MESUJI,, OKI – Pembangunan Proyek Desa Kali
Deras-Sumber Deras, Kecamatan Mesuji, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI)
sepanjang 2 kilometer (KM), mulai mendapat kritikan tajam dari masyarakat dan
anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat. Pasalnya, dalam
pengerjaan proyek tersebut, diduga tidak sesuai dengan perencanaan dan
kualitasnya rendah.
Informasi yang dihimpun Koran ini di
lapangan, meskipun baru memasuki tahap permulaan, namun pengerjaan proyek
pengerasan jalan yang dianggarkan sebesar Rp800 juta dari Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah (APBD) 2013 tersebut, sudah menunjukkan indikasi yang kurang
baik, karena tidak ada papan proyek. Hal ini membuat masyarakat dan anggota
dewan mulai merasa geram.
Seperti yang diungkapkan salah seorang
anggota DPRD OKI dari daerah pemilihan (dapil) setempat, Jauhari, kepada Koran
ini, kemarin (22/7). Menurutnya selaku anggota dewan dirinya sangat mengutuk
kontraktor selaku pemegang tender untuk melakukan pengerjaan proyek tersebut.
“Saya mengkritik keras dan mendesak
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Bina Marga (BM) untuk menegur dan menindak
tegas, pihak kontraktor, karena proses pengerjaan proyek tersebut, diduga tidak
sesuai dengan perencanaan,” ungkap Jauhari dari Fraksi Partai Keadilan
Sejahtera (PKS) ini.
Dikatakannya, sebagai anggota Komisi III
dan juga sebagai Panitia Anggaran di DPRD OKI, berdasarkan rapat anggaran di
DPRD OKI sebelumnya, seharusnya proyek tersebut, titik nolnya dimulai dengan
menyambung proyek pengerasan lama, mulai dari Desa Kali Deras hingga menuju
Sumber Deras, namun dalam prakteknya ada sekitar 400-500 meter jalan tersebut
terputus.
“Saya tiap hari pulang pergi melintasi
jalan tersebut, dalam kesepakatan saat pembahasan anggaran di DPRD beberapa
waktu lalu, seharusnya proyek jalan tersebut dimulai dengan menyambung dari
jalan lama di Desa Kali Deras, namun kenyataannya pihak kontraktor memulai dari
tugu perbatasan desa setempat atau bergeser sekitar 400-500 meter dari
perencanaan semula,” ungkapnya.
Jauhari juga menjelaskan, berdasarkan
pantauannya, saat ini pengerjaan proyek tersebut, sudah berjalan sekitar 40
persen, tetapi kwalitas yang telah dikerjakan sangat meragukan, karena
seharusnya pengerasan jalan tersebut dengan menggunakan agregat C, tetapi
justru dikerjakan dengan menggunakan batu biasa atau batu yang lebih besar,
ketebalannya juga tidak sesuai dan banyak mengandung tanah.
“Berdasarkan permintaan masyarakat, saya
mendesak agar Dinas PU BM, segera melakukan peneguran kepada pihak kontraktor
yang mengerjakan proyek tersebut dan segera memasang papan nama. Saya memang
sengaja melakukan kritik ini di tahap awal. Hal ini saya lakukan, agar kualitas
dan proses pembangunannya berjalan dengan baik, karena jika sudah terlanjur dibangun,
kemudian baru dikritik, maka biasanya sulit untuk dilakukan perbaikan, maka
yang rugi masyarakat,” tegasnya.
Jauhari mengaku, pihaknya mengalami
kesulitan menghubungi pihak Dinas PU BM, karena sudah beberapa kali dihubungi,
tetapi satupun belum bisa dikonfirmasi. “Saya telepon 7 pegawai PU BM, namun
satu pun belum ada yang bisa dihubungi,” tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar