dirawat di rumah sakit.
Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Banyuasin, A Zainuri melalui Kasubag TU
Kemenag, Salni Fajar MHi mengatakan, berdasarkan keterangan yang diterima,
ketiga JCH yang dimaksud yakni M Zaini, warga Desa Mainan Kecamatan Sembawa
beserta istrinya, Husniati dan Saihun, warga Desa Tanjung Agung, Kecamatan
Banyuasin III. JCH lainnya yang juga gagal menunaikan rukun Islam kelima
tersebut.
”Zainal gagal berangkat karena sakit stroke, sehingga membuat istrinya juga
ikut memutuskan urung berangkat untuk mengurus suaminya yang sedang menderita
sakit,” kata Salni, kemarin (27/9).
Sama halnya juga Saihun, kesehatan yang dialaminya akibat terserang
penyakit kencing manis, sehingga tidak bisa mengontrol buang air kecil. ”Batalnya
Saihun untuk berangkat ke tanah suci, atas permintaan sendiri, dan sudah
disetujui Kemenag Banyuasin,” terang Salni.
Diterangkannya, jika gagalnya ketiga JCH untuk menunaikan ibadah haji
tersebut, sudah disampaikan ke Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Sumsel.
”Tentunya sudah kami laporkan, dan nanti Kanwil yang berwenang menentukan
penggantinya, kita hanya sebatas memberikan data JCH kita yang batal berangkat
tersebut,” sambungnya.
Diterangkannya, jika dikabarkan ada JCH asal Sungsang Banyuasin II yang
meninggal dunia karena komplikasi diabetes dan hypertemia dan dimakamkan di
Mekkah.
”Itu memang warga Banyuasin, tapi dia gabung dengan kloter 2 Palembang,
sementara Banyuasin itu masuk kloter 14. JCH asal Banyuasin saja belum
berangkat,” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar